Demokrasi sebagai ide buatan manusia, sebagaimana produk lain buatan manusia, perlu perawatan dan penjagaan. Demikian pula demokrasi. Penyelenggaraan forum demokrasi di Bali sebagai upaya negara-negara pengembannya untuk merawat dan menjaga demokrasi. Sekaligus forum mengontrol kesetiaan negara-negara anggota pada demokrasi.
Demokrasi adalah hasil pemikiran manusia, sehingga tidak mungkin permanen, tidak mungkin mutlak benar. Sebagaimana manusia yang juga tidak permanen hidup di dunia dan selalu diliputi salah dan lupa.
Jadi, sangat wajar jika dalam pembukaan Bali Democracy Forum, Menlu Retno Marsudi menyebutkan data dari International IDEA bahwa demokrasi mengalami kemunduran dan stagan. (https://nasional.kompas.com/read/2022/12/08/13454231/menlu-retno-singgung-soal-demokrasi-alami-kemunduran-di-bali-democracy-forum)
Kemunduran berdemokrasi di negara-negara penganut demokrasi bisa terus menurun hingga ke titik nadirnya. Sebagaimana manusia yang dicipta dari lemah, menjadi kuat dan kembali lemah, kemudian mati.
Sistem dari rasionalitas manusia itu akan mengikuti sifat dari penggagasnya -manusia-. Maka sebanyak apapun forum untuk menjaga demokrasi ketika demokrasi itu menempatkan Tuhan di tangan kiri dan akal manusia di tangan kanan atau bahkan menihilkan ajaran agama dalam teori sistemnya, maka dipastikan membawa kerusakan pada alam, manusia dan makhluk lainnya di bumi. Dan pada akhirnya sistem itu secara natural akan ditinggalkan, dan kembalilah manusia pada kesadaran tertingginya untuk kembali kepada sistem al Khaliq -Allah SWT-
Demokrasi Titipan Amerika
Sejarah politik dunia mencatat bahwa setelah perang dunia ke-2 dengan kemenangan Amerika Serikat, menjadikan Amerika Serikat memimpin dunia hingga hari ini.
Muhammad Husain Abdullah dalam Mafahim Islam Menajamkan Pemahaman Islam (2003: 136-138) menuliskan bahwa Sebastio sebagai ketua studi agama di Fakultas Salib Suci AS mengatakan bahwa orang-orang yang melemahkan kemaslahatan Amerika adalah orang-orang yang ekstrim.
Ringkasnya, untuk menjaga eksistensi Amerika sebagai pemimpin dunia, maka Amerika mewajibkan negara di dunia untuk mengadopsi ide demokrasi dan pemikiran yang berkembang darinya seperti kebebasan, HAM, dan lainnya.
Dan untuk tujuan penjagaan demokrasi dan eksistensi Amerika, maka kekuatan militerpun bisa diterjunkan. Seperti dalam perang Teluk, Amerika memimpin sekitar 30 negara untuk menggempur Irak dengan slogan memelihara demokrasi dan kemerdekakan Kuwait.
Tapi, penggempuran itu tidak berlaku atas Yahudi Israel yang telah menjajah Palestina dari 1948 hingga hari ini. Karena Israel memang di pelihara Amerika.
Amerikapun akan menutup ruang beredarnya pemikiran yang melawan demokrasi. Dan satu-satunya ideologi dan sistem yang ditakutkan Amerika akan kebangkitannya adalah ideologi dan sistem Islam.
Maka wajar jika deras diaruskan war on Islam (perang melawan Islam) dengan senjata melawan terorisme, radikalisme, ekstrimisme yang sebenarnya yang dimaksud adalah mengarah pada membungkam pergerakan umat Islam yang melawan demokrasi, sekulerisme, kapitalisme.
Dari fakta-fakta tersebut makin jelas bahwa demokrasi memang untuk menjaga eksistensi dan kepentingan Amerika. Masihkah negeri-negeri muslim akan tetap setia pada demokrasi?
Islam Vs Demokrasi
Bila demokrasi lahir dari asas sekulerisme pemisahan agama dari kehidupan, maka Islam lahir dari aqidah Islam, (QS. Ali Imran: 19).
