يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Tampilkan postingan dengan label Ramadhan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ramadhan. Tampilkan semua postingan

Rabu, 17 April 2024

Puasa Mentarbiyah Akal, Hati, Nafsu Dan Dzan

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah subhaanahu wa ta'ala. 

Setelah umat Islam menyambut dan mengisi Ramadan dengan amalan yang diperintahkan Allah subhaanahu wa ta'ala, kembali karunia Allah subhaanahu wa ta'ala dinikmati umat Islam, yakni dipertemukannya kita dengan Hari Raya Idul Fitri. 

Muslim di seluruh wilayah yang mereka tinggal di dalamnya, bergembira berhari raya. Allahu Akbar, Allah Maha Besar, berkali-kali dilantunkan muslim sedunia. Sungguh lafadz itulah yang pantas dilantunkan setelah kita menyaksikan keberkahan bulan Ramadan. 

Dan masih ada karunia yang Allah subhaanahu wa ta'ala berikan, yakni tumbuhnya kesadaran untuk melakukan puasa sunnah syawal 6 hari. Dan khususnya di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah di hari raya yang ke-8 diadakan riyadin kupat. Yakni bersyukur dan bergembira setelah puasa sebulan di bulan Ramadan dan berlanjut puasa sunnah syawal 6 hari, dengan makan ketupat.

Tarbiyah Akal, Hati, Nafsu, Dan Dzan Lanjutkan!

Banyak diantara umat Islam yang berharap semua hari adalah Ramadan. Tapi ketetapan Allah subhaanahu wa ta'ala Ramadan hanyalah 1 bulan. Maka bagaimana biar setiap hari adalah Ramadan?

Jalan untuk itu hanyalah dengan meramadankan hari-hari disetiap harinya. Tarbiyah akal, hati, nafsu, dzan, melalui puasa Ramadan diistimrarkan, dilanjukan. Puasa telah menjadikan akal sehat, berfikir dengan benar, mengencerkan otak yang ruwet menjadi encer mudah mencerna suatu hal.

Puasa mentarbiyah hati untuk menjadi hati yang selamat terbebas dari berbagai penyakit hati. Puasa membersihkan kotoran hati. Sehingga hati menjadi khusyuk, menjadikan selalu ingat dengan Allah subhaanahu wa ta'ala.

Puasa mentarbiyah nafsu, sehingga nafsu su' (nafsu buruk) melemah tidak ada kekuatan. Puasa melemahkan nafsu orang berbuat jahat dan maksiat.

Puasa mentarbiyah dzan (prasangka) untuk berprasangka yang baik. Puasa menjadikan pelakunya penuh harapan akan kebaikan dan berbuat baik. 

Sungguh puasa dengan iman dan berharap pahala dari Allah subhaanahu wa ta'ala telah menjadikan umat Islam menjauhi hal-hal yang membatalkan puasa ataupun yang menghapus pahala puasa. Maka betul jika umat Islam mampu melakukan dua hal ini, akan tertarbiyah, terdidik, terbina dengan baik sehingga benarlah firman Allah subhaanahu wa ta'ala, bahwa puasa akan menjadikan pelakunya menjadi orang-orang yang bertakwa.

Kini, Ramadan telah berlalu, buah Ramadan terlihat sejak terbenam matahari dihari terakhir Ramadan, atau saat muncul hilal 1 Syawal hingga hari seterusnya. 

Menampakkan perilaku bagaimanakah? Baik terkait perilaku pada diri sendiri, pada Allah subhaanahu wa ta'ala dan pada manusia lainnya. Dan perilaku itulah cerminan ukuran kesuksesan atau keberhasilan Ramadan kita. 

Dan selalu memohon rahmat dan belas kasihan Allah subhaanahu wa ta'ala itulah yang bisa kita lakukan. Dengan segala kekurangan ketakwaan (ketaatan) kita, semoga Allah subhaanahu wa ta'ala merahmati, sehingga kita bisa menjadi hamba yang baik disisi Allah subhaanahu wa ta'ala dan disisi manusia. 

Khatimah 

Taqabbalallaahu minna wa minkum. Taqabbal yaa kariim. 

Mohon maaf atas segala salah dan lupa. Dan semoga Allah subhaanahu wa ta'ala tidak menghukum kita, atas salah dan lupa yang kita lakukan.

  رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذۡنَآ إِن نَّسِينَآ أَوۡ أَخۡطَأۡنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحۡمِلۡ عَلَيۡنَآ إِصۡرًا كَمَا حَمَلۡتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلۡنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦ ۖ وَٱعۡفُ عَنَّا وَٱغۡفِرۡ لَنَا وَٱرۡحَمۡنَآ ۚ أَنتَ مَوۡلَىٰنَا فَٱنصُرۡنَا عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡكَٰفِرِينَ

"... Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 286)

Wallahua'lam bis shawaab.

Jumat, 08 Maret 2024

Menyambut dan Menghiasi Bulan Ramadan 1445 H

Ramadan bulan ke berapa dalam kalender hijriah? Iya betul, bulan ke delapan. Seratus untuk pembaca. 

Apakah anda juga senang dengan datangnya bulan Ramadan? Senang sekali…… Betul, jika anda senang dengan datangnya bulan Ramadan. Seratus lagi buat pembaca.

Ramadan Bulan Apa Itu?

Ramadan adalah bulan istimewa yang diturunkan untuk hamba Allah subhaanahu wa ta’ala yang istimewa juga. Keistimewaan bulan Ramadan tidak dimiliki oleh bulan-bulan selainnya. Diantara keistimewaan bulan Ramadan adalah;

Pertama, diwajibkannya puasa satu bulan penuh di bulan ini. Kalau Ramadan tidak istimewa pastinya tidak ada perintah puasa di dalamnya. Artinya sama dengan bulan-bulan lainnya, dimana kita boleh makan dan minum apa saja selama halal di siang harinya. 

Tapi, karena istimewanya Ramadan, maka bagi siapa yang menjumpai bulan ini, diwajibkan puasa di dalamnya. Dan beruntunglah anda menjumpai bulan ini, sehingga bisa berpuasa di dalamnya. Bisa berpuasa karena Allah subhaanahu wa ta’ala dan untuk Allah subhaanahu wa ta’ala itu adalah amalan amazing (luar biasa). Semangat!

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ

Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah 183).

Kedua, amalan shalih dilipatgandakan pahalanya. Berapa kali lipat? Berlipat-lipat yang hanya Allah subhaanahu wa ta’ala yang mengetahuinya. Kenapa hanya Allah subhaanahu wa ta’ala yang mengetahuinya? Karena cairnya pahala dalam bentuk apa hanya Allah subhaanahu wa ta’ala yang mengetahuinya. Bila cair dalam bentuk rida Allah subhaanahu wa ta’ala di dunia dan di akhirat, itu tidak bisa dihitung dengan angka. Bila cair dalam bentuk berbagai kebaikan di dunia itu juga tidak bisa diangka-kan. Jadi, berbuat amal shalih dan terus berbuat, biarlah Allah subhaanahu wa ta’ala yang menetapkan pahalanya.

Abu Hurairah meriwayatkan dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “ Setiap amal anak Adam adalah untuknya, dan satu kebaikan dibalas sepuluh kali lipatnya, bahkan sampai tujuh ratus lipat. Allah ta’ala berfirman, “ Kecuali puasa itu untuk-Ku. dan Aku langsung membalasnya. Ia telah meninggalkan syahwat, makan dan minumnya karena Aku” (HR. Bukhari Muslim). 

Ketiga, ada satu malam yang apabila seseorang beribadah di malam itu, sama dengan beribadah seribu bulan. Itulah malam lailatul qadar. Nah si lailatul qadar ini tidak ada di bulan lainnya. Seribu bulan, bila satu tahunnya ada 12 bulan, berarti sama dengan 83 tahun 4 bulan. Hem, usia kita di dunia belum tentu loh bisa sampai angka 83 tahun. Jadi, bersyukurlah bila kita ketemu dengan Ramadan dan mari mencari si malam lailatul qadar ini. 

لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ

Lailatulqadar itu lebih baik daripada seribu bulan” (QS. al Qadr 3).

Keempat, ada shalat terawih. Shalat terawih ini adanya juga hanya di bulan Ramadan. Di bulan selain Ramadan haram mendirikan shalat terawih. Shalat terawih menjadikan masjid, surau, mushalla, langgar, ramai dengan jamaah. Dari anak-anak sampai orang tua. 

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “ Barangsiapa mendirikan shalat malam (terawih) karena iman dan mengharap pahala dari Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (HR. Mutafaqun’alaihi). 

Kelima, bulan turunnya Al Quran. Tiap huruf ada pahala. Tiap huruf ada kebaikan. Tiap ayat ada petunjuk. Tiap Ayat ada pelajaran. Mari menjadikan Ramadan bulan membentuk habit (kebiasaan) gemar membaca al Quran. Allah subhaanahu wa ta'ala berfirman;

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِىٓ أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْءَانُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِ

" Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil)..." (QS. Al Baqarah: 185)

Dan masih banyak lagi hal lain yang menjadi identitas dari bulan Ramadan ini. 

Menghiasi Bulan Ramadan Dengan Apa?

Nah sekarang, kalau sudah tahu banyak sekali istimewanya bulan Ramadan. Akan kita hiasa dengan apa hari-hari di bulan Ramadan ini? Diisi dengan ibadah dan amal shalih! Wah, seratus lagi untuk pembaca.

Benar sekali jika kita isi hari-hari Ramadan kita dengan ibadah dan amal shalih. Dari ibadah wajib dikerjakan, seperti shalat 5 waktu, puasa Ramadan, zakat fitrah. Ibadah sunnah tidak dilewati, seperti shalat rawatib, shalat terawih, shalat sunnah lainnya, umrah bagi yang berkesempatan dan ibadah sunnah lainnya. Amal shalih semangat melaksanakannya, seperti membaca al Quran, beramar ma'ruf nahi munkar, berkata yang baik, menjaga ukhuwah, bersedekah, menuntut ilmu, membantu orang tua, dan lainnya. 

Dan jika kita bisa istiqamah menghiasi hari-hari Ramadan dengan ibadah dan amal shalih, boleh dong bagi kita untuk berhappy-happy dengan beli baju baru menyambut Syawal. Boleh juga kita belanja-belanja sama keluarga membeli aneka kue untuk Idul Fitri. 

Jadi, mari siapkan iman yang lurus, ditata hatinya, dijaga kesehatan fisiknya, disiapkan ilmunya dan semangat untuk menghiasi hari-hari Ramadan dengan ibadah dan amal shalih, sehingga kita berhasil meraih gelar takwa dan pantas bergembira Idul Fitri! Aamiin

Wallaahua’lam bis shawaab.

      



Jumat, 17 Maret 2023

Dari Megengan Hingga Kenaikan Harga

Tradisi menyambut Ramadan bisa beda-beda antar daerah. Bila di  Trenggalek, biasanya masyarakat mengadakan megengan (berkirim doa untuk keluarga atau kerabat yang sudah wafat dan bersedekah makanan). 

Mendoakan orang-orang mukmin sebagaimana yang Allah subhaanahu wa ta'ala perintahkan. Allah subhaanahu wa ta'ala berfirman:

فَاعْلَمْ أَنَّهُۥ لَآ إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنۢبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنٰتِ  ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوٰىكُمْ

"Maka ketahuilah, bahwa tidak ada Tuhan (yang patut disembah) selain Allah, dan mohonlah ampunan atas dosamu dan atas (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat usaha dan tempat tinggalmu." (QS.  Muhammad 47: Ayat 19)

Mendoakan atau berkirim doa untuk mukmin laki-laki dan perempuan tidak hanya untuk yang masih hidup, tapi juga untuk yang sudah wafat.

Adapun berbagi makanan, dalam hadis mutafaqun'alaihi diceritakan, ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallaahu'alaihi wa sallam, "Wahai Rasulullah, Islam seperti apa yang paling baik?" Rasulullah bersabda, "Memberi makan, mengucapkan salam kepada orang yang kau kenal dan yang tidak kau kenal".

Memberi makan tentunya makanan yang halal dan dari sumber yang halal juga. Jadi, tidak ada ketentuan jenis makannya harus ini atau harus ada itu.

Adapun di wilayah lain semisal di Jawa Tengah ada namanya ritual padusan. Ritual ini disebut sebagai pembersih dosa. Yaitu berendam sehari sebelum Ramadan. Katanya dengan mandi atau berendam atau berenang pada hari itu bisa menghilangkan dosa. 

Tapi, dilacak kemanapun tidak ditemukan dalilnya baik dari al Quran maupun al Hadis bahwa menghapus dosa dengan cara demikian. Jadi tradisi padusan ini tidak untuk ditiru. Istigfar, meminta maaf dan taubat tidak mengulangi kesalahan, itulah cara menghapus dosa. 

Nah, ada lagi tradisi yang senusantara merasakannya. Tradisi itu adalah tradisi naiknya harga kebutuhan pokok dan lain-lainnya menjelang Ramadan. Bagaimana naiknya harga bisa menjadi sebuah tradisi? 

Kenaikan Harga Menjelang Ramadan

Ritme peningkatan konsumsi di bulan Ramadan dan saat lebaran ini sudah dihafalkan oleh pedagang kelas distributor hingga pedagang eceran. 

Jual beli yang secara definisi itu transaksi kerelaan kedua belah pihak (pembeli-penjual) atas suatu barang, di sistem saat ini bisa berubah keterpaksaan di salah satu pihak.

Pedagang di moment seperti Ramadan bisa dikatakan yang berkuasa. Ia bisa menaikkan harga berapapun karena mengetahui kepastian bahwa produknya diincar konsumen. Akhirnya, sesama pedagang bisa saling kerjasama untuk membentuk mekanisme kenaikan harga yang disepakati bersama. Khususnya pedagang level distributor. Adapun pedagang eceran biasanya mereka mengikut harga dari distributor. 

Inilah jalan yang menjadikan pembeli/konsumen mau tidak mau harus membeli dengan harga yang naik bahkan kadang kenaikannya disebut meroket saking tingginya kenaikan. Akhirnya pembeli dipaksa rida dengan harga yang ada.

Membuat mekanisme kenaikan harga jika bukan karena faktor alam, adalah diantaranya dengan penimbunan. Menimbun barang sehingga langka. Untuk dimunculkan lagi barang tersebut dengan harga yang sudah naik. Dan praktek inilah yang sering terjadi. 

Penimbunan adalah tindakan sewenang-wenang pedagang yang haus laba besar. Praktek penimbunan ini diharamkan dalam Islam.

Rasulullah shallallaahu'alaihi wa sallam bersabda, "Siapa saja yang melakukan penimbunan, dia telah berbuat salah" (HR. Muslim)

Dalam hadis yang lain Rasulullah bersabda, " Siapa saja yang mengintervensi harga di tengah-tengah kaum muslimin hingga dia bisa menaikkan harga dan memaksakannya kepada mereka maka kewajiban Allahlah untuk mendudukkannya dengan sebagian besar (tempat duduknya) di atas api neraka pada hari kiamat nanti" (HR. Ahmad)

Jadi, tradisi kenaikan harga kebutuhan saat Ramadan dan hari raya bukanlah kenaikan yang murni alami. Untuk komoditi tertentu bisa alami naik semisal komoditi yang bahan baku produksinya dipengaruhi faktor alam. Atau produk yang bergantung pada faktor alam. Sehingga saat Ramadan langka sehingga mengalami kenaikan harga.

Mencegah Harga Melonjak

Kegiatan ekonomi suatu negara setidaknya melibatkan pedagang, pembeli, produsen dan negara.

Untuk membuat tradisi harga menjelang Ramadan dan lebaran tidak naik pihak pihak tersebut harus sama-sama menjalankan tupoksi yang benar dan syar'i. Kenapa harus syar'i? Karena hanya dengan berpegang pada ketentuan syariah lah suatu perbuatan akan benar dimata Allah subhaanahu wa ta'ala maupun manusia.

Pedagang kelas distributor ataupun eceran harus beriman dan bertakwa. Menerapkan prinsip berdagang sesuai syariah. Haus keuntungan boleh, tapi bukan menghalalkan semua jalan untuk meraihnya. Semisal penimbunan.

Menerapkan akhlaq mahmudah dalam berdagang. Semisal momen pra dan saat Ramadan dijadikan kesempatan membuat tradisi banyak sedekah dengan memberi diskon kepada pembeli. Hal ini bisa mengurangi potensi kenaikan harga yang dirasakan masyarakat. Dapat pahala berlipat, dagangan juga laris, pembelipun senang. 

Adapun negara, jauh-jauh hari harus melakukan monitoring rutin akan kesediaan berbagai kebutuhan pokok masyarakat. Menggerakkan perusahan-perusahan industri, petani, dan lain-lainnya untuk memastikan kecukupan barang kebutuhan masyarakat pra, saat hingga pasca Ramadan. Pemerintah tidak boleh sebulan sebelum Ramadan begerak untuk ini. Tapi harus jauh-jauh dari bulan Ramadan memastikannya. 

Jika persiapan untuk pertemuan G20 beberapa waktu lalu sedemikian rupa dan seriusnya pemerintah melakukannya, maka untuk kebutuhan rakyatnya sendiri sudah seharusnya lebih serius dan memenejnya dengan baik sehingga kelangkaan dan kenaikan harga tidak terjadi.

Ada kebijakan yang bisa dicontoh dari khalifah Ustman bin Affan. Beliau selama bulan Ramadan memberikan santunan 1 dirham perhari bagi rakyat. Bila di kurskan 1 dirham sama dengan 2,975 gram perak dikali harga perak per gram misal 15.000, diperoleh angka Rp. 44.625,00. Angka yang sangat membantu rakyat miskin di setiap harinya selama bulan Ramadan. Tapi, apakah mampu Indonesia meniru kebijakan khalifah Ustman bin Affan tersebut? Sedang hutang negara ini sudah diangka 7rb triliun lebih. 

Para pemimpin dinegeri ini perlu menelusuri jejak-jejak para khalifah dalam sistem pemerintahan Islam -kekhilafahan islam- untuk kemudian menemukan kunci-kunci kesuksesan mereka mengurus negara sehingga terwujud baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.

Adapun bagi pembeli, juga harus beriman dan bertakwa. Pembeli yang borju tidak boleh main borong barang hingga yang lainnya tidak mendapatkan. Atau menawar barang dengan harga tinggi hingga lainnya tidak mampu membeli. Perilaku seperti ini bisa berpotensi menaikkan harga. Jadi, belilah sesuai kebutuhan.

Ramadan sebagai bulan mulia penuh rahmat dan berkah dari Allah subhaanahu wa ta'ala, kehadirannya harus disambut dengan kegembiraan baik bagi rakyat miskin maupun kaya. Bukan dengan kesedihan besuk mau buka puasa dengan apa karena mahalnya harga kebutuhan. Dan untuk itu negara sebagai penanggungjawab atas kesejahteraan rakyatnya harus bisa menjamin kesejahteraan tersebut.

Khatimah

Ramadan bulan dilipatgandakan pahala. Ubah tradisi menaikkan harga dalam menyambutnya. Agar berkah Ramadan dirasakan oleh semua. Dan kembali fitri selepas kepergiannya. Wallahua'lam bis shawwab.






Minggu, 17 April 2022

Mencipta Fungsi Baru Sarung, Siapa Pelakunya?

Perang sarung ngetrend di bulan Ramadan. Viral video remaja perang sarung. Habis terawih, bukannya tadarus, malah perang antar kelompok pakai senjata sarung. Waduh, kreatif tapi dalam kejahatan.  

Kasus perang sarung ini terjadi di beberapa kota. Diantaranya di kota Banyuwangi, Bangka Selatan, Tegal, Bandung, Bogor, Pemalang, Bekasi dan kota lainnya. Perang sarung di kota Tegal telah merenggut nyawa (radartegal.com), pun yang terjadi di Bekasi (m.jpnn.com). Kondisi ini wajar jika membuat orang tua resah. 

Haus Kesibukan dan Unjuk Ego

Remaja, sosok yang terbuka dengan hal baru, menantang dan suka bergerombol. Ini adalah ekspresi wajar dari naluri baqa' seorang remaja. Mereka bermaksud menunjukkan eksistensi dirinya. Gejolak ini menjadikan mereka enggan berdiam diri. Mereka ingin sibuk dengan sebayanya, ingin pengakuan akan dirinya.

Ketika ekspresi naluri baqa' remaja ini tidak dipertemukan dengan iman, ilmu, amal dan kawan yang benar, maka yang terbentuk adalah sosok remaja bringgas, egois, dan perkumpulan yang negatif. Geng remaja bersenjata sarung adalah contohnya. 

Mereka berhasil mencipta fungsi baru dari sarung. Tentu, para orang tau bahkan pabrik sarungpun tidak pernah menduga sarung bisa menjadi senjata. Kalau pedang, pisau, belati tidak mengherankan jika dipakai senjata. Karena memang itu salah satu fungsinya. Kalau sarung? Sungguh diluar dugaan pabrik kalau bakal menjadi senjata dalam pertarungan antar kelompok remaja.

Buah Pendidikan Keluarga, Sekolah dan Negara

Pendidikan secara simple dapat diartikan sebagai proses menjadikan orang untuk baik. Baik hubungannya dengan al Khaliq, baik hubungannya dengan dirinya, baik hubungannya dengan sesamanya. 

Fenomena perang sarung ataupun tawuran remaja menunjukkan bahwa ada proses yang belum tepat dalam pendidikan yang dilakukan. Baik di tingkat keluarga, sekolah hingga negara. 

Keeroran dalam proses pendidikan bisa disebabkan oleh beberapa hal. Lingkup keluarga, bisa jadi proses pendidikan itu malah tidak ada. Karena keluarga menyerahkan pendidikan pada lembaga. 

Akibat kondisi ini, anak tumbuh fisiknya dari sauapan kedua orangtuanya. Adapun tumbuh pikir dan nalarnya dipengaruhi faktor luar. Bisa sekolah, lingkungan, teman hingga medsos. Padahal keluarga itu pembentuk pondasi iman dan takwa pada anak. Akhlaq yang dibentuk dari rumah akan terpancar saat anak berinteraksi diluar. Jika terbalik, akhlaq anak dibentuk dari pergaulan diluar, padahal diluar itu perilaku negatif dan positive campur aduk, maka jangan bertanya, kenapa perilaku anak cenderung bringgas dan kasar, jauh dari sosok beriman dan bertakwa.

Adapun lingkup sekolah, faktor yang mempengaruhi proses pendidikan ada beberapa hal. Diantaranya kurikulum, guru, dan budaya sekolah.

Kurikulum yang disebut core pendidikan memiliki pengaruh besar terhadap keberhasilan proses pendidikan. Kurikulum ini bisa membentuk pola pikir dan pola sikap seorang murid. Jika kurikulumnya sekuler kapitalistik maka output pendidikannyapun akan memiliki pola pikir sekuler kapitalistik. 

Pola pikir sekuler kapitalistik memisahkan urusan kehidupan dengan agama, orientasi dunia, mengejar kesenangan dan kebebasan. Dan generasi tawuran ataupun geng perang sarung adalah contoh buah penerapan kurikulum sekuler kapitalistik. 

Berikutnya, negara. Negara memiliki kekuatan terbesar dalam menentukan keberhasilan proses pendidikan sehingga menghasilkan output yang baik sebagaimana disebutkan di atas. 

Negara memiliki power dalam menetapkan sistem pendidikan yang diadopsi dan diterapkan. Salah pilih sistem, resiko gagalnya pendidikan. Salah satu indikator gagalnya pendidikan adalah jika moral/akhlaq rakyat dan birokrat di negara itu rusak. Dan aksi tawuran dan perang sarung remaja harus menjadi bahan evaluasi akan sistem pendidikan di negara ini. Sudahkah tepat atau belum?

Kurikulum Ramadan

Sebagai negara mayoritas berpenduduk muslim. Hal yang tidak menciderai toleransi beragama jika negara ini memiliki kurikulum Ramadan. Kurikulum yang dirancang khusus berlaku di bulan Ramadan dan khusus buat umat Islam. 

Mengisi Ramadan dengan ibadah dan amal shalih dijadikan agenda negara. Sehingga rakyat dari ringkat RT, RW, Desa, Kecamatan, Kabupaten, Pripinsi, hingga pusat diberi kurikulum kegiatan yang harus dilakukan selama Ramadan. Masjid, mushala, tempat-tempat pendidikan, lembaga sosial dihidupkan, disemarakkan dengan kurikulum Ramadan. 

Dengan demikian, tidak ada pribadi yang nganggur, tidak tahu harus beraktivitas apa mengisi Ramadannya. Kalangan remaja tidak ada peluang berfikir neko-neko semacam tawuran dan perang sarung di bulan Ramadan. Mereka akan giat mengisi Ramadannya dengan ibadah dan amal shalih lainnya.

Sungguh keberuntungan bukan hanya pada individu jika bisa demikian. Tetapi juga bagi pembuat kebijakan, negarapun kejatuhan berkahnya. Tidakkah kita menginginkan kondisi demikian?

Khatimah

Cukuplah ayat ini menyentuh relung akal dan hati untuk bersegera menetapkan Islam kaffah.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman;

وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰۤى اٰمَنُوْا وَا تَّقَوْا لَـفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَا لْاَ رْضِ وَلٰـكِنْ كَذَّبُوْا فَاَ خَذْنٰهُمْ بِمَا كَا نُوْا يَكْسِبُوْنَ

"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan." (QS. Al A'raf: 96).

Wallahua'lam bis showab.








Selasa, 05 April 2022

MotoGP dan Mudik, Kenapa Beda Ketentuannya?

Mudik bukan rutinitas tiap orang. Tapi pelaku mudik lebaran, di negeri ini, sampai puluhan juta orang. Angka yang cukup besar, dengan penyebaran wilayah se-nusantara. Dan saat ini covid 19 pada posisi tidak jelas. 

Bagi kita yang hidup di desa, bukanlah pelaku mudik. Tapi, yang punya saudara diperantauan, berita seputar mudik menjadi info penting. 

Tahukah kita? Bahwa tahun ini mudik diperbolehkan dengan beberapa ketentuan.  Pertama, bagi yang sudah vaksin 1 dan 2 melampirkan hasil tes antigen. Kedua, bagi yang sudah vaksin 1, 2 dan booster tidak perlu melampirkan hasil tes. Ketiga, bagi yang masih vaksin dosis 1 atau belum pernah vaksin harus melampirkan hasil PCR negatif. (https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-60866789)

Yang Penting Mudik

Setelah berita ketentuan mudik tersebar, mereka yang punya planning mudik berduyun-duyun vaksin. Demi mudik, demi bertemu dengan keluarga dan kerabat. 

Sebagaimana dilansir dari  republika.co.id, vaksin menjadi tren alias mengalami peningkatan di semua dosisnya. Dari dosis1, 2 dan booster. (https://www.republika.co.id/berita/r9rcli328/jadi-syarat-mudik-tren-vaksinasi-booster-meningkat-drastis)

Dari fakta ini menunjukkan betapa masyarakat 'nurut' dengan ketentuan pemerintah. Meski dirasa hal itu mempersulit mudik. Pasalnya, masyarakat membandingkan dengan pagelaran MotoGP yang penontonnya dari berbagai wilayah bahkan LN saja tidak diberi ketentuan sebagaimana mudik. Padahal semua memiliki potensi tertular dan atau menyebarkan covid. 

Covid di Negeri Ini Statusnya Apa?

Masyarakat adalah objek pemberlakuan regulasi. Adapun negara sebagai subjek yang memproduksi regulasi. Tentu, regulasi yang dibuat negara harus melalui kajian yang tepat dan benar. Sehingga upaya membandingkan ketentuan bagi penonton MotoGP dengan ketentuan mudik tidak terjadi.

Akhirnya, saat pagelaran MotoGP masyarakat menyangka covid telah punah. Tapi saat diberitakan syarat mudik, masyarakatpun jadi bertanya, sebenarnya status covid di negeri ini apa?

Disinilah masyarakat melihat tidak konsistennya pemerintah dalam membuat kebijakan. Terkesan mempermudah syarat penonton MotoGP dan mempersulit mudik. 

Khatimah

Masyarakat peduli adalah masyarakat yang mau mengkritisi kebijakan penguasa. Menyampaikan aspirasi dan nasehat kepada penguasa. Bukankah nasib penguasa di akhirat ditentukan atas riayahnya (pengurusannya) kepada rakyat? Wallahua'lam bis showab.

Kamis, 17 Maret 2022

Jadikan Hipnotis Ramadhan Untuk Membentuk Habit!

Jadikan Hipnotis Ramadhan 
Untuk Membentuk Habit


Siapa yang tidak gembira dengan bulan Ramadhan? Pasti setiap mukmin gembira menyambut bulan ini! Yang tidak gembira, wah perlu dipertanyakan imannya? 

Hipnotis Ramadhan yaitu dibukanya pintu surga lebar-lebar dan ditutupnya pintu neraka membuat orang ‘entheng’ ninggalin maksiat dan senang beribadah. Berikutnya hipnotis pahala yang berlipat-lipat menjadikan semarak amal shalih ada dimana-mana. Sampai-sampai tidur pun jadi pilihan aktivitas saking menjaganya diri hal yang dapat menghapus pahala puasa. Seperti ghibah, cuci mata, berkata kotor, adu domba dan perbuatan buruk lainnya.

Planning Kegiatan Ramadhan Kamu Dari Sekarang! 

Pertama, planning untuk ibadah wajib. Dibulan Ramadhan selain sholat 5 waktu, ada puasa Ramadhan yang wajib dilaksanakan. 

Untuk ibadah sholat siapa yang sholatnya masih bolong-bolong?, buat rajin dari sekarang dan jadikan Ramadhan moment perubahan dari yang malas sholat jadi rajin sesuai aturan. 

Oiya jangan cukupkan dengan sholat fardhu ya! Ada sholat sunnah loh! Dari sholat terawih, sholat tahajud, sholat witir, sholat hajat, sholat tasbih, sholat dhuha bisa kamu dirikan! Tinggal pilih! Buat target Ramadhan ini sebagai wadah membuat habit untuk sholat sunnah juga! InshaAllah, waktu sebulan cukup untuk membuat ritme dihari-hari selepas ramadhan. Klo sudah jadi habit, akal dan hati menyalakan alarm untuk mendirikan sholat-sholat tersebut! Jadi jangan buang sia-sia moment Ramadhan ini untuk membuat habit ibadahmu!

Rasulullah SAW bersabda, “Yang pertama dihisab dari seorang hamba pada hari Kiamat adalah sholat. Jika sholatnya baik maka baiklah seluruh amalnya. Jika sholatnya rusak maka rusaklah seluruh amal ibadanya” (HR. Tirmidzi)

Berikutnya, puasa Ramadhan biar tidak menghadirkan was-was, maka bagi yang belum menyahur hutang puasa Ramadhan tahun lalu, segera diqada sebelum 1 Ramadhan tahun ini tiba. Dan tekadkanlah puasa Ramadhan yang kamu jalani tahun ini bisa membentuk ritme tubuh untuk mudah diajak puasa sunnah dihari-hari selepas Ramadhan. Oiya jangan lupa berbuka dan sahur ya! Berbuka hukumnya wajib, kalau sahur itu sunnah!. 

Rasulullah SAW bersabda, “Puasa adalah benteng dari neraka, sebagaimana benteng salah seorang kalian dalam peperangan” (HR. Ibnu Majah)

Kedua. Planning tilawah Al Quran. Membaca al Quran adalah fardhu bagi seorang muslim. Nah, siapa yang belum bisa baca al Quran? Belajar dari sekarang dan targetkan di bulan Ramadhan ini sudah fasih baca. Ngebut ya belajarnya! Tidak ada kata terlambat untuk belajar! Dan bagi yang sudah lancar baca, frekuensi membacanya yuk ditingkatkan! Buat planning mau khatam berapa kali selama Ramadhan? Buat strategi agar tercapai target khatammu!

Nabi SAW bersabda, “ Orang yang membaca al Quran dengan mahir maka ia bersama para malaikat yang mulia lagi taat. Sedangkan orang yang membaca al Quran dengan tergagap dan susah membacanya maka baginya dua pahala” (HR. Mutafaqun ‘alaih)

Ketiga, planning amal shalih di bulan Ramadhan. Ada banyak pilihan amal yang bisa dilakukan di jam-jam Ramadhan. Dari pukul 00 hingga 00 lagi nilai pahala yang ditetapkan Allah SWT sama berlipat-lipatnya! Jadi mau amal shalih itu dilakukan tengah malam, tengah hari, pagi, sore, awal malam, tak perlu kuatir, pahala tetap berlipat-lipat! Sekarang, tinggal pilih, mau di isi dengan amal shalih apa? Dari i’tikaf, bersedekah, membaca buku, mendengarkan pengajian, bedakwah, menulis, membantu orang tua, belajar, bekerja dan lain-lain.  Banyak pilihan amal shalih, tinggal dipilih!

Rasulullah SAW bersabda, “Seorang mukmin tidak akan pernah kenyang dengan kebaikan, sampai tempat berakhirnya adalah surga” (HR. Tirmidzi)

Keempat, planning lebaran. Kenapa lebaran perlu diplanning kan? Lebaran itu adalah hari kemenangan! Siapa yang menang? Mereka yang bisa meraih gelar takwa selepas Ramadhan! Jadi terhitung dari malam takbiran itu. Bisa dicek langsung, apakah kita termasuk orang yang menang atau tidak? Jika sejak malam takbiran langsung kambuh penyakit amal buruknya berarti kita bukan termasuk orang yang menang. Contohnya; kumandang takbir 1 syawal eh langsung kumat ghibahnya, langsung kumat adu dombanya, langsung kumat kebiasaan buruknya. 

Nah tanda bukan pemenang berikutnya bila selepas Ramadhan ditinggalkan kebiasaan baik di bulan Ramadhan. Contohnya; tilawah Quran jadi ngak semangat melakukannya, sholat berjamaah jadi malas, sholat sendirianpun jadi ga juga! Waduh, kalau sudah seperti ini, kemarin puasa ramadhan apa tidak? Kok malah suram ibadahnya selepas Ramadhan. Astagfirullah!

Jadi, planning untuk pasca Ramadhan adalah planning untuk bisa istiqamah dalam ketaatan. Berat, karena pintu neraka telah dibuka, syetan gentayangan menggoda manusia, belum lagi nafsu dalam diri manusia. Oleh karena itulah, jangan putus untuk terus berdoa kepada Allah SWT agar kita ditetapkan sebagai golongan orang-orang yang istiqamah dalam beribadah dan menjalankan ketaatan. Aamiin.

Akhirnya, jangan sibuk planning baju baru. Jangan sibuk planning kue lebaran. Karena itu sudah ada di toko tinggal membelinya!. Masalahnya ada uangnya apa tidak!. Hehe. Kalau mau repot ya tinggal jahit baju sendiri dan membuat kue sendiri!

Rasulullah SAW bersabda, “ Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan keberkahan. Allah SWT mengunjungi kalian pada bulan ini dengan menurunkan rahmat, menghapus dosa-dosa, dan mengabulkan doa. Allah SWT melihat berlomba-lombanya kalian pada bulan ini, dan Dia membangga-banggakan kalian kepada para malaikatNya. Maka tunjukkanlah kepada Allah SWT hal-hal yang baik dari kalian. Karena orang yang sengsara adalah orang yang tidak mendapatkan rahmat Allah SWT di bulan ini” (HR. Thabrani)

Semoga tulisan ini bermanfaat, sebagai bekal menyambut dan mengisi bulan Ramadhan. Aamiin aamiin yaa mujiibassaailiin. 

Rabu, 15 Mei 2019

RAMADHAN MOMENT MEWUJUDKAN JUNNAH

Allah SWT memberikan fasilitas bulan Ramadhan kepada hambaNya. Allah SWT menyediakan balasan pahala yang berlipatganda, taburan rahmat dan ampunan di bulan ini. Adapun kewajiban puasa di bulan Ramadhan menjadi salah satu indikator dalam menetapkan mana hambaNya yang taat dan mana yang membangkang. Mana yang pailit dalam kebaikan dan mana yang loyal meraup semua pintu kebaikan. Dengan dilipatgandakannya pahala, syetan dibelenggu, logikanya akan mudah bagi orang beriman melakukan amal shalih.

