يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Tampilkan postingan dengan label Peradaban Islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Peradaban Islam. Tampilkan semua postingan

Senin, 08 Juli 2024

Nasehat Di Tahun Baru Hijriah

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah subhaanahu wa ta'ala yang telah mempertemukan kita dengan bulan haram pertama dalam kalender hijriah. Yaitu bulan Muharam. Artinya juga, kita dipertemukan dengan tahun baru Islam, tepatnya 1446 H.

Allah subhaanahu wa ta'ala sebutkan dalam QS at Taubah ayat 36, diantara 12 bulan yang telah Allah subhaanahu wa ta'ala tetapkan, ada 4 bulan haram. Empat bulan haram itu adalah Muharam, Rajab, Dzulqa'dah, dan Dzulhijjah. Diempat bulan haram tersebut kita dilarang untuk berbuat zalim atas diri kita. 

Hijrah dan Nasehat Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam Kepada Sahabatnya

Perjalanan hijrah Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam dari Makkah ke Madinah salah satunya diceritakan dalam QS. At Taubah ayat 40. Allah subhaanahu wa ta'ala berfirman;

إِلَّا تَنصُرُوهُ فَقَدۡ نَصَرَهُ ٱللَّهُ إِذۡ أَخۡرَجَهُ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ ثَانِيَ ٱثۡنَيۡنِ إِذۡ هُمَا فِي ٱلۡغَارِ إِذۡ يَقُولُ لِصَٰحِبِهِۦ لَا تَحۡزَنۡ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَنَا ۖ فَأَنزَلَ ٱللَّهُ سَكِينَتَهُۥ عَلَيۡهِ وَأَيَّدَهُۥ بِجُنُودٍ لَّمۡ تَرَوۡهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ ٱلسُّفۡلَىٰ ۗ وَكَلِمَةُ ٱللَّهِ هِيَ ٱلۡعُلۡيَا ۗ وَٱللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

"Jika kamu tidak menolongnya (Muhammad), sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir mengusirnya (dari Mekah); sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, ketika itu dia berkata kepada sahabatnya, "Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita." Maka Allah menurunkan ketenangan kepadanya (Muhammad) dan membantu dengan bala tentara (malaikat-malaikat) yang tidak terlihat olehmu, dan Dia menjadikan seruan orang-orang kafir itu rendah. Dan firman Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana." (QS. At-Taubah 9: Ayat 40)

Kandungan ayat 40 dari Qs. At Taubah, salah satunya adalah menceritakan percakapan Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam dengan sahabat yang menemani perjalanan hijrah beliau, yaitu Abu Bakar Ash Shidiq. Waktu itu keduanya bersembunyi di Gua Tsur selama 3 hari menghindari orang-orang yang mengejar jejak mereka. 

Dikarenakan terlalu dangkalnya Gua Tsur, Abu Bakar merasa kuatir dan takut kalau-kalau keberadaan mereka diketahui kafir Quraisy. Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan dalam riwayat Ahmad dari Anas bahwa Abu Bakar berkata, "Ketika kami berada dalam gua, saya berkata kepada Rasulullah, "Seandainya ada yang melihat ke arah bawah gua, maka pasti akan menemukan kami berdua berada dekat kakinya".

Saat hati Abu Bakar berdegup ketakutan itulah, nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam memberikan nasehat kepada Abu Bakar sebagaimana dalam ayat tersebut:

 لَا تَحۡزَنۡ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَنَا (Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita).

Dan setelah itu, Allah subhaanahu wa ta'ala menurunkan ketenangan dan pertolonganNya sebagaimana dalam ayat tersebut.

Jangan Engkau Bersedih, Sesungguhnya Allah Bersama Kita

Nasehat Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam kepada Abu Bakar tersebut bisa kita jadikan nasehat bagi kita di awal tahun hijriah ini. Apabila dilihat dari struktur bahasa, huruf لَا ini adalah huruf nahi (larangan). Kata  تَحۡزَنۡ adalah bentuk fiil mudhori (kata kerja saat ini dan akan datang) yang majzum karena di awali huruf nahi لَا . 

Jika digabung لَا dan تَحۡزَنۡ mengandung arti "jangan engkau bersedih" sekarang ataupun di masa berikutnya. Kenapa dilarang bersedih?. Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam jelaskan إِنَّ ٱللَّهَ مَعَنَا .

Huruf إِنَّ adalah huruf yang mengandung makna penguat. Artinya; sungguh atau benar-benar. مَعَنَا artinya bersama kita. Maknanya Allah subhaanahu wa ta'ala selalu bersama hambaNya. Sebagaimana juga Allah subhaanahu wa ta'ala terangkan dalam firmanNya 

 ...وَهُوَ مَعَكُمۡ أَيۡنَ مَا كُنتُمۡ...

Artinya: 

"...Dan Dia (Allah subhaanahu wa ta'ala) bersama kalian di mana saja kalian berada..." (QS.al Hadid ayat 4)

Jadi, nasehat Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam tersebut mengajarkan kepada kita untuk selalu ingat kepada Allah subhaanahu wa ta'ala dan bertawakal kepadaNya. Mengajarkan untuk menempatkan rasa takut tertinggi kepada Allah subhaanahu wa ta'ala. 

Urgensi Nasehat Nabi shallallaahu 'alaihi sallam Untuk Umatnya Saat Ini

Hampir dipastikan setiap kita pernah atau saat ini sedang dihadapkan pada masalah tertentu. Dimana, masalah itu kadang memunculkan rasa takut, was-was, sedih dan kekhawatiran. 

Apalagi kehidupan saat ini yang liberal (bebas), hedonis (gaya hidup foya-foya), sekuler (pemisahan urusan agama dengan urusan dunia), dimana banyak orang mudah drop, stress, hingga mengakhiri hidup (na'udzubillah) karena masalah yang dihadapinya.

Allah subhaanahu wa ta'ala berfirman;

وَلَنَبۡلُوَنَّكُم بِشَيۡءٍ مِّنَ ٱلۡخَوۡفِ وَٱلۡجُوعِ وَنَقۡصٍ مِّنَ ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ.

ٱلَّذِينَ إِذَآ أَصَٰبَتۡهُم مُّصِيبَةٞ قَالُوٓاْ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّآ إِلَيۡهِ رَٰجِعُونَ

"Dan Kami pasti akan menguji kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un" (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali)." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 155-156)

Ayat 155 dari Qs. Al Baqarah tersebut menginformasikan kepada kita akan kepastian adanya ujian dari Allah subhaanahu wa ta'ala dan kabar gembira bagi yang bersabar menghadapinya. Dan ayat 156 nya menerangkan orang-orang yang bersabar itu adalah mereka yang mengembalikan urusannya itu kepada Allah subhaanahu wa ta'ala. Dan hal ini sejalan dengan nasehat Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam yaitu لَا تَحۡزَنۡ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَنَا (Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita). 

Jadi nasehat Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam dan ayat 155-156 dari Qs. Al Baqarah sama-sama mengajak untuk tidak bersedih, tidak takut dengan masalah yang dihadapi, tapi mengajak untuk fokus kepada kesadaran kita sebagai hamba Allah subhaanahu wa ta'ala, memiliki keyakinan penuh akan pengawasan dan pemeliharaan Allah subhaanahu wa ta'ala atas hambaNya, serta tawakal kepadaNya.

Dengan demikian, sangat urgent bagi umat Islam saat ini untuk mengamalkan nasehat Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam لَا تَحۡزَنۡ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَنَا (Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita) dan dikaitkan ayat-ayat lainnya. Fa inshaAllah, Allah subhaanahu wa ta'ala akan menurunkan ketenangan dan juga penyelesaian masalah, sebagaimana Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam dan Abu Bakar merasa tenang saat di Gua Tsur dan selamat dari pengejaran kafir Quraisy. 

Khatimah

Pergantian tahun baru Hijriah sudah sebanyak 1446 kali. Diantara masa itu ada masa umat Islam berjaya, dan ada masa kemundurannya. Sebagaimana nasehat Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam لَا تَحۡزَنۡ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَنَا (Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita), maka dengan dibersamai Allah subhaanahu wa ta'ala, semoga menghantarkan kita pada kesadaran mewujudkan persatuan umat Islam. Aamiin. Wallahua'lam bis shawaab.

Sabtu, 22 Juni 2024

Pengungsi dan Amanah Sebagai Khalifah di Bumi

Tenda pengungsi
 Tanggal 20 Juni   ditetapkan oleh   PBB sebagai Hari   Pengungsi   Sedunia. 

 Ketika kata   pengungsi ini   digunakan,   mengingatkan   penulis pada   kata hijrah.

Dulu semasa dakwah Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam periode Makkah, mengalami cobaan yang sangat berat dirasa, hingga nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam memerintahkan kepada para sahabat dan sahabiyah untuk hijrah ke Habasyah. Hijrah mereka ke Habasyah demi menyelamatkan iman, islam sekaligus jiwa mereka. 

Hijrah dalam hal ini bermakna perpindahan tempat, dari Makkah ke Habasyah. Hijrah dengan makna demikian, bisa diartikan pula dengan mengungsi. Dan orang-orang yang berhijrah bisa disebut pula dengan pengungsi. 

Dengan demikian, hijrah dan mengungsi dalam kontek ini memiliki kesamaan sebab, bahwa di wilayah yang mereka tinggali tidak lagi menjamin keamanan, khususnya atas jiwa mereka, yang menjadi sebab kepindahan dari wilayah tersebut ke wilayah lainnya. 

Pengungsi dan Amanah Menjadi Khalifah 

Allah Subhanahu wa ta'ala pernah berdialog dengan para malaikat akan penciptaan manusia. Berikut dialog Allah subhaanahu wa ta'ala dengan para malaikat tersebut.

وَإِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٞ فِي ٱلۡأَرۡضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوٓاْ أَتَجۡعَلُ فِيهَا مَن يُفۡسِدُ فِيهَا وَيَسۡفِكُ ٱلدِّمَآءَ وَنَحۡنُ نُسَبِّحُ بِحَمۡدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّيٓ أَعۡلَمُ مَا لَا تَعۡلَمُونَ

"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Aku hendak menjadikan khalifah di bumi." Mereka berkata, "Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?" Dia berfirman, "Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."" (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 30)

Pada ayat tersebut, Allah subhaanahu wa ta'ala menyebut akan menjadikan khalifah di bumi. Artinya manusia dicipta untuk menjadi khalifah di bumi (QS. Al Baqarah 30), dan juga beribadah kepada Allah subhaanahu wa ta'ala (QS. Az Zariyat: 56).

Lantas, di bumi mana masing-masing manusia menjadi khalifah? Yaitu di wilayah ia tinggal, di tempat ia berada. Jadi setiap diri mendapatkan amanah untuk menjaga, memelihara, memakmurkan wilayah ia tinggal dan tempat dimana ia berada. Sehingga terwujud kehidupan yang damai dan sejahtera bersama dengan lainnya. 

Adapun jika kata khalifah digunakan dalam konteks lebih luas, bisa bermakna sebutan bagi pemimpin/penguasa dalam negara Islam. Semisal khalifah Abu Bakar, khalifah Umar bin Khattab, khalifah Ustman bin Affan, khalifah Ali bin Abi Thalib dan lainnya. 

Dalam kontek ini, khalifah bertanggungjawab untuk menjaga, memelihara, memakmurkan seluruh wilayah yang dalam kekuasaannya, dengan penerapan hukum-hukum Islam, sehingga seluruh rakyatnya hidup damai sejahtera. 

Nah, ketika amanah sebagai khalifah ini terabaikan oleh masing-masing individu, kelompok maupun penguasa maka muncullah namanya kerusakan alam, hingga permusuhan diantara manusia. Allah subhaanahu wa ta'ala berfirman,

... ۖ وَقُلۡنَا ٱهۡبِطُواْ بَعۡضُكُمۡ لِبَعۡضٍ عَدُوّٞ ۖ وَلَكُمۡ فِي ٱلۡأَرۡضِ مُسۡتَقَرّٞ وَمَتَٰعٌ إِلَىٰ حِينٍ

"... Dan Kami berfirman, "Turunlah kamu! Sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain. Dan bagi kamu ada tempat tinggal dan kesenangan di bumi sampai waktu yang ditentukan."" (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 36)

Adanya pengungsi, menjadi bukti terabaikannya amanah sebagai khalifah di bumi, sekaligus bukti adanya permusuhan diantara manusia. Dan sebagaimana bunyi nash di atas, bahwa sebagian manusia akan menjadi musuh bagi lainnya. 

Khatimah

Bila ada peringatan hari pengungsi sedunia, sebenarnya itu membenarkan apa yang telah Allah subhaanahu wa ta'ala firmankan. Yaitu adanya permusuhan diantara manusia. Dan hal itu menyebabkan sebagian manusia mengungsi/hijrah ke wilayah lainnya. 

Wallahua'lam bis shawaab.

Jumat, 09 Februari 2024

Menjadi Satu Umat, Kapan Itu?

Kata umat adalah kata serapan dari bahasa Arab yaitu ummatun. Dalam KBBI kata umat artinya para penganut (pemeluk, pengikut) suatu agama, penganut nabi. 

Berdasarkan definisi bahasa tersebut bisa dicerna akan adanya beberapa umat di muka bumi ini. 

Manusia Awalnya Satu Umat 

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:

كَا نَ النَّا سُ اُمَّةً وَّا حِدَةً ۗ فَبَعَثَ اللّٰهُ النَّبِيّٖنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ ۖ وَاَ نْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتٰبَ بِا لْحَـقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّا سِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ فِيْهِ اِلَّا الَّذِيْنَ اُوْتُوْهُ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَآءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْ ۚ فَهَدَى اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ الْحَـقِّ بِاِ ذْنِهٖ ۗ وَا للّٰهُ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَآءُ اِلٰى صِرَا طٍ مُّسْتَقِيْمٍ

"Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan Allah menurunkan bersama mereka kitab dengan benar, untuk memberi keputusan diantara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendakNya kepada jalan yang lurus" (QS. Al-Baqarah: 213)

Ibnu Jarir berkata, dari Ibnu Abbas, bahwa jarak antara Nabi Adam 'alaihis salam dan Nabi Nuh 'alaihis salam adalah 10 generasi. Semuanya berpegang pada syariat dari Allah subhaanahu wa ta'ala yang Maha Benar. Lalu mereka berselisih, kemudian Allah mengutus nabi-nabi untuk membawa kabar gembira dan memberi peringatan. 

Manusia itu pada mulanya berada pada agama Nabi Adam 'alihis salam, hingga kemudian mereka menyembah berhala. Maka Allah subhaanahu wa ta'ala mengutus kepada mereka Nabi Nuh, dan dia adalah Rasul pertama yang diutus Allah subhaanahu wa ta'ala ke bumi. Oleh karena itu Allah berfirman, " ... Dan Allah menurunkan bersama mereka kitab dengan benar, untuk memberi keputusan diantara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri." (QS. Al Baqarah: 213) 

Dan tiada lain yang membuat mereka berselisih kecuali kedengkian satu sama lain. Maka kelanjutan ayat tersebut, "... Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendakNya kepada jalan yang lurus." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 213)

Firman Allah subhaanahu wa ta'ala "Dan Allah memberi petunjuk orang yang dikehendakiNya" maksudnya dari kalangan makhlukNya. 

"Kepada jalan yang lurus" maksudnya milikNya-lah segala kebijaksanaan dan hujjah yang kuat. 

Di dalam kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim disebutkan sebuah hadist dari 'Aisyah radhiyallahu 'anha, bahwa Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam, apabila bangun malam untuk melakukan shalat, beliau berdoa, "Ya Allah Tuhan Jibril, Mikail, dan Israfil, pencipta langit dan bumi, Yang Maha Mengetahui hal yang ghaib dan hal yang nyata, Engkaulah yang memutuskan perkara diantara hamba-hamba-Mu dalam hal yang mereka perselisihkan di masa silam. Berilah aku petunjuk kepada kebenaran yang diperselisihkan itu dengan kehendakMu. Sesungguhnya Engkau selalu memberi petunjuk orang yang Engkau kehendaki kepada jalan yang lurus"

Generasi ke generasi, dan manusia berkembang baik secara kuantitas maupun keyakinannya. Allah subhaanahu wa ta'ala turunkan para nabi dan rasul, tetapi tetap ada diantara mereka yang menyelisihi ajaran para nabi dan rasul tersebut. 

Maka kemudian, ada beberapa umat yang telah disebutkan dalam Al Qur'an. Diantaranya Yahudi, Nasrani, Sabiin, dan Majusi.

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:

اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَا لَّذِيْنَ هَا دُوْا وَا لنَّصٰرٰى وَا لصّٰبِئِـيْنَ مَنْ اٰمَنَ بِا للّٰهِ وَا لْيَوْمِ الْاٰ خِرِ وَعَمِلَ صَا لِحًـا فَلَهُمْ اَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ ۚ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُوْنَ

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani, dan orang-orang Sabi'in, siapa saja (di antara mereka) yang beriman kepada Allah dan hari akhir dan melakukan kebajikan, mereka mendapat pahala dari Tuhannya, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 62)

Sebab Nuzul ayat tersebut menurut As Sadyi berkenaan dengan Salman Al Farisi ketika berbincang dengan Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam. Ia berkata, "Mereka mendirikan shalat, berpuasa, beriman kepada engkau, dan bersaksi bahwa engkau akan diutus sebagai Nabi". Setelah Salman selesai memuji-muji mereka, Rasulullah bersabda, "Wahai Salman, mereka adalah ahli neraka". Salman terkejut mendengar hal itu, kemudian turunlah ayat tersebut. 

Iman orang-orang Yahudi adalah berpegang kepada kitab Taurat dan sunah Nabi Musa. Kata Yahudi sendiri berasal dari kata Al Hawadah maknanya sama dengan mawaddah (kasih sayang) atau at Tahawwud artinya taubat. Seperti yang disebutkan Nabi Musa dalam firman-Nya, "... sesungguhnya kami kembali (hudna: bertaubat) kepada Allah" (QS. Al A'raf: 156). Seolah-olah mereka disebut dengan Yahudi karena taubat mereka dan kasih sayang diantara mereka. Ada juga yang menyebutkan bahwa dinamakan Yahudi karena nasabnya sampai kepada Yahuda, salah satu putra nabi Yakub 'alaihis salam.

Ketika datang nabi Isa 'alaihis salam, orang yahudi ini tetap berpegang pada taurat dan mengamalkan sunah nabi Musa 'alaihis salam dan tidak mengikuti nabi Isa 'alaihis salam, maka mereka akan binasa (ahli neraka). 

Adapun iman orang Nasrani adalah berpegang pada kitab Injil dan syariat nabi Isa 'alaihis salam. Disebut dengan Nasrani karena mereka suka saling tolong menolong (at Tanashur). Mereka juga disebut dengan hawariyun. sebagaimana disebutkan dalam firman Allah subhaanahu wa ta'ala, 

 مَنْ اَنْصَا رِيْۤ اِلَى اللّٰهِ ۗ قَا لَ الْحَـوٰرِيُّوْنَ نَحْنُ اَنْصَا رُ اللّٰهِ 

"... Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?" Pengikut-pengikutnya yang setia itu berkata, "Kamilah penolong-penolong (agama) Allah," (QS. As Saff: 14)

Ada juga yang berpendapat dinamakan Nasrani karena tempat tinggal mereka di daerah bernama Nashirah. Demikian pula yang diriwayatakan Ibnu Abbas.

Orang-orang Nasrani ini ketika Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam diutus Allah subhaanahu wa ta'ala setelah nabi Isa, dan tidak mengikuti nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam dan melepaskan syariat nabi Isa, maka akan binasa (ahli neraka). 