Bila demokrasi menyatakan kedaulatan ditangan rakyat, maka Islam menyatakan kedaulatan ditangan hukum syara', (QS. An Nisa': 59).
Bila demokrasi mengemban kebebasan maka Islam mengemban semua perbuatan terikat dengan hukum syara', (QS. Al Maidah: 50)
Bila demokrasi mengemban HAM maka Islam mengemban hak-hak syar'i manusia sesuai ketentuan hukum syara'. (QS. Al Baqarah: 256, QS. Al Baqarah: 179, QS. Az Zumar: 9, QS. Al Isra': 31, QS. Al Maidah: 38, QS. Al Isra': 70, Qs. Al Maidah: 33)
Bila demokrasi jalur sanadnya dari para filsuf Yunani maka Islam dari pencipta alam semesta yakni Allah SWT yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.
Bila demokrasi menggunakan sumber hukum dari akal manusia, maka Islam dari firman Allah SWT (Al Quran) dan sabda Nabi SAW (Al Hadist).
Bila menerapkan demokrasi tidak ada jaminan pahala, kalau menerapkan Islam dijamin berpahala dan di ridhoi Allah SWT.
Bila di alam demokrasi ElGiBiTi legal, seks bebas legal, gaul bebas legal, ekonomi liberal, maka dalam Islam semua kemaksiatan diharamkan, pengelolaan SDA oleh negara untuk rakyat.
Dan masih banyak beda sistem demokrasi dengan sistem Islam. Nah, masihkan setia dengan demokrasi?
Seorang Muslim Wajib Setia Pada Islam
Dari paparan di atas, bisa dipahami bila demokrasi bisa menyebar ke seluruh dunia karena ada yang mengembannya. Demokrasi diterapkan negara-negara di dunia setelah Perang Dunia ke-2, hingga sekarang belum genap 1 abad.
Nah, sebelum Perang Dunia 1 dan Perang Dunia 2, sistem apa yang oleh 1/3 dunia terapkan? Jawabannya adalah sistem Islam. Islam sejak masa Rasulullah SAW hingga kekhilafahan terahir yaitu Kekhilafahan Turki Ustmani sistem Islamlah yang diterapkan. Sekitar 13 abad.
Bagaimana sekarang dan ke depannya dalam naungan demokrasi atau Islam? Itu tergantung umat Islam. Mau kembali kepada peradaban Islam ataukah tidak? Ingin hidup dalam naungan berkah Allah SWT ataukah tidak? Ingin hidup sejahtera ataukah tidak?
Karena jaminan negeri baldatun thayyibatun wa robbun ghofur itu bagi negeri yang penduduknya beriman dan bertakwa (QS. Al A'raf:96). Dan iman dan takwa itu di sistem demokrasi tidak dijamin. Karena iman dan takwa di sistem ini adalah urusan private. Bahkan pindah-pindah agama juga boleh, tidak beragama juga boleh. Kata demokrasi, itu hak asasi manusia.
Adapun di sistem Islam, negara diselenggarakan untuk menerapkan hukum syariah Islam, sehingga iman dan takwa itu menjadi urusan negara. Umat Islam akan dijaga aqidahnya oleh negara. Adapun non muslim (kafir dzimmi) akan dilindungi oleh negara Islam.
Selain faktor iman dan takwa penduduknya, keberkahan sistem Islam itu adalah bawaan dari sistemnya.
Contohnya, kedaulatan di tangan hukum syara'. Ketentuan ini menjadikan hukum tidak dapat dijual beli, hukum tidak tumpul ke atas, tajam ke bawah. Beda dengan demokrasi yang menjadikan akal sebagai sumber hukum, sehingga hukum bisa dibeli, bisa diakali. Jauh dari keadilan.
Jadi, sistem Islam itu secara teorinya benar karena bersumber dari Al Khaliq -Allah SWT-. Jika demikian, kesetiaan seorang muslim sudah seharusnya diberikan kepada Islam bukan demokrasi.
Penutup
Ada langit ada bumi. Ada matahari ada bulan. Mari talak demokrasi. Dan jadikan Islam sebagai pemimpin peradaban.
Wallahua'lam bis showwab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar