يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Tampilkan postingan dengan label Wanita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Wanita. Tampilkan semua postingan

Selasa, 24 Oktober 2023

Femisida Dan Feminisme, Apa Hubungannya?

Pembunuhan manusia kian sering terjadi. Bila dahulu Qabil membunuh 1 saudaranya yakni Habil, adapun sekarang dalam sekali aksi bisa langsung menewaskan ratusan hingga ribuan manusia. Misalnya aksi pengeboman Israel atas Palestina di Oktober 2023 ini, sudah menewaskan 3.000 lebih manusia baik laki-laki maupun perempuan.

Pembunuhan sistematis terhadap gender tertentu, laki-laki atau perempuan disebut dengan gendercide atau genosida. Istilah gendercide ini dimunculkan oleh feminis Amerika Mary Anne Warren dalam bukunya Gendercide: The Implications of Sex Selection tahun 1985. 

Adapun pembunuhan yang dikhususkan untuk kaum perempuan saja disebut dengan femisida. Femisida merupakan pembunuhan secara sistematis terhadap perempuan, biasanya karena faktor budaya. 

Sedangkan pembunuhan yang dikhususkan untuk kaum laki-laki saja disebut androcide. Androcide merupakan pembunuhan secara sistematis terhadap laki-laki karena berbagai alasan, seperti karena faktor budaya. (https://en-m-wikipedia-org)

Pertanyaannya, kenapa femisida saat ini memiliki porsi perhatian khusus, padahal banyak juga pembunuhan atas laki-laki?

Feminisme dan Femisida

Feminisme adalah gerakan kaum perempuan barat yang menuntut kesetaran peran dalam semua ranah. Ketika gerakan ini diberi pintu maka kaum perempuan pelan tapi berkelanjutan diserahi pengurusan kaum perempuan. Wajar jika kemudian perempuan barat memunculkan istilah-istilah dan program-program khusus bagi kaum perempuan. Dan program-program tersebut ditularkan ke perempuan di negeri-negeri kaum muslimin.

Masalah-masalah yang menimpa perempuan dilihat oleh kalangan feminis sebagai persoalan yang disebabkan oleh faktor gender semisal budaya patriarki. Contohnya pandangan mereka atas kasus femisida. Disebutkan bahwa femisida berbeda dengan pembunuhan biasanya karena mengandung aspek ketidaksetaraan gender, dominasi, agresi, opresi. Femisida adalah produk budaya patriarkis dan misoginis, terjadi diranah privat, komunitas dan negara. 

Pendapat mereka ini melihat beberapa fakta, seperti data PBB menyebutkan 80% pelaku femisida adalah orang terdekatnya korban. Di Indonesia, data tahun 2019 yang tercatat, pelaku femisida oleh suami (48 kasus), pacar (13 kasus), pertemanan (19 kasus), kerabat (7 kasus). (https://komnasperempuan.go.id/siaran-pers-detail/siaran-pers-komnas-perempuan-tentang-femisida). Adapun data Juni 2021-Juni 2022 kasus femisida ada 307 kasus, 84 kasus dilakukan oleh suami atau mantan suami. (https://komnasperempuan.go.id/siaran-pers-detail/siaran-pers-komnas-perempuan-tentang-dugaan-femisida-dalam-relasi-personal-kasus-tewasnya-korban-perempuan-di-surabaya)

Akhirnya, fokuslah kaum feminis ini dengan pembunuhan yang menimpa kaumnya (femisida). Hingga hampir lupa akan banyaknya kasus pembunuhan laki-laki oleh sesama laki-laki. Ataupun pembunuhan laki-laki oleh perempuan. 

Mereka melihat sudut mendasar pembunuhan atas perempuan adalah unsur gender. Akibatnya solusi yang digaungkanpun untuk kesalamatan perempuan saja, semisal hapus budaya patriarki, wujudkan kesetaraan gender, perlindungan hak-hak perempuan dan solusi sealiran dengan itu. 

Padahal, solusi yang lahir dari ideologi tertentu, atas satu masalah yang sama yakni pembunuhan, seharusnya bisa menghentikan atau menekan hingga ke titik nol kasus pembunuhan, baik pembunuhan atas laki-laki ataupun perempuan. Bukan hanya untuk satu gender tertentu saja, semisal untuk perempuan.

Inilah penyelesaian dalam sistem sekuler-kapitalisme yang memperjelas bahwa sistem ini menempatkan perempuan sebagai bagian tersendiri, dimana perempuan harus berjuang untuk keberlangsungan dan keselamatan dirinya.

Islam Menghapus Gendercide

Masa Firaun, bayi laki-laki dibunuhi. Di masa jahiliyah arab, bayi perempuan dibunuh bahkan oleh ayahnya sendiri. Masa kegelapan eropa, perempuan jadi makhluk pelayan laki-laki hingga jadi tumbal dalam ritual-ritual sesat. 

Masa sebelum Islam, femisida, androcide, praktek patriarki telah terjadi. Dan ketika Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam diangkat sebagai nabi dengan membawa risalah Islam maka semua itu terlarang. 

Islam menempatkan manusia secara utuh. Manusia baik laki-laki maupun perempuan memiliki potensi hidup, naluri, akal dan nafsu. Pembeda laki-laki dan perempuan dihadapan Allah subhaanahu wa ta'ala adalah ketakwaannya. 

Laki-laki memiliki peran dan tanggung jawab domestik dan publik. Demikian pula perempuan memiliki peran domestik dan publik. Masing-masing menjalankan perannya dan menjalin relasi sesuai ketentuan syariah. 

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:

وَا لْمُؤْمِنُوْنَ وَا لْمُؤْمِنٰتُ بَعْضُهُمْ اَوْلِيَآءُ بَعْضٍ ۘ يَأْمُرُوْنَ بِا لْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوْنَ الزَّكٰوةَ وَيُطِيْعُوْنَ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ ۗ اُولٰٓئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللّٰهُ ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ

"Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, melaksanakan sholat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka akan diberi rahmat oleh Allah. Sungguh, Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. At-Taubah 9: Ayat 71)

Islam tidak memiliki istilah khusus untuk pembunuhan atas perempuan. Demikian pula Islam tidak memiliki istilah khusus untuk menyubut pembunuhan atas laki-laki. Dalam Islam hanya ada satu istilah yaitu pembunuhan.

Pembunuhan atas perempuan haram sebagaimana haramnya membunuh laki-laki. Pembunuhan atas diri sendiri juga sama haramnya. Laki-laki dan perempuan yang melakukan pembunuhan kepada manusia lainnya tanpa alasan syar'i mendapatkan hukuman yang sama. 

Diantara ayat Allah Subhanahu wa ta'ala yang menjelaskan hal tersebut adalah:

وَلَا تَقْتُلُوْۤا اَوْلَا دَكُمْ خَشْيَةَ اِمْلَا قٍ ۗ نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَاِ يَّا كُمْ ۗ اِنَّ قَتْلَهُمْ كَا نَ خِطْاً كَبِيْرًا

"Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu. Membunuh mereka itu sungguh suatu dosa yang besar." (QS. Al-Isra' 17: Ayat 31)

وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِيْ حَرَّمَ اللّٰهُ اِلَّا بِا لْحَـقِّ ۗ 

"Dan janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah (membunuhnya), kecuali dengan suatu (alasan) yang benar..."(QS. Al-Isra' 17: Ayat 33)

وَمَنْ يَّقْتُلْ مُؤْمِنًا مُّتَعَمِّدًا فَجَزَآ ؤُهٗ جَهَـنَّمُ خَا لِدًا فِيْهَا وَغَضِبَ اللّٰهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهٗ وَاَ عَدَّ لَهٗ عَذَا بًا عَظِيْمًا

"Dan barang siapa membunuh seorang yang beriman dengan sengaja, maka balasannya ialah Neraka Jahanam, dia kekal di dalamnya. Allah murka kepadanya dan melaknatnya serta menyediakan azab yang besar baginya." (QS. An-Nisa' 4: Ayat 93)

... ۗ وَلَا تَقْتُلُوْۤا اَنْـفُسَكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَا نَ بِكُمْ رَحِيْمًا

"... Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu." (QS. An-Nisa' 4: Ayat 29)

Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, " Tidak halal darah seorang muslim yang bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya aku adalah utusan Allah kecuali lantaran satu dari tiga perkara yaitu orang yang sudah menikah yang berzina, jiwa dengan jiwa, dan orang yang meninggalkan agamanya yang memisahkan diri dari jamaah" (HR. Bukhari Muslim).

Dari ayat-ayat Alquran dan hadist di atas, jelas bahwa Islam tidak memisah-misahkan antara laki-laki dan perempuan. Pembunuhan atas 1 perempuan menjadi masalah bagi seluruh kaum muslimin, demikian pula pembunuhan atas 1 laki-laki. 

Ketika seorang laki-laki mentaati Allah subhaanahu wa ta'ala dan RasulNya, maka ia tidak akan aniaya kepada perempuan, demikian pula sebaliknya perempuan yang mentaati Allah subhaanahu wa ta'ala dan RasulNya, tidak akan aniaya pada laki-laki. 

Jadi, maraknya kasus kekerasan hingga pada pembunuhan perempuan atau laki-laki karena jauhnya dari ketaatan sehingga tidak mendapatkan rahmat Allah subhaanahu wa ta'ala. Ketika tiada rahmat, hati dan akal seseorang cenderung pada nafsu, kasar, bringgas, dan memudar jiwa kemanusiaannya. 

Kondisi ini diperparah dengan sistem sekuler-kapitalisme yang menjauhkan seseorang dari agamanya. Makin jauh dari agama makin jauh seseorang dari Allah subhaanahu wa ta'ala. Makin jauh dari Allah subhaanahu wa ta'ala, makin kuat kecintaannya pada dunia dan lupa akhiratnya. Maka muncullah berbagai macam kejahatan di muka bumi. 

Khatimah

Paparan di atas meyakinkan kita bahwa Islam menjaga kehormatan dan melindungi perempuan dan laki-laki. Bila demikian, menyuarakan penerapan syariah Islam secara kaffah itulah yang seharusnya kaum muslimin lakukan. Bukan terjebak dengan seruan feminis barat ataupun pemikiran sekuler kapitalisme yang malah memunculkan berbagai problem kejahatan ranah pribadi, masyarakat hingga negara.

Wallahua'lam bis shawaab. 

Kamis, 29 Desember 2022

Buat Apa Memperjuangkan Kesetaraan Gender?


Peringatan hari ibu ke-94, 22 Desember 2022 mengambil tema Perempuan Berdaya Indonesia Maju. 

Di sistem sekulerisme-kapitalisme  saat ini, ada hari ibu tidak ada hari bapak. Kenapa bisa demikian?

Penghargaan yang diberikan oleh sistem saat ini kepada perempuan berawal dari ketiadaan pengaturan yang menjadikan perempuan berharga.  

Sejarah hari perempuan sedunia termasuk di Indonesia, berawal dari kondisi ketertindasan perempuan dan penjajahan terhadap hak-hak perempuan. Kaum laki-laki berkuasa atas wanita. 

Disiapkannya hari khusus untuk memperingati hari ibu (mother's day) ataupun peringatan hari-hari perempuan lainnya, itu bukan bukti bahwa secara sistemik, sistem saat ini yaitu sekulerisme-kapitalisme menempatkan perempuan pada posisi mulia.

Fakta menunjukkan bahwa ide kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan muncul dari gharizah baqa' (naluri mempertahankan eksistensi diri) perempuan yang merasa dirinya tidak dihargai oleh sistem ini. Mereka memperjuangkan diri mereka untuk mendapatkan pengakuan atas diri mereka dihadapan kaum laki-laki. 

Akhirnya, perempuan pun dihargai oleh kaum laki-laki sebatas apa yang mereka perjuangkan itu. Yaitu eksistensi mereka di dunia publik, di dalam kesertaan mereka dalam bidang ekonomi. Hingga tidak sedikit, kaum perempuan yang hakikatnya dieksploitasi sisi feminitasnya, menganggapnya itu sebagai pemberdayaan perempuan.