Sedangkan As shabiun ada beberapa pendapat dikalangan mufasir. Mujahid berpendapat bahwa as shabiun adalah orang-orang yang ada diantara kaum Majusi, Yahudi, dan Nasrani yang tidak memiliki agama. Abu Aliyah dan Adh Dhahak mengatakan bahwa mereka adalah kelompok orang dari ahlu kitab yang membaca kitab Zabur. 

Abu Ja'far Ar Razi berpendapat as shabiun adalah kaum yang menyembah malaikat, berpegang pada kitab Zabur dan mendirikan shalat dengan menghadap kiblat. Wallahua'lam.

Adapun Majusi disebutkan dalam firman Allah subhaanahu wa ta'ala berikut:

اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَا لَّذِيْنَ هَا دُوْا وَا لصّٰبِــئِيْنَ وَا لنَّصٰرٰى وَا لْمَجُوْسَ وَا لَّذِيْنَ اَشْرَكُوْۤا ۖ اِنَّ اللّٰهَ يَفْصِلُ بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيْدٌ

"Sesungguhnya orang-orang beriman, orang Yahudi, orang Sabi'in, orang Nasrani, orang Majusi, dan orang musyrik, Allah pasti memberi keputusan di antara mereka pada hari Kiamat. Sungguh, Allah menjadi saksi atas segala sesuatu." (QS.  Al-Hajj 22: Ayat 17)

Ibnu Abbas berkata bahwa setelah turun QS. Al Baqarah ayat 62, kemudian turunlah ayat,

وَمَنْ يَّبْتَغِ غَيْرَ الْاِ سْلَا مِ دِيْنًا فَلَنْ يُّقْبَلَ مِنْهُ ۚ وَهُوَ فِى الْاٰ خِرَةِ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ

"Dan barang siapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi." (QS. Ali 'Imran: 85)

Dan umat Islam adalah umat dari nabi terakhir (Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam) yang diutus oleh Allah subhaanahu wa ta'ala. Menjadi umatnya Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam inilah yang akan menghantarkan pada keberuntungan di dunia dan di akhirat, tidak menjadi orang yang rugi, sebagaimana dalam ayat tersebut (QS. Ali Imran: 85).

Akankah Manusia Menjadi Satu Umat Lagi?

Allah subhaanahu wa ta'ala dalam ayatNya menerangkan.

وَلَوْ شَآءَ رَبُّكَ لَجَـعَلَ النَّا سَ اُمَّةً وَّا حِدَةً وَّلَا يَزَا لُوْنَ مُخْتَلِفِيْنَ 

"Dan jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia jadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih (pendapat)," (QS. Hud: 118)

وَلَوْ شَآءَ اللّٰهُ لَجَـعَلَكُمْ اُمَّةً وَّا حِدَةً وَّلٰـكِنْ يُّضِلُّ مَنْ يَّشَآءُ وَيَهْدِيْ مَنْ يَّشَآءُ ۗ وَلَـتُسْــئَلُنَّ عَمَّا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ

"Dan jika Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat (saja), tetapi Dia menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Tetapi, kamu pasti akan ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakan." (QS. An-Nahl: 93)

وَلَوْ شَآءَ اللّٰهُ لَجَعَلَهُمْ اُمَّةً وَّا حِدَةً وَّلٰـكِنْ يُّدْخِلُ مَنْ يَّشَآءُ فِيْ رَحْمَتِهٖ ۗ وَا لظّٰلِمُوْنَ مَا لَهُمْ مِّنْ وَّلِيٍّ وَّلَا نَصِيْرٍ

"Dan sekiranya Allah menghendaki, niscaya Dia jadikan mereka satu umat, tetapi Dia memasukkan orang-orang yang Dia kehendaki ke dalam rahmat-Nya. Dan orang-orang yang zalim tidak ada bagi mereka pelindung dan penolong." (QS. Asy-Syura 42: Ayat 8)

Beberapa ayat di atas menjelaskan bahwa manusia tidak akan menjadi satu umat lagi. Satu keimanan kepada Allah subhaanahu wa ta'ala tidak, satu pikiran tidak, satu perasaan tidak, satu agama juga tidak. 

Bila menukil ke kaidah bahasa Arab

kata يُّضِلُّ dan يَهْدِيْ yang terdapat pada QS. an Nahl Ayat 93 menggunakan bentuk fiil mudhori' (kata kerja) untuk waktu saat ini dan akan datang. Artinya saat ini dan ke depannya akan ada orang-orang yang dalam naungan petunjuk Allah subhaanahu wa ta'ala dan ada yang menyimpang dari petunjukNya. 

Dua golongan yang mendapatkan petunjuk dan tidak, menunjukkan adanya dua golongan yang berbeda. 

Dalam ayat lain Allah subhaanahu wa ta'ala berfirman:

وَلَنْ تَرْضٰى عَنْكَ الْيَهُوْدُ وَلَا النَّصٰرٰى حَتّٰى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ قُلْ اِنَّ هُدَى اللّٰهِ هُوَ الْهُدٰى ۗ وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ اَهْوَآءَهُمْ بَعْدَ الَّذِيْ جَآءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ مَا لَـكَ مِنَ اللّٰهِ مِنْ وَّلِيٍّ وَّلَا نَصِيْرٍ

"Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah, "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)." Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah ilmu (kebenaran) sampai kepadamu, tidak akan ada bagimu pelindung dan penolong dari Allah." (QS. Al-Baqarah: 120)

Ayat tersebut dengan tegas menyebutkan bahwa umat Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah rela dengan kenabian Nabi Muhammad (termasuk kepada umatnya yaitu umat Islam), sehingga perselisihan antara mereka dengan umat Islam akan terus ada. Hingga menjelang hari kiamat perselisihkan dengan Yahudi akan terjadi.

Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: " Tidaklah terjadi hari kiamat hingga kaum muslim akan berperang dengan Yahudi. Kaum muslimin akan memerangi mereka hingga seorang Yahudi bersembunyi dibalik batu dan pohon. Lalu batu dan pohon itu berkata, "Wahai Muslim, wahai hamba Allah, disini ada Yahudi bersembunyi di belakangku. Kemarilah dan bunuhlah dia. Kecuali pohon Gharqad, karena ia adalah pohon Yahudi" (HR. Mutafaqun'alaihi) 

Dan ketika kekhilafahan 'ala minhajin nubuwah yang dikabarkan oleh Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam akan tegak, tidak akan mewajibkan seluruh manusia menjadi seorang muslim. Allah subhaanahu wa ta'ala berfirman:

لَاۤ اِكْرَاهَ فِى الدِّيْنِ ۗ 

"Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), ..." (QS. Al-Baqarah: 256)

لَـكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ

"Untukmu agamamu, dan untukku agamaku." (QS. Al-Kafirun: 6)

Itu artinya tidaklah kondisi manusia di bumi ini akan kembali menjadi satu umat sebagaimana masa Nabi Adam 'alihis salam. 

Khatimah

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:

اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ وَ الْمُشْرِكِيْنَ فِيْ نَا رِ جَهَنَّمَ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا ۗ اُولٰٓئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ 

"Sungguh, orang-orang yang kafir dari golongan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke Neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Mereka itu adalah sejahat-jahat makhluk."

 الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ ۙ اُولٰٓئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ 

"Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk." (QS.  Al-Bayyinah 98: Ayat 6-7)

Semoga kita menjadi umat Islam, menjadi orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan hingga akhir hidup kita. Aamiin aamiin yaa mujiibassaailiin. 

Wallahua'lam bis shawaab.


Kamis, 05 Oktober 2023

Peristiwa Di Bulan Rabiul Awal

 

Allah Subhaanahu wa ta'ala berfirman;

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗ

Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram...” (QS. at Taubah: 36)

Kalender Islam disebut dengan kalender qomariyah. Yaitu kalender yang perhitungannya berdasarkan peredaran bulan mengelilingi bumi. Sebagaimana disebutkan dalam QS at Taubah di atas, bahwa ada 12 bulan yang ditetapkan Allah ta'ala.

Dimulai urutan bulan pertama hingga yang ke-12 adalah Muharam, Safar, Rabiul Awal, Rabiul Tsani, Jumadil Awal, Jumadil Tsani, Rajab, Sya’ban, Ramadhan, Syawal, Dzulqo’dah, Dzulhijah. 

Adapun hitungan tahun dalam Islam disebut dengan tahun hijriah. Perhitungan tahun yang didasarkan peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam ke Madinah (Yasrib). Peristiwa hijrahnya Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam ini menjadi tahun pertama kalender hijriah. Dan sekarang sudah tahun 1445 H. Tepatnya Di bulan Rabiul Awal tahun 1445 H.

Di bulan Rabiul Awal ini ada beberapa peristiwa penting, diantaranya;

Pertama, kelahiran Nabi Muhammad  shallallaahu 'alaihi wa sallam, 12 Rabiul Awal Tahun Gajah / 570 atau 571 M. Karena inilah bulan Rabiul Awal disebut juga bulan maulid (bulan kelahiran Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam). Sebagai bentuk kegembiraan umat Islam atas kelahiran dan bukti cintanya kepada Nabinya, umat Islam menggelar berbagai kegiatan di bulan ini. Tapi, bukan gempitanya acara maulid itu yang terpenting, tapi bagaimana umat Islam bisa mentaati dan meneladani Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan.      

Kedua, Tibanya Nabi Muhammad  shallallaahu 'alaihi wa sallam di Madinah. Nabi berangkat hijrah ke Madinah pada 27 Shafar 1 H dan sampai di Quba’ (salah satu kota di Madinah) pada hari Senin, 8 Rabiul Awal 1 H). Hijrahnya Nabi ini menjadi periode baru dalam dakwah Beliau  shallallaahu 'alaihi wa sallam dan tegaknya syariah Islam. 

Ketiga, wafatnya Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam. Bulan lahir dan wafatnya Beliau shallallaahu 'alaihi wa sallam adalah sama. Di bulan Rabiul Awal Beliau lahir dan di bulan ini pula Beliau  wafat. Bahkan tanggal wafatnya Beliau shallallaahu 'alaihi wa sallam juga pada tanggal 12, sama dengan tanggal lahir. Lengkapnya, Nabi Muhammad SAW wafat pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 H. 

Keempat, diangkatnya Abu Bakar sebagai khalifah atau pemimpin bagi seluruh kaum muslimin. Ketika nabi wafat, umat Islam kehilangan seorang nabi sekaligus pemimpin umat Islam. Karena umat Islam tidak boleh kosong dari kepemimpinan, maka diangkatlah Abu Bakar ash Shidiq sebagai khalifah/ amirul mukminin/ pemimpin orang-orang beriman/ pemimpin umat Islam. Setelah Abu Bakar diangkat menjadi khalifah, beliau langsung memimpin pemakaman jenazah Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam.   

Kelima, runtuhnya kekuasaan umat Islam di Andalusia. Andalusia berhasil di kuasai umat Islam oleh pasukan Islam yang dipimpin oleh Thariq bin Ziyad. Andalusia sekarang disebut dengan Spanyol. Salah satu Negara yang ada di eropa. Luar biasa umat Islam di masa lalu. Dari kepemimpinan di Madinah bisa melahirkan tentara-tentara yang menakhlukkan berbagai negeri di dunia. Sepeninggal Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam kekuasaan Islam makin meluas dan berduyun-duyun orang memeluk Islam. Tapi, tidak semua wilayah yang dulu di bawah bendera Islam/ bendera tauhid, istiqamah di bawah kekuasaan Islam. Andalusia adalah salah satunya. 

Dari lima peristiwa di bulan Rabiul Awal tersebut semuanya penting. Dan sudah sewajarnya umat Islam mengetahuinya.

Nabi Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam tidak pernah meminta kepada umatnya untuk diperingati hari kelahirannya. Tapi yang Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam pinta adalah ketaatan umatnya kepada Allah subhaanahu wa ta'ala dan RasulNya. 

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:

قُلْ اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَا لرَّسُوْلَ ۚ فَاِ نْ تَوَلَّوْا فَاِ نَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ الْكٰفِرِيْنَ

"Katakanlah (Muhammad), "Taatilah Allah dan Rasul. Jika kamu berpaling, ketahuilah bahwa Allah tidak menyukai orang-orang kafir." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 32)

Wallahua'lam bis showwab.

Senin, 11 September 2023

Berlalu Lintas, Jangan Saling Memudharatkan!

Di tahun 2023 ini, angka kecelakaan lalu lintas di Jawa Timur meningkat 70%. Adapun angka pelanggaran meningkat di atas 1000%.  https://beritajatim.com/hukum-kriminal/kecelakaan-lalu-lintas-di-jawa-timur-meningkat-70-persen/

Adapun skala nasional  data kecelakaan yang dirilis BPS sampai di tahun 2021 berada pada angka 103.645 kasus. ( https://www.bps.go.id/indicator/17/513/1/jumlah-kecelakaan-korban-mati-luka-berat-luka-ringan-dan-kerugian-materi.html). 

Adapun di tahun 2022 dikutip dari pernyataan Kasubdit Promosi dan Kemitraan Direktorat Sarana Transportasi Jalan Kemenhub Iwan Budiona pada angka 131.500 kasus kecelakaan. (https://m.mediaindonesia.com/megapolitan/594800/tekan-angka-kecelakaan-lalu-lintas-kemenhub-imbau-masyarakat-beralih-ke-transportasi-umum)

Berlalu Lintaspun Ada Pertanggungjawabannya

Seorang pengendara, jika ia seorang muslim, harus ingat bahwa ia tidak boleh berbuat mudarat atas dirinya sendiri dan juga pada orang lain. Rasulullah shalallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Janganlah memudaratkan diri sendiri dan memudaratkan orang lain" (HR. Ibnu Majah dan Daruquthni).

Bentuk tidak memudaratkan diri sendiri saat berlalu lintas adalah menyiapkan keamanan berkendara. Dari bekal SIM, STNK, helm, kendaaraan dalam kondisi normal (mesin jalan, BBM terisi) dan fasilitas berkendara lainnya yang ia butuhkan. 

Dan saat mau berangkat berkendara, Islam telah mengajarkan kepada umatnya untuk mengawalinya dengan berdoa. Bisa doa pendek, seperti membaca basmalah.

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ 

Doa agak panjang, membaca doa keluar rumah. 

بِاسْمِ اللّٰهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللّٰهِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللّٰهِ

Doa lebih panjang, membaca doa naik kendaraan. 

 سُبْحٰنَ الَّذِيْ سَخَّرَ لَنَا هٰذَا وَمَا كُنَّا لَهٗ مُقْرِنِيْنَ 

وَاِ نَّاۤ اِلٰى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ

Membaca doa ini bagian dari bentuk permohonan perlindungan kepada Allah subhaanahu wa ta'ala dari kecelakaan, sesat jalan, teralihkannya tujuan perjalanan ke hal yang tidak benar, hingga berkendara yang merugikan orang lain. 

Dengan ikhtiar awal yang demikian, maka seseorang ketika dijalan akan terjaga dari melanggar aturan lalu lintas, sabar saat dalam perjalanan, tidak berbuat mudarat ke orang lain semisal ngebut sembarangan, motor bersuara keras, atau ugal-ugalan lainnya. Inilah akhlaq seorang muslim dalam berkendara yang harus ia amalkan. Dengan kesadaran demikian maka potensi kecelakaan diluar qada' akan bisa dihindari. 

Berikutnya, pemerintahpun akan dimintai pertanggungjawabannya dalam mengurus sarana jalan hingga tata tertib peraturan yang dibuatnya. 

Jalan adalah fasilitas umum yang menjadi tugas negara untuk menyiapkan jalan yang aman dan nyaman. Ketika ada kecelakaan karena jalan yang rusak, maka pemerintah menanggung dosa atas kelalaiannya tersebut. 

Jika saat ini ada ratusan ribu kasus kecelakaan maka pemerintah harus instropeksi atas sarana jalan yang dibuatnya. 

Ketika ada jalan rusak seharusnya sesegera mungkin diperbaiki. Tidak menunggu jatuh korban baru diperbaiki. Bahkan kadang sudah banyak korban belum juga diperbaiki. Sebagaimana jalan raya dekat rumah penulis. Tidak segera diperbaiki, padahal sudah beberapa kali terjadi kecelakaan. 

Ada teladan dari Khalifah Umar bin Khattab. Khalifah yang kedua ini berkata, "Seandainya seekor keledai terperosok di kota Baghdad karena jalanan rusak, aku sangat khawatir karena pasti akan ditanya Allah ta'ala, 'Mengapa kamu tidak meratakan jalan untuknya?' 

Dalam kisah lain diceritakan bahwa ada seekor keledai mati karena terperosok dijalan berlubang. Maka Khalifah Umar bin Khattab ini menangis dan sedih. Dan ketika ditanya ajudannya, Beliau menjawab, "Apakah engkau sanggup menjawab dihadapan Allah ketika ditanya tentang apa yang telah engkau lakukan ketika memimpun rakyatmu?"

MasyaAllah, adakah pemimpin saat ini yang matanya menetaskan air mata saat mendengar berita ratusan ribu kecelakaan yang telah menewaskan puluhan ribu rakyatnya? Adakah yang ketir-ketir melihat jalanan aspal yang rusak? 

Sungguh rakyat akan dimintai pertanggungjawaban dihadapan Allah subhaanahu wa ta'ala, demikian pula pemimpin. Jika rakyat hanya atas dirinya dan orang lain yang dimudaratkannya, adapun pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas seluruh rakyatnya. 

Khatimah

Khalifah Umar bin Khattab adalah produk didikan Rasulullah shalallaahu 'alaihi wa sallam dan penerapan Islam secara kaffah dalam kehidupan. Bila kita saat ini tak bisa mendapatkan didikan Rasulullah shalallaahu 'alaihi wa sallam  secara langsung, maka ada Kitabullah (Alquran) dan Sunnah (Alhadist) yang beliau wasiatkan untuk dipegang oleh umatnya. Maka berpegang pada keduanya itulah yang harus umat Islam lakukan. Hingga kehidupan yang diberkahi Allah subhaanahu wa ta'ala itu terwujud. Tidak hanya dalam berlalu lintas tapi dalam seluruh aspek kehidupan.  

Wallahu'alam bis shawwab.

Senin, 19 Desember 2022

Talak Untuk Demokrasi

Bali Democracy Forum ke-15 telah digelar pada 8/12/2022 di Bali. Forum demokrasi ini rutin diselenggarakan. Kenapa rutin?

Demokrasi sebagai ide buatan manusia, sebagaimana produk lain buatan manusia, perlu perawatan dan penjagaan. Demikian pula demokrasi. Penyelenggaraan forum demokrasi di Bali sebagai upaya negara-negara pengembannya untuk merawat dan menjaga demokrasi. Sekaligus forum mengontrol kesetiaan negara-negara anggota pada demokrasi. 

Demokrasi adalah hasil pemikiran manusia, sehingga tidak mungkin permanen, tidak mungkin mutlak benar. Sebagaimana manusia yang juga tidak permanen hidup di dunia dan selalu diliputi salah dan lupa.

Jadi, sangat wajar jika dalam pembukaan Bali Democracy Forum, Menlu Retno Marsudi menyebutkan data dari International IDEA bahwa demokrasi mengalami kemunduran dan stagan. (https://nasional.kompas.com/read/2022/12/08/13454231/menlu-retno-singgung-soal-demokrasi-alami-kemunduran-di-bali-democracy-forum)

Kemunduran berdemokrasi di negara-negara penganut demokrasi bisa terus menurun hingga ke titik nadirnya. Sebagaimana manusia yang dicipta dari lemah, menjadi kuat dan kembali lemah, kemudian mati.   

Sistem dari rasionalitas manusia itu akan mengikuti sifat dari penggagasnya -manusia-. Maka sebanyak apapun forum untuk menjaga demokrasi ketika demokrasi itu menempatkan Tuhan di tangan kiri dan akal manusia di tangan kanan atau bahkan menihilkan ajaran agama dalam teori sistemnya, maka dipastikan membawa kerusakan pada alam, manusia dan makhluk lainnya di bumi. Dan pada akhirnya sistem itu secara natural akan ditinggalkan, dan kembalilah manusia pada kesadaran tertingginya untuk kembali kepada sistem al Khaliq -Allah SWT-

Demokrasi Titipan Amerika

Sejarah politik dunia mencatat bahwa setelah perang dunia ke-2 dengan kemenangan Amerika Serikat, menjadikan Amerika Serikat memimpin dunia hingga hari ini. 

Muhammad Husain Abdullah dalam Mafahim Islam Menajamkan Pemahaman Islam (2003: 136-138) menuliskan bahwa Sebastio sebagai ketua studi agama di Fakultas Salib Suci AS mengatakan bahwa orang-orang yang melemahkan kemaslahatan Amerika adalah orang-orang yang ekstrim.

Ringkasnya, untuk menjaga eksistensi Amerika sebagai pemimpin dunia, maka Amerika mewajibkan negara di dunia untuk mengadopsi ide demokrasi dan pemikiran yang berkembang darinya seperti kebebasan, HAM, dan lainnya. 

Dan untuk tujuan penjagaan demokrasi dan eksistensi Amerika, maka kekuatan militerpun bisa diterjunkan. Seperti dalam perang Teluk, Amerika memimpin sekitar 30 negara untuk menggempur Irak dengan slogan memelihara demokrasi dan kemerdekakan Kuwait.

Tapi, penggempuran itu tidak berlaku atas Yahudi Israel yang telah menjajah Palestina dari 1948 hingga hari ini. Karena Israel memang di pelihara Amerika.

Amerikapun akan menutup ruang beredarnya pemikiran yang melawan demokrasi. Dan satu-satunya ideologi dan sistem yang ditakutkan Amerika akan kebangkitannya adalah ideologi dan sistem Islam. 

Maka wajar jika deras diaruskan war on Islam (perang melawan Islam) dengan senjata melawan terorisme, radikalisme, ekstrimisme yang sebenarnya yang dimaksud adalah  mengarah pada membungkam pergerakan umat Islam yang melawan demokrasi, sekulerisme, kapitalisme. 

Dari fakta-fakta tersebut makin jelas bahwa demokrasi memang untuk menjaga eksistensi dan kepentingan Amerika. Masihkah negeri-negeri muslim akan tetap setia pada demokrasi? 

Islam Vs Demokrasi

Bila demokrasi lahir dari asas sekulerisme pemisahan agama dari kehidupan, maka Islam lahir dari aqidah Islam, (QS. Ali Imran: 19).

Bila demokrasi menyatakan kedaulatan ditangan rakyat, maka Islam menyatakan kedaulatan ditangan hukum syara', (QS. An Nisa': 59).

Bila demokrasi mengemban kebebasan maka Islam mengemban semua perbuatan terikat dengan hukum syara', (QS. Al Maidah: 50) 

Bila demokrasi mengemban HAM maka Islam mengemban hak-hak syar'i manusia sesuai ketentuan hukum syara'. (QS. Al Baqarah: 256, QS. Al Baqarah: 179, QS. Az Zumar: 9, QS. Al Isra': 31, QS. Al Maidah: 38, QS. Al Isra': 70, Qs. Al Maidah: 33)

Bila demokrasi jalur sanadnya dari para filsuf Yunani maka Islam dari pencipta alam semesta yakni Allah SWT yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.

Bila demokrasi menggunakan sumber hukum dari akal manusia, maka Islam dari firman Allah SWT (Al Quran) dan sabda Nabi SAW (Al Hadist).

Bila menerapkan demokrasi tidak ada jaminan pahala, kalau menerapkan Islam dijamin berpahala dan di ridhoi Allah SWT.

Bila di alam demokrasi ElGiBiTi legal, seks bebas legal, gaul bebas legal, ekonomi liberal, maka dalam Islam semua kemaksiatan diharamkan, pengelolaan SDA oleh negara untuk rakyat. 

Dan masih banyak beda sistem demokrasi dengan sistem Islam. Nah, masihkan setia dengan demokrasi?

Seorang Muslim Wajib Setia Pada Islam 

Dari paparan di atas, bisa dipahami bila demokrasi bisa menyebar ke seluruh dunia karena ada yang mengembannya. Demokrasi diterapkan negara-negara di dunia setelah Perang Dunia ke-2, hingga sekarang belum genap 1 abad. 

Nah, sebelum Perang Dunia 1 dan Perang Dunia 2, sistem apa yang oleh 1/3 dunia terapkan? Jawabannya adalah sistem Islam. Islam sejak masa Rasulullah SAW hingga kekhilafahan terahir yaitu Kekhilafahan Turki Ustmani sistem Islamlah yang diterapkan. Sekitar 13 abad. 

Bagaimana sekarang dan ke depannya dalam naungan demokrasi atau Islam? Itu tergantung umat Islam. Mau kembali kepada peradaban Islam ataukah tidak? Ingin hidup dalam naungan berkah Allah SWT ataukah tidak? Ingin hidup sejahtera ataukah tidak? 

Karena jaminan negeri baldatun thayyibatun wa robbun ghofur itu bagi negeri yang penduduknya beriman dan bertakwa (QS. Al A'raf:96). Dan iman dan takwa itu di sistem demokrasi tidak dijamin. Karena iman dan takwa di sistem ini adalah urusan private. Bahkan pindah-pindah agama juga boleh, tidak beragama juga boleh. Kata demokrasi, itu hak asasi manusia. 

Adapun di sistem Islam, negara diselenggarakan untuk menerapkan hukum syariah Islam, sehingga iman dan takwa itu menjadi urusan negara. Umat Islam akan dijaga aqidahnya oleh negara. Adapun non muslim (kafir dzimmi) akan dilindungi oleh negara Islam. 

Selain faktor iman dan takwa penduduknya, keberkahan sistem Islam itu adalah bawaan dari sistemnya. 

Contohnya, kedaulatan di tangan hukum syara'. Ketentuan ini menjadikan hukum tidak dapat dijual beli, hukum tidak tumpul ke atas, tajam ke bawah. Beda dengan demokrasi yang menjadikan akal sebagai sumber hukum, sehingga hukum bisa dibeli, bisa diakali. Jauh dari keadilan. 

Jadi, sistem Islam itu secara teorinya benar karena bersumber dari Al Khaliq -Allah SWT-. Jika demikian, kesetiaan seorang muslim sudah seharusnya diberikan kepada Islam bukan demokrasi.

Penutup

Ada langit ada bumi. Ada matahari ada bulan. Mari talak demokrasi. Dan jadikan Islam sebagai pemimpin peradaban.

Wallahua'lam bis showwab.
















 


 


Senin, 14 November 2022

R20 Forum Melengserkan Kapitalisme, Seharusnya!


Religion of Twenty (R20) telah dilaksanakan 2-3 November 2022 di Bali. Forum ini melibatkan lebih dari 100 tokoh agama dan sekte dari 20 negara peserta. R20 diketuai oleh Kiai H. Yahya Cholil Staquf (Ketua Umum NU), dan Y.M Syekh Mohammad bin Abdulkarim Al Issa (Sekjen Liga Muslim Dunia).

Ada tokoh dari agama Islam, Kristen, Yahudi, Hindu, Budha, dan agama serta sekte lain-lainnya di R20. (https://www.idntimes.com/news/world/rochmanudin-wijaya/11-fakta-unik-seputar-penyelenggaraan-forum-r20-di-bali?page=all)

Tokoh lintas agama bisa berkumpul pastinya mereka menyisihkan sementara waktu perbedaan keimanan dan ajaran yang mereka anut. Mengesampingkan keyakinan bahwa agama yang dianutnya adalah yang benar. Dimunculkanlah statement semua agama benar, demi forum bisa berjalan dan putusan bersama bisa diwujudkan.

Dalam prespektif demikian, maka sebenarnya yang berfungsi adalah sisi kemanusiaan manusia. Karena semua manusia ditakdirkan untuk saling menghormati, menghargai, berdamai, rukun dan bekerjasama. Jadi, perkumpulan lintas agama ini sejatinya tidak menjadikan agama sebagai pemersatu diantara mereka. Demikian pula tidak menjadikan agama sumber solusi persoalan global. 

Karena pada faktanya, penempatan agama terbatas pada pengamalan individu, adapun persoalan kemiskinan, pengangguran, lingkungan, bencana alam, krisis pangan, kerusakan ekosistem tidaklah merujuk kepada agama tertentu dalam pengaturannya maupun penyelasaian masalahnya. 

Semua persoalan itu diatur, diselesaikan dengan pola pikir dan pola pandang ideologi kapitalisme, dan hampir seluruh negara di dunia menerapkan konsep dari kapitalisme ini beserta derifatnya. 

Bagaimaana Menjadikan R20 Media Mewujudkan Agama Sebagai Solusi?

Salah satu putusan R20 adalah bahwa R20 mendorong saling pengertian, budaya damai, dan hidup berdampingan dengan harmonis ditengah keragaman masyarakat, agama dan bangsa di dunia. Untuk mencapai tujuan ini R 20 memobilisasi para pemimpin agama, sosial, ekonomi dan politik dari seluruh dunia untuk memastikan bahwa agama berfungsi sebagai sumber solusi yang hakiki dan dinamis, bukan sumber masalah. (https://www.idntimes.com/news/indonesia/rochmanudin-wijaya/7-poin-hasil-r20-bali-tokoh-agama-dorong-budaya-damai-solusi-global)

Putusan ini tidak akan menjadikan agama sebagai sumber solusi hakiki dan dinamis ketika agama hanya ditempatkan pada ranah individu dan ritual semata, sedang sistem kehidupan berpolitik, bernegara, berekonomi, bersosial berlandaskan sekulerisme-kapitalisme. 

Putusan tersebut jika hanya bertujuan untuk mendorong sikap saling pengertian, budaya damai, dan hidup berdampingan dengan harmonis juga tidak akan menjadikan agama sebagai sumber solusi hakiki dan dinamis.

Putusan tersebut hanya seruan supaya anggota R20 merujuk kepada ajaran agamanya dalam kehidupan bersosial bermasyarakat, yakni harus saling pengertian, berdamai dan hidup berdampingan dengaan harmonis.

Jadi, jika betul R20 bermaksud untuk menjadikan agama sebagai sumber solusi yang hakiki dan dinamis, maka usul penulis yang seharusnya dilakukan dalam R20 adalah berkumpul dalam rangka mewujudkan agama sebagai sumber solusi hakiki dan dinamis. Dan itu menjadi tujuan penyelenggaraan R20.  

Sehingga dalam forum itu diselenggarakan  presentasi dari masing-masing agama bagaimana konsep sistem penyelesaian persoalan global mendunia dari masalah ekonomi (kemiskinan, pengangguran, industri, lingkungan dll), politik (sistem pemerintahan, pengaturan urusan rakyat, politik dalam dan luar negeri dll), sosial (konsep kehidupan sesama agama, antar umat beragama dll), hukum (sistem sanksi, peradilan, dll), pertahanan (pengaturan militer, kepolisian dll), dan bidang lainnya.

Dari presentasi semua agama anggota R20 tersebut, kemudian dipilih mana konsep sistem yang benar untuk diterapkan dan menjadi solusi.  Dengan demikian forum itu benar-benar bermaksud mencari kebenaran agama sebagai solusi atas semua persoalan global yang ada.

Sehingga forum itupun bisa menjadi wahana untuk membuktikan kebenaran ajaran Islam dan kebenaran bahwa Islam bukan semata agama ritual melainkan agama yang memiliki konsep lengkap mencakup seluruh bidang Ipoleksosbudhankam. Dan juga menjadi forum untuk menunjukkan kepada dunia bahwa sistem Islam pernah diterapkan lebih dari 10 abad lamanya. 

Dengan demikian Islam sebagai agama samawi, agama  yang diridhoi Allah SWT yang rahmatan lil'alamin  bisa didakwahkan ke seluruh anggota forum R20. 

Jadi, forum itu tidak menjadi forum untuk menempatkan agama samawi (dari Allah SWT)  sebanding/setara dengan agama ardhi yang itu hasil kejeniusan manusia. Karena mensejajarkan Islam dengan agama lainnya itu sama dengan menjadikan forum R20 wahana pengukuhan dan pengokohan moderasi beragama secara global.

Islam Tidak Setara dengan Agama Lainnya

Bagi seorang muslim, walau sedetik pun tidak boleh terlintas dalam benaknya bahwa semua agama benar, walau ditambah kalimat semua agama benar bagi penganutnya masing-masing. Karena statement itu tetap mengandung unsur pembenaran bagi mereka yang tidak menjadikan Allah SWT sebagai Al khaliqnya, sebagai Tuhannya.

Keimanan kepada Allah SWT menghendaki keyakinan yang 100%. Bersih dari pemikiran liberal yang memberikan kebebasan gonta ganti agama ataupun mengaburkan kebenaran mutlak agama Islam. 

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:

اِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللّٰهِ الْاِ سْلَا مُ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَآءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْ ۗ وَمَنْ يَّكْفُرْ بِاٰ يٰتِ اللّٰهِ فَاِ نَّ اللّٰهَ سَرِيْعُ الْحِسَا بِ

"Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barang siapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 19)

Allah Subhanahu wa ta'ala juga berfirman:

يٰۤـاَهْلَ الْكِتٰبِ لِمَ تَلْبِسُوْنَ الْحَـقَّ بِا لْبَا طِلِ وَتَكْتُمُوْنَ الْحَـقَّ وَاَ نْـتُمْ تَعْلَمُوْنَ

"Wahai Ahli Kitab! Mengapa kamu mencampuradukkan kebenaran dengan kebatilan, dan kamu menyembunyikan kebenaran, padahal kamu mengetahui?" (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 71)

Sikap tegas seorang muslim dalam masalah keimanan/tauhid/aqidah ini tidak berdampak pada sikap intoleran atau sikap permusuhan dengan umat agama lainnya. Karena Allah SWT dalam masalah agama dan sosial telah menjelaskan;

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:

لَاۤ اِكْرَاهَ فِى الدِّيْنِ ۗ قَدْ تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَنْ يَّكْفُرْ بِا لطَّا غُوْتِ وَيُؤْمِنْ بِۢا للّٰهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِا لْعُرْوَةِ الْوُثْقٰى لَا انْفِصَا مَ لَهَا ۗ وَا للّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ

"Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui."(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 256)

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:

لَـكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ

"Untukmu agamamu, dan untukku agamaku." (QS. Al-Kafirun 109: Ayat 6)

Diriwayatkan oleh Mujahid r.a bahwa Abdullah bin 'Amr pulang dan mendapati keluarganya telah menyembelih seekor domba. Kemudian dia bertanya, "Apakah kamu memberikan sebagian untuk tetangga Yahudi kita? Apakah kamu memberikan sebagian untuk tetangga Yahudi kita? Karena aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Jibril terus menasehati aku untuk menjaga tetangga dengan baik, sampai-sampai aku mengira dia akan menjadikan mereka termasuk ke dalam ahli waris" (HR. At Tirmidzi).

Demikianlah Islam, dibalik tegasnya Islam dalam masalah tauhid/aqidah, ada syariah yang mulia dalam kehidupan bermasyarakat baik dengan sesama muslim maupun dengan non muslim. Karena Islam rahmatan lil'alamin.

Dan selama masa Rasulullah SAW dan para Khulafaur Rasyidin hingga  kekhilafahan terakhir, selalu mereka mendakwahkan Islam secara kaffah dan menawarkan kepada bangsa-bangsa lainnya untuk bergabung dalam kekhilafahan Islam (Negara Islam). Sehingga jadilah Islam agama yang menyebar ke 1/3 dunia dan terpancar penerapan syariah Islam melalui institusi kekhilafahan Islam pada waktu itu. 

Dan hanya saat ini ketika sistem kapitalisme menguasai dunia, Islam menjadi agama ritual dan ditempatkan setara dengan agama lainnya. Karena kapitalisme yang berasaskan sekulerisme (pemisahan agama dari kehidupan) telah memadamkan penerapan syariah Islam secara kaffah. Jadilah seluruh negara di dunia saat ini tidak ada yang menjadi representasi dari negara Islam lagi.

Khatimah

Jika selepas R20 Yahudi menghentikan penjajahannya atas Palestina, China mengakui dan menghentikan kekerasannya kepada Muslim Uighur, Myanmar mengembalikan hak-hak kewarganegaraan muslim Rohingya dan menstop kejahatan umat Budha atas umat Islam Rohingya, Umat Hindu India menghentikan kejahatannya pada muslim India, Islamophobia di seluruh dunia barat berhenti, berarti forum R20 nyata hasilnya.

Dan jika sistem kapitalisme yang telah menyebabkan persoalan kemiskinan, pengangguran, kerusakan ekosistem, iklim, krisis pangan, dan lain-lainnya ini diganti dengan sistem Islam maka R20 telah sukses menjadikan agama sebagai sumber solusi hakiki dan dinamis.

Wallahua'lam bis showwab











Minggu, 31 Juli 2022

Tak Ada Fashion Yang Benar dan Salah, Betulkah?


Acting fashion di jalanan memang unik. Hal baru, maka wajar disebut kreatif alias ada-ada saja ide para ABG ini untuk unjuk kemampuan, menarik simpati dan perhatian publik. 

Ya, Citayam Fashion Week telah viral. Sebagai pelopor aksi acting fashion jalanan, CFW bisa disebut sukses. Pasalnya pengaruh dari CFW sampai ke beberapa kota. Termasuk kota kecil yang dikeliling gunung yaitu Kota Trenggalek.

Sabtu, 30 Juli 2022 Pasar Pon Trenggalek menjadi saksi pentas fashion batik. Acara ini di gelar untuk mewarnai dan menghiasi malam minggu dan mendukung para pedagang kaki lima di Pasar Pon Trenggalek (https://kabartrenggalek.com/2022/07/pasar-pon-fashion-week-bakal-warnai-malam-minggu-warga-trenggalek.html/amp)

Fashion Bagian Seni?

Model Vintha Devina Top 3 Indonesia's Next Top Model mengatakan bahwa fashion itu juga karya seni sama kaya lukisan, nyanyian, film, sama industri kreatif, jadi kenapa harus membatasi baju itu harus seperti apa. (https://www.viva.co.id/amp/gaya-hidup/gaya/1502098-sisi-gelap-fenomena-citayam-fashion-week-terungkap?page=3)

Masih dari situs yang sama disebutkan bahwa dalam dunia fashion sendiri tidak ada pakaian yang benar dan salah karena itu semua adalah fashion. 

Seni dalam KBBI diartikan keahlian membuat karya yang bermutu dilihat dari segi kehalusannya, keindahannya dan sebagainya. Diartikan juga dengan karya yang diciptakan dengan keahlian yang luar biasa seperti tari, lukisan, ukiran.

Masih dalam KBBI disebutkan berbagai macam seni, tapi seni fashion/seni pakaian tidaklah disebutkan (https://kbbi.web.id/seni-2).

Baju memang megandung unsur keindahan, kehalusan, juga dicipta dengan keahlian luar biasa. Orang mendesain baju membutuhkan pemikiran, membutuhkan ide, membutuhkan kecermatan. Itu artinya, pakaian atau baju  tidak semata karya yang mengandung unsur seni melainkan produk peradaban.

Peradaban tersusun dari kata dasar adab. Adab dalam KBBI diartikan dengan kehalusan, kebaikan budi pekerti, kesopanan, akhlaq. Adapun peradaban diartikan dengan kemajuan (kecerdasan, kebudayaan) lahir batin. Atau hal yang menyangkut sopan santun, budi bahasa, dan kebudayaan suatu bangsa. 

Dengan demikian, baju atau pakaian adalah identitas diri seseorang, sekaligus menjadi identitas suatu bangsa.

Kita mendapati petuah orang bijak yang mengatakan pakaianmu adalah identitas dirimu. Sopannya bajumu menunjukkan kepribadianmu. 

Jika demikian, masihkah kita akan mengatakan kenapa harus membatasi baju itu harus seperti apa?!. Dan masihkah kita menjadi muqollid (pengikut) dunia fashion yang menyebut bahwa tidak ada pakaian yang benar dan salah?!.

Benar Atau Salah Siapa Penentunya?

Di alam demokrasi yang menjunjung kebebasan berpendapat dan berperilaku, menjadikan manusia bebas berpendapat dan berperilaku semaunya. Seolah ini ide bagus, memberikan ruang kebebasan. 

Andaikan manusia bisa menciptakan dirinya sendiri, maka ide kebebasan berperilaku itu adalah benar. Andaikan manusia bisa menciptakan sendiri komponen berfikir dalam dirinya maka ide kebebasan berpendapat itu adalah benar. 

Tapi fakta tidaklah demikian. Manusia bukanlah Tuhan. Manusia hanyalah makhluk dari al Khaliq. Allah SWT yang menciptakan manusia dan seluruh alam semesta. Allah SWT pula yang menganugerahi manusia bisa berpikir/punya akal. 

Manusia yang sadar posisi akan tunduk pada firman al Khaliqnya dan sabda NabiNya. Karena pada akhirnya manusia akan menghadap Tuhannya dan mempertanggungjawabkan semua perkataan dan perbuatannya dihadapan Allah Rabbul'izzati.

Dengan demikian, siapa penentu benar dan salah itu? Jika manusia penentunya maka tidak akan ada kebenaran yang berlaku untuk semua manusia. Demikian pula yang salah. Manusia akan berpendapat sesuai ego, nafsu, dan kemauannya masing-masing. 

Maka jawaban yang shahih atas pertanyaan itu telah Allah SWT jawab dalam kalamNya. Allah SWT berfirman;

الْحَقُّ مِنْ رَّبِّكَ  ۖ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ

"Kebenaran itu dari Tuhanmu, maka janganlah sekali-kali engkau (Muhammad) termasuk orang-orang yang ragu." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 147)

Seruan dalam ayat tersebut memang untuk Nabi Muhammad SAW, akan tetapi seruan itupun berlaku untuk semua umat Nabi Muhammad SAW. 

Jadi, benar dan salah itu buka manusia yang menentapkannya. Akan tetapi asy Syari' (Allah SWT). Apa-apa yang dikatakan benar oleh syara', maka itu benar. Dan apa-apa yang oleh syara' dikatakan salah, maka itu salah. Inilah kebenaran yang benar. Kebenaran inilah yang harus dipegang setiap muslim. Dengan berpegang kepadanya maka selamatlah hidup manusia di dunia dan di akhirat. 

Bangga dengan Busana Muslim

Pakaian bagian dari peradaban. Pakaian bagian identitas agama seseorang. Islam sebagai dien (agama) yang sempurna, telah menentukan pakaian terbaik bagi setiap muslim/mah. 

Pakaian terbaik itu bukan yang mahal, bukan yang harus impor, atau yang harus sesuai periode zaman. 

Dalam berpakaian seorang muslim harus mengikatkan dirinya bahwa berpakaian bagian dari mentaati perintah Allah SWT. Sehingga pondasi dalam berpakaian adalah takwa. Dan takwa ini oleh Allah SWT disebut sebagai sebaik-baik pakaian. 

Allah SWT berfirman;

يٰبَنِىٓ ءَادَمَ قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوٰرِى سَوْءٰتِكُمْ وَرِيشًا  ۖ وَلِبَاسُ التَّقْوٰى ذٰلِكَ خَيْرٌ  ۚ ذٰلِكَ مِنْ ءَايٰتِ اللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ

"Wahai anak cucu Adam! Sesungguhnya Kami telah menyediakan pakaian untuk menutupi auratmu dan untuk perhiasan bagimu. Tetapi pakaian takwa, itulah yang lebih baik. Demikianlah sebagian tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka ingat." (QS. Al-A'raf 7: Ayat 26)

Dengan dasar takwa ini, seorang muslim/mah berpakaian. Takwa inilah yang akan menuntun seorang muslim/mah memilih pakaian yang diridhoi Allah SWT. Pakaian yang diridhoi Allah SWT adalah pakaian yang bisa menutupi aurat dan perhiasan manusia. Sebagaimana pesan dalam ayat tersebut. 

Jadi, fungsi pakaian dalam Islam adalah untuk menutupi aurat, tidak sebagaimana sekarang. Pakaian malah dirancang untuk menampakkan sebagian aurat, membentuk lekuk-lekuk tubuh, dan jauh dari tujuan untuk meraih ridho Allah SWT. Pakaian dikenakan untuk meraih perhatian manusia, menarik lawan jenis dan tujuan duniawi lainnya. 

Bagi seorang Muslimah ada ayat khusus terkait pakaian yang harus dikenakannya saat di luar rumah. Pertama, ia harus menutupi kepalanya dengan kain kerudungnya -khimar- (QS An Nuur: 31). Kedua, memakai jilbab yaitu pakaian longgar/panjang seperti terowongan atau yang biasa disebut dengan jubah (QS. Al Ahzab: 59). Definisi jilbab bisa dicek di kamus bahasa Arab.

Allah SWT berfirman:

وَقُل لِّلْمُؤْمِنٰتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصٰرِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا  ۖ وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلٰى جُيُوبِهِنَّ  ۖ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ ءَابَآئِهِنَّ أَوْ ءَابَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَآئِهِنَّ أَوْ أَبْنَآءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوٰنِهِنَّ أَوْ بَنِىٓ إِخْوٰنِهِنَّ أَوْ بَنِىٓ أَخَوٰتِهِنَّ أَوْ نِسَآئِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمٰنُهُنَّ أَوِ التّٰبِعِينَ غَيْرِ أُولِى الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلٰى عَوْرٰتِ النِّسَآءِ  ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ  ۚ وَتُوبُوٓا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

"Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau para perempuan (sesama Islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginan (terhadap perempuan), atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan janganlah mereka mengentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung."(QS. An-Nur 24: Ayat 31)

Allah SWT berfirman:

يٰٓأَيُّهَا النَّبِىُّ قُل لِّأَزْوٰجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلٰبِيبِهِنَّ  ۚ ذٰلِكَ أَدْنٰىٓ أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ  ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا

"Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, "Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. Al-Ahzab 33: Ayat 59)

Adapun saat di dalam rumah, maka seorang Muslimah boleh menampakkan auratnya kepada para mahromnya (QS. an Nur; 31). Apabila ada non mahrom maka ia harus berpakaian lengkap yaitu menggunakan jilbab dan kerudung. 

Hal berikutnya yang harus diingat seorang Muslimah bahwa pakaiannya haruslah yang tidak terawang dan tidak terlalu sempit. Karena dua kondisi ini bisa menjadikan auratnya nampak dari luar atau membentuk lekuk tubuhnya. 

Adapun bagi seorang muslim (laki-laki), tidak ada ketentuan khusus model pakaiannya. Hanya disyaratkan menutup aurat, tidak juga terawang dan membentuk lekuk-lekuk tubuh. Jadi boleh pakai sarung, celana, baju koko, kaos dan lainnya.

MasyaAllah, demikianlah Allah SWT sangat menjaga kehormatan makhluk ciptaannya. Sadarkah kita selama ini akan hal ini? 

Khatimah

Kreatif boleh. Bahkan sangat dianjurkan. Karena kreatif salah ciri kecerdasan. Mari menciptakan kreativitas yang mencerdaskan, yang menunjukkan kemajuan berfikir bukan sekedar sensasi duniawi. 

Berpakaian harus. Tapi pakailah pakaian yang menjadikan mata tak berdosa melihatnya. Menjadikan nafsu tidak tergoda. Tapi menjadikan orang yang melihat, langsung ingat sama Rabbnya.

Wallahua'lam bis showwab.



Senin, 17 Februari 2020

JANGAN LARANG VALENTINE?

Tulisan ini adalah respon hati saat membaca artikel tentang valentine di salah satu situs media online.

Dalam paragraf akhir artikel tersebut tertulis bahwa jangan larang perayaannya tapi laranglah kemaksiatan yang terjadi dalam perayaan tersebut.

Menarik statement ini untuk di bahas. Kisah Valentine yang menjadi sejarah lahirnya valentine day ini sudah sangat  lalu. Sejak Romawi kuno berarti lama sekali, bukan? Sekitar tahun 500 san masehi. Nah sekarang udah 2020 masehi. Hem,

Nah hebatnya, peradaban barat yang tidak berhenti menyebarkan budayanya, jadilah hari valentine, hari kasih sayang menjadi tradisi global. Bahkan Arab Saudi sejak 2018 membolehkan di tanggal 14 Februari warganya ikut memperingati hari tersebut. Hem, sungguh amat menyedihkan. Lagi lagi liberalisasi end globalisasi mengoncang iman umat Islam.

Ada kaidah untuk perbuatan. Al aslu fil af'ali taqoiyyidu bi ahkamis syar'i. Hukum asal perbuatan itu terikat hukum syara'.

Nah, merayakan valentine ternyata didalam Islam tidak ada hukum syara' nya!. Artinya, memang peringatan 14 Februari hari valentine yang dijadikan simbol hari kasih sayang itu tidak ada. Alias ja a min ghoiril islam. Dan sudah amat jelas kronologi  sejarah asal muasalnya VD.

Dan nabi shallallahu 'alahi wa sallam bersabda,
" man 'amila 'amalan laisa 'alaihi amruna fahuwa raddun. Barangsiapa melakukan amal yang itu tidak ada perintah dari kami, maka ia tertolak" (HR. Bukhori)

Dalam riwayat yang lain nabi bersabda, "Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia bagian dari kaum tersebut".

Jadi, apabila menggunakan definisi maksiat adalah melanggar perintah Allah dan RasulNya, mengakui perayaan valentine dan ikut merayakannnya adalah bagian dari maksiat. Walaupun bentuk amal perayaannya hanya sekedar memberi kue misalnya kepada /ibu/teman. Apalagi jika perayaannya diisi dengan maksiat. Semisal sex bebas. Maka maksiatnya berlipat. Seremkan?

Oiya btw MUI juga melsekarangarang perayaan VD ini. Artikel tentang itu salah satunya bisa dibaca di situs berikut: https://m.detik.com/news/berita-jawa-timur/d-4896370/mui-jatim-larang-umat-islam-fasilitasi-perayaan-hari-valentine

WASPADA

Dalam perkara ini yang harus diketahui umat Islam bahwa yang haram itu mulai dari pengakuan tanggal 14 Februari sebagai hari valentine, hari kasih sayang. Sehingga semua aktivitas yang bernilai pembenar valentine day's maka haram bagi umat Islam. Selagi lagi bagi umat Islam.

Senin, 08 Oktober 2018

WOMEN PEACEKEEPERS, AKANKAH MENJADIKAN DUNIA DAMAI?

Menlu RI Retno LP Marsudi menjelaskan bahwa sidang Majelis Umum PBB ke-73 yang diselenggarakan di New York akan menghasilkan deklarasi politik salah satu pointnya tentang peacekeeping atau penjagaan perdamaian. Masih penjelasan Menlu Retno bahwa dalam pertemuan sebelumnya, para Menlu di Mentroal Kanada telah membahas akan pentingnya meningkatkan peran wanita sebagai peacekeepers atau penjaga perdamaian (www.republika.co.id). Dari data UN saat ini masih 3% dari peacekeepers perempuan.

Kebutuhan akan women peacekeepers ini didorong oleh meningkatnya konflik di dunia. Dimana wanita dan anak-anak menjadi korban terbanyak saat dan pasca perang. Unicef menyebut Januari 2018 sebagai bulan kegelapan di Timur Tengah dan Afrika Utara. Direktur Unicef menyebut konflik di kedua wilayah tersebut telah merenggut banyak nyawa anak-anak (www.internasional.kompas.com).

Sabtu, 05 Mei 2018

PENGARUH ISLAM TERHADAP PERADABAN EROPA

Tidak sedikit lini kehidupan bangsa Eropa dipengaruhi oleh peradaban Islam. Diantaranya adalah dalam bidang aqidah dan undang-undang, ilmu pengetahuan, bahasa dan sastra, pendidikan dan muamalah, dan seni. Untuk tulisan kali ini, pembahasan dicukupkan pada bidang aqidah dan undang-undang saja ya.

Islam membawa ajaran tauhid. Konsep ini bertentangan dengan kepercayaan masyarakat dunia waktu itu. Dimana kesyirikan dan ajaran pagan mewarnai dunia. Ajaran tauhid menghendaki penyembahan hanya kepada Allah SWT.

Pengaruh ajaran tauhid ini sebagaimana di katakan Ahmad Amin, “Dikalangan Nasrani muncul kecenderungan-kecenderungan yang terpengaruh dengan Islam. Diantaranya pada abad 8 M atau abad dua dan tiga Hijriyah di Septimania muncul gerakan yang mengkampanyekan penolakan tradisi pengakuan dosa-dosa di depan pastur dan bahwa pastur tidak berhak sama sekali untuk menerima itu. Mereka mengajak manusia mendekatkan diri kepada Allah secara langsung agar dosa dosanya terampuni. Agama Islam tidak mengakui adanya pastur, pendeta atau jabatan agama lainnya. Maka tidak ada istilah pengakuan dosa dalam agama Islam kecuali kepada Allah” 

Selasa, 05 Desember 2017

INDAHNYA ARSITEKTUR ISLAM

Arsitekur Islam dimulai ketika Rasulullah SAW membangun Masjid Quba di Madinah pada 1 H. Masjid ini adalah masjid pertama yang dibangun Nabi SAW setelah hijrah ke Madinah. Arsitektur Masjid Quba ini masih sederhana, bentuk segi empat dan dinding yang menjadi pembatas sekelilingnya. Namun demikian, Masjid Quba ini menjadi prototipe dari arsitektur Masjid saat ini.

Arsitektur Islam tidak hanya masjid, ada makam, istana, benteng, bentuk rumah yang terus berkembang dan memberikan pengaruh terhadap pembentukan peradaban Islam. Desain arsitektur Islam semakin berkembang setelah bersentuhan dengan gaya arsitektur Roma, Mesir, Persia, dan Byzantium. Perpaduan dua peradaban ini nampak pada Dome of The Rock (Kubah Batu) yang dibangun tahun 691 M di Yerusalem. Akulturasi lain nampak pada Masjid Hagia Sophia di Istambul Turki.

Ada tiga faktor yang mempengaruhi perkembangan arsitektur Islam. Pertama, perkembangan teknologi bangunan, yang berkontribusi dalam corak arsitek Islam. Kedua, kondisi sosial politik semisal peperangan yang memicu dibangunnya benteng-benteng pertahanan. Ketiga, kondisi ekonomi masyarakat yang meningkat sehingga kemampuan ekonomi masyarakat Islam untuk membangun dan mendesain dengan level bahan bangunan yang lebih istimewa dan bernilai ekonomii tinggi.

Bukti perkembangan arsitektur Islam ini terlihat dari bahan bangunannya yang pada awalnya menggunakan tanah liat, kemudian batu, pindah ke marmer hingga kemudian keramik. Ditambah dengan interior dan peralatan yang berbau teknologi modern. Dan juga desain kaligrafi Arab yang indah penuh dengan nilai seninya.

Contoh-contoh dari peninggalan arsitektur Islam adalah Bangunan Istana Kerajaan Granada di Cordoba-Spanyol, Masjid Agung Cordoba, Masjid Raya Sulaimaniah yang dibangun oleh Mimar Sinan, Masjid Agung Samarra di Irak, Masjid Shah Lotfallah di Iran, Taj Mahal di India dan lain-lainnya. Adapun arsitektur masjid di Indonesia memiliki corak tersendiri. Dengan perpaduan khas masyarakatnya membentuk keunikan tersendiri atas bangunan masjid yang ada di Indonesia.

Apabila arsitektur Islam membawa keindahan akan peradaban Islam khususnya dan dunia pada umumnya, apalagi jika Islam diterapkan dimuka bumi secara keseluruhannya. Pastinya, kedamaian, ketentraman dan rahmat atas seluruh alam akan dirasakan oleh manusia dan alam seisinya. Jadi, apa yang ditakutkan dari Islam? Seluruh ajaran yang ada sudah didesain oleh Allah Swt untuk mewujudkan keinginan manusia yaitu hidup berkeadilan, sejahtera dan bahagia dunia akhirat. Wallahua'lam bisshowab.

Sabtu, 30 November 2013

MASJID DAN PERADABAN ISLAM


Sekarang lagi di Mesjid Jami Trenggalek yang masih dalam tahap penyempurnaan. Meski belum sempurna, tapi masyaAllah mesjid ini udah terlihat bagus. Tiangnya yang besar serta lantainya yang kemilau menambah indah rumah Allah ini. Saat ini saya lagi di aula utama Masjid khusus putri. Ada 1 ibu-ibu di samping saya dan 1 ibu-ibu  lagi sholat. Suasana hening dan sepi. Tentu nilai plusnya sholat jadi khusuk. Dan saya menulispun juga nyaman. hehe...
Tapi disisi lain tentu hal yang tidak mengenakkan hati dan pikiran bila Masjid sepi dari jamaah sedangkan maal dan tempat-tempat hiburan ramai dikunjungi orang. Masjid memang tidak lagi difungsikan sebagaimana dulu di  masa-masa Rasululullah, khulafaurrasydin, dan para khalifah. Bila dulu Masjid digunakan sebagai tempat ibadah sekaligus tempat berkumpulnya kaum muslimin untuk menimba ilmu, mengatur strategi dakwah, mengatur strategi perang, belajar al Quran, dan lain-lain, tapi kini mesjid hampir fokus sebagai tempat ibadah semata. Bahkan saya pernah menjumpai masjid yang dikunci alias digembok diluar waktu sholat. Nah, jadinya tidak bisa mengadakan diskusi bab agama di Masjid diluar waktu sholat.  Hem..Perubahan pemanfaatan masjid ini tentu membawa efek yang besar terhadap kesatuan, kekuatan, dan penyebaran agama ini.
Fenomena Muslim tidak cinta masjid adalah fenomena yang menghawatirkan. Bagaimana tidak? Apabila seorang muslim tidak lagi cinta dengan mesjid, kemana lagi kaki mereka akan melangkah? Sedangkan masjid adalah satu-satunya tempat ibadah diluar rumah mereka sendiri. Bila seorang muslim tidak lagi menjadikan mesjid pusat pengaturan berbagai macam urusan maka apa dan bagaimana aturan  yang akan mereka terapkan. Padahal ketika semua hal itu di bahas dan dikupas di dalam masjid maka hati dan akal manusia akan selalu ingat dengan Rabbnya. Sehingga dalam membuat berbagai macam aturan dan ketentuan hidup akan senantiasa di ikatkan dengan Allah swt. Dengan bahasa lain akan selalu merujuk pada al Quran dan al Hadits. 
Satu hal yang harus kita ingat lagi, bahwa orang-orang yang hatinya selalu terikat dengan masjid (memakmurkan masjid) maka Allah akan memberikan kepadanya Naungan di saat tidak ada naungan kecuali naungan Allah swt, yaitu naungan di hari penghisapan nanti. So, mari kita makmurkan kembali masjid. Masjid bisa menjadi tempat ta'lim, tarbiyah, tasqif, bahkan tempat membahas masalah-masalah keumatan lainnya. Semakin sering kita berkumpul dimasjid maka akan semakin kokoh ukhuwah Islamiyah. Dan tentunya akan semakin mantap kekuatan kaum muslimin. Wallahua'lam.

Dipun Waos Piantun Kathah