Puasa ibadah wajib di bulan Ramadhan yang dicreate Allah SWT untuk menjadi perisai (junnah) bagi individu. Puasa menghalangi pelakunya dari pelanggaran hukum syara’.  Baik pelanggaran dalam bentuk ucapan, perbuatan maupun tulisan. Pasalnya, puasa akan bernilai pahala jika tidak dibarengi dengan kemaksiatan. Baik maksiat individu maupun berjamaah. Inilah maksud dari puasa menjadi perisai (junnah) bagi individu. Keberhasilan puasa menjadi perisai individu akan mewujudkan tujuan disyariatkannya puasa yaitu agar menjadi orang yang bertakwa.

Ramadhan disamping menjadi junnah bagi individu, juga menjadi junnah bagi umat Islam seluruhnya. Ramadhan dengan segala keistimewaanya –bulan penuh rahmat, ampunan- adalah bulan perjuangan bagi umat Islam. Tercatat banyak peristiwa besar terjadi di bulan Ramadhan. Mulai dari Perang Badar, penaklukan kota Makkah, perang Qadisiyah, perang Tabuk, pembebasan Palestina oleh pasukannya Salahuddin al Ayyubi, hingga proklamasi kemerdekaan Indonesia  terjadi di bulan Ramadhan.

Senin, 18 Juni 2018

Ramadhan dan Syawal, Bulan Spesial

Bertemu syawal -Hari Raya Idul Fitri- adalah anugerah luar biasa. Sebagaimana luar biasanya bertemu dengan Ramadhan. Kumandang takbir dimalam hari Raya menggugah hati untuk menitikkan air mata. Air mata kesedihan karena ditinggal Ramadhan. Dan air mata kebahagiaan karena kabar gembira dari Allah swt. Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan ikhlas karena Allah Swt maka Allah akan mengampuni dosa dosa nya yang telah lalu.

Sungguh, Ramadhan memiliki makna spesial pada diri umat Islam. Pengalaman ritual selama Ramadhan memberikan kepuasan naluri beragama. Pengalaman menahan pandangan, ucapan dan perbuatan sia-sia memberikan ketenangan batin untuk  bisa menjaganya. Demikian pula amal sosial yang begitu mudah dilakukan, memberikan semangat hati untuk bisa melanjutkannya.

Ramadhan betul-betul bulan tarbiyah, ramadhan bulan perjuangan, ramadhan juga bulan pembentukan habit untuk taat kepada Allah Swt. Tadarus Quran yang tiap malam menggema di mushola dan masjid, ibadah qiyamul lail, sedekah, menjauhi ghibah harusnya bisa dilakukan di sebelas bulan ke depan. Bukankah pembentukan habit membutuhkan waktu sekitar satu bulan?

Ramadhan seharusnya cukup untuk mendawamkan/merutinkan ketaatan kita kepada Allah Swt. Istiqamah atau tidak istiqamah dalam ketaatan inilah alat ukur sukses tidaknya Ramadhan.

Dan pada akhirnya, setiap diri yang beriman akan sangat merindukan kehadiran Ramadhan lagi. Kerinduan itu tumbuh karena suasana Ramadhan yang bener-benar beda dari hari lainnya. Untuk menjadi taat begitu mudah. Semua orang seolah tersulap menjadi baik. Semoga pesan Allah Swt, yang memerintahkan orang-orang beriman berpuasa agar menjadi pribadi bertakwa dapat terwujud pada diri kita.  Aamiin.

Sebagai penutup, sabda Nabi Saw: ittaqillaha haitsuma kunta, bertakwalah kepada Allah dimanapun kalian berada. Wallahua'lam. Berikut link video ucapan Selamat Hari Raya Idul Fitri. Downloud disini.

Senin, 16 April 2018

Sya'ban Tiba Ramadhan Kemudian

Pengunjung forummah.blogspot yang disayangi Allah Swt, ada sebagian yang mengatakan hari ini sudah tanggal 1 Sya'ban 1439H.

Sebagiannya lagi menyebut selasa besuk tanggl 1 Sya'ban 1439 H

Lepas dari perbedaan yang ada. Ada beberapa hadist yang harus kita ingat tentang bulan ini

Rasulullah SAW pernah bersabda: "Sya'ban itu bulan antara Rajab dan Ramadhan. Bulan ini banyak diabaikan oleh umat manusia, padahal dalam bulan ini (Sya'ban)  amal-amal hamba itu diangkat (diterima oleh Allah). Aku ingin amalku diterima oleh Allah di bulan Sya'ban dalam keadaan aku berpuasa." (HR Baihaqi

Aisyah RA menuturkan: "Aku tidak pernah melihat Rasulullah menyempurnakan puasa selama sebulan penuh kecuali pada bulan Ramadhan. Dan aku tidak pernah melihat beliau banyak melakukan puasa di luar Ramadhan kecuali pada bulan Sya'ban." (HR Muttafaq 'alaih)

Mari kita tingkatkan amal ibadah dibulan ini. Dengan puasa sunnah, sholat sunnah, dirikan tahajud,  bersedekah, dan lain-lainya. Sebagai pemanasan tuk memasuki bulan yang dinantikan Ramadhan.

Bilih wonten tutur kata maupun perbuatan ingkang mboten ngepena aken, nyuwun pangapunten.  

Allahumma bariklana fi rojab wa sya'ban wa balighna ramadhan. Aamiin

Dipun Waos Piantun Kathah