Demikianlah, jika sistem hasil pemikiran manusia, maka manusia akan memproduksi aturan yang sekiranya itu dipandang baik menurut akalnya

Bila Berdayanya Perempuan Mengikuti Kapitalisme

Bila berdayanya perempuan semata dimaknai dengan kesertaannya dibidang ekonomi, maka perempuan bisa dieksploitasi oleh sistem  kapitalisme untuk menjadi tulang punggung ekonomi. 

Kejam!

Sistem ini telah menghantarkan tidak satu, tidak juga dua perempuan, tapi sampai jutaan perempuan menjadi TKW di luar negeri. Padahal secara naluri, menjadi TKW pasti tidak diharapkan mereka.

Bila berdayanya perempuan dilihat dari peran publik dia, maka sistem ini akan menyeret perempuan untuk cinta karir dibanding cinta keluarga.

Polemik nurani akan tanggung jawab sebagai istri, ibu dan karir akan terus menghantui para wanita. Lebih-lebih bagi kaum ibu yang memiliki anak masih kecil atau masih dalam usia sekolah. 

Dan kekuatan sistem saat ini, mampu mengeret perempuan untuk melepas fitrahnya hingga harus tega menitipkan anak pada pembantu, rumah penitipan anak, kadang melebihi laki-laki, karena tugas kantor untuk beberapa hari tidak melihat sang buah hati. 

Bahkan, sistem ini mampu menjadikan  tempat kerja menjadi tempat nyaman bagi perempuan daripada rumahnya. Pekerjaan kantor lebih menyenangkan dari pada mengerjakan tugas rumah tangga dan mengurus anak.

Hingga akhirnya, sistem ini membentuk fakta  dibeberapa negara, adanya keluarga yang memilih tidak memiliki anak dan perempuan ataupun laki-laki yang tidak mau menikah (https://www.cnbcindonesia.com/news/20210930132703-4-280405/4-negara-asia-kena-resesi-seks-ogah-kawin-emoh-punya-anak/2)

Dari paparan tersebut, jelas bahwa sistem sekulerisme-kapitalisme ini, memiliki dasar pandangan kapital/materi dan sekuler atas diri perempuan. Dan pandangan yang demikian bila tidak disadari kaum perempuan (muslimah), tentu akan menjauhkan dirinya dari agamanya. Pola pikirnya dan pola sikapnya akan sesuai dengan arahan kapitalisme yang duniawi semata.

Sampai-sampai diperingatan hari ibu pun yang diserukan oleh sistem ini adalah seruan bagi perempuan untuk memperjuangkan hak demi terwujudnya kesetaraan gender. Bukan seruan untuk menjadi ibu yang shalihah demi terwujudnya generasi yang beriman, bertakwa, berakhlaq mulia demi masa depan bangsa yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. 

Shalihah Bukan Kesetaraan Gender

Ibu sebagai episode peran yang dilalui perempuan, maka Allah SWT pun telah menurunkan firmanNya secara khusus untuk kaum ibu.

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:

وَوَصَّيْنَا الْاِ نْسٰنَ بِوَا لِدَيْهِ ۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصٰلُهٗ فِيْ عَا مَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِـوَا لِدَيْكَ ۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ

"Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu." (QS Luqman 31: Ayat 14)

Allah SWT menempatkan sosok ibu dan bapak  tanpa pilih kasih dihadapanNya. Bila dalam Islam tidak ada hari khusus bagi ibu, maka tidak ada hari khusus pula bagi bapak. Tapi setiap hari adalah hari untuk berbakti kepada keduanya.

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:

وَقَضٰى رَبُّكَ اَ لَّا تَعْبُدُوْۤا اِلَّاۤ اِيَّاهُ وَبِا لْوَا لِدَيْنِ اِحْسَا نًا ۗ اِمَّا يَـبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَاۤ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَاۤ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا

"Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik." (QS.  Al-Isra' 17: Ayat 23)

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:

وَا خْفِضْ لَهُمَا جَنَا حَ الذُّلِّ مِنَ الرَّحْمَةِ وَقُلْ رَّبِّ ارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيٰنِيْ صَغِيْرًا 

"Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, "Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil." (QS Al-Isra' 17: Ayat 24)

Penghargaan Islam terhadap ibu atau wanita secara umum, bukan dibangun dari  partisipasinya di dunia publik, bukan pula sumbangannya pada ekonomi.

