يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Rabu, 14 Oktober 2020

MENELADANI MUHAMMAD AL FATIH, KENAPA DILARANG?

Dinas Pendidikan Propinsi Bangka Belitung, 1 Oktober 2020 menerbitkan surat edaran yang mewajibkan siswa SMK/SMA untuk membaca buku Muhammad Al Fatih 1453. Tujuan tugas tersebut untuk melatih kemampuan literasi siswa. Namun ditanggal itu pula surat edaran tersebut dicabut dengan alasan penulis buku tersebut adalah Felix Siauw (www.mediaindonesia.com, 3/10/2020).

Kejernihan berfikir perkara mutlak diperlukan dalam dunia pendidikan. Terlebih pendidikan adalah lembaga yang diamanahi mengajarkan ilmu sekaligus  membentuk kepribadian siswa. Membentuk pribadi yang shahih. 

Shahih dimata Islam adalah pribadi yang -beraqliyah Islam dan bernafsiyah Islam-. Dan untuk tujuan tersebut dibutuhkan sumber belajar yang shahih pula. Jika sumber belajar tersebut berupa literatur bacaan maka haruslah kontennya aman dari pemikiran sekuler, kapitalis, komunis dan pemikiran ajnabi lainnya. 

Buku Muhammad Al Fatih 1453 bisa masuk kategori buku sejarah. Mengisahkan bagaimana Muhammad Al Fatih membuktikan bisyarah Nabi Muhammad SAW. Disuatu hari Nabi Muhammad SAW ditanya oleh sahabat, " Ya Rasul, mana yang lebih dahulu ditakhlukkan kaum muslimin, Konstantinopel atau Romawi?" Nabi menjawab, "Kota Heraklius (Konstantinopel)" (HR. Ahmad, ad Darimi, al Hakim). 

Dalam sabda yang lain, Nabi SAW bersabda, " Sesungguhnya akan dibuka Kota Konstantinopel, sebaik-baik pemimpin adalah yang memimpin saat itu. Dan sebaik-baik pasukan adalah pasukan pada saat itu" (HR. Bukhari, Ahmad) 

Dan pasukan itu adalah pasukan dibawah pimpinan Muhammad Al Fatih. Adapun jarak sabda Nabi SAW dengan keberhasilan Muhammad Al Fatih menakhlukkan Konstantinopel adalah 830 tahun. Subhanallah.

Lantas apa yang keliru dari buku Muhammad Al Fatih 1453 karangan Felix Y Siauw sehingga dilarang dikonsumsi pelajar? Padahal dengan membaca buku itu akan membuka pikiran generasi muda Islam dan membangkitkan ghirah mereka untuk meneladani sosok insan shalih -sebaik-baik pemimpin- yang berhasil mewujudkan bisyarah Nabi Muhammad SAW. Sebagai bekal bagi mereka untuk melanjutkan estafet dakwah dan mewujudkan izzul Islam wal muslimin. 

Tidak ada konten yang harus ditakutkan dan dikwatirkan. Adapun kata Khilafah yang ada dalam buku tersebut adalah fakta. Bahwa Muhammad Al Fatih hidup dimasa kekhilafahan ustmaniyah. Dan khilafah adalah ajaran Islam. Empat imam madzab semuanya membenarkan akan wajibnya umat Islam hidup dalam sistem Islam. Sebagaimana ajaran Islam lainnya, maka haram pula menyisihkan khilafah dengan alasan apapun. 

Adapun terkait sosok penulis buku Muhammad Al Fatih sebagai anggota Hizbut Tahrir maka sesungguhnya buku itu terbit secara legal. Dan diwaktu Badan Hukum Hizbut Tahrir belum dicabut. Sehingga secara perijinan buku tersebut  legal.

Hal aneh jika kemudian buku Muhammad Al Fatih menjadi haram dikonsumsi pelajar Islam. Padahal tidak ada ajaran yang menyimpang dari Al Quran dan as Sunnah dari buku tersebut. Upaya menstigma negatif terhadap seorang muslim hanya karena dia berasal dari ormas yang telah dicabut badan hukumnya adalah keliru.

Nasehat Ali ra.

Ada nasehat bijak yang disampaikan oleh Ali ra. Beliau berkata, " Undhur ma qola wa la tandhur man qola. Lihatlah apa yang dikatakan dan jangan melihat siapa yang mengatakan". 

Demikianlah seharusnya yang dilakukan umat Islam. Mengoreksi terlebih dahulu apa isinya, bukan melihat apa background penulisnya. Padahal jika mau jujur di negara ini ada ribuan buku karangan non muslim yang berisikan ajaran sekuler, liberal hingga sosialis yang nyaman beredar. Lantas kenapa untuk tulisan seorang muslim yang kontennya tidak bertentangan dengan al Quran dan as Sunnah bahkan dengan ideologi negara ini dilarang beredar?

Kalangan intelektual, politikus dan pemangku kebijakan di negara ini harus muhasabah, bertanya pada nurani fitrahnya, apa benar buku Muhammad Al Fatih itu berbahaya dan bertentangan dengan ajaran Islam? Selama umat Islam menjadikan perbedaan golongan sebagai pijakan (ashobiyah), maka persatuan umat ini akan semakin sulit. Umat ini akan terbelakang dan mudah disusupi oleh pemikiran yang menjauhkannya dari pemikiran Islam yang benar. 

Pemikiran yang ditulis Felix Siauw adalah kekayaan intelektual yang beliau miliki. Dan menjadi kebanggaan umat Islam. Dan seharusnya umat Islam bangga dengan itu. Wallahua'lam bis showwab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dipun Waos Piantun Kathah