Islam sebagai sistem yang lahir dari aqidah Islam, maka sistem Islam mengarahkan manusia untuk menjadikan Allah SWT sebagai tujuan amalnya. 

Maka penghormatan Islam kepada kaum ibupun diukur dari ketaatannya kepada Allah SWT. 

Dan untuk menjadi taat, maka setiap peran yang dijalankan perempuan baik domestik ataupun publik harus diikatkan dengan ketentuan syariah Islam. 

Gelar shalihah itulah penghargaan tertinggi bagi seorang wanita.  Menjadi wanita shalihah, istri shalihah, ibu shalihah itulah yang dibentuk oleh sistem Islam. Ini pula yang menjadikan seseorang mulia dihadapan Allah SWT. 

Rasulullah SAW bersabda,  " Dunia itu perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah" (HR. Muslim)

Dengan standart shalihah, maka kaum perempuan akan mengejar taqwa, bukan dunia. Sehingga ia akan mengambil dan menjalankan peran yang sesuai dengan ketentuan syariah. 

Dengan konsep yang demikian akan sedikit dijumpai di sistem Islam, perempuan yang keliru menempatkan prioritas aktivitasnya. Wajib tidak dikalahkan dengan mubah, sunah tidak menggeser kewajiban. Haram tidak dilanggar demi kemubahan. Contohnya; bekerja hukumnya mubah bagi perempuan. Adapun menutup aurat adalah wajib. Demi pekerjaan seorang muslimah tidak akan melepaskan hijabnya. 

Suasana takwa yang dibentuk oleh sistem Islam inilah yang tidak ada di sistem sekulerisme-kapitalisme saat ini. Orientasi hidup untuk meraih keselamatan dunia dan akhirat yang diarahkan secara sistemik dalam sistem Islam, tidaklah dijumpai disistem sekulerisme-kapitalisme.

Demikianlah sistem dari Allah SWT, akan menempatkan wanita sebagaimana fitrahnya dan tidak membebani perempuan dengan beban bertumpuk-tumpuk hingga menjadi tulang punggung keluarga.

Jadi, buat apa menggejar dan memperjuangkan kesetaraan gender? Sedangkan yang menjadikan perempuan berharga itu adalah hidup di sistem Islam. Maka perjuangankanlah tegaknya sistem Islam itu.

Khatimah

Cukup bagi perempuan apakah sebagai anak, istri, ibu untuk mengejar shalihah. Kejarlah ini, karena inilah yang menjadikan kita bertakwa. Dan inilah yang diharapkan Allah SWT dari hambaNya. Dan ambillah hak atas dunia kalian untuk menjalankan ketaatan lainnya. Wallahua'lam bis showwab. 









Selasa, 06 Desember 2022

16 HAKTP, Cukupkah?

Isu perempuan terus mengalir dan tiada kejelasan kapan berakhirnya. Berita seputar perempuan dari kasus kekerasaan yang menimpa perempuan, pemberdayaan perempuan, kesetaraan peran publik perempuan, dan berita lainnya, membentuk satu blok khusus bagi perempuan.

Periode 25 November - 10 Desember menjadi hari-hari yang  diperhatikan oleh sebagian kaum perempuan. Direntang waktu tersebut ada beberapa peringatan.

Tanggal 25 November, Hari Internasional untuk Penghapusan Kekerasan pada Perempuan. Tanggal 29 November, Hari Perempuan Pembela Hak Asasi Manusia. Tanggal 1 Desember, Hari AIDS Sedunia. Tanggal 2 Desember, Hari Internasional untuk Penghapusan Perbudakan. Tanggal 3 Desember, Hari Internasional Untuk Penyandang Disabilitas. Tanggal 5 Desember, Hari Internasional Untuk Sukarelawan. Tanggal 6 Desember, Hari Tidak Ada Toleransi bagi Kekerasan Terhadap Perempuan. Tanggal 9 Desember, Hari Pembela HAM Sedunia. Dan tanggal 10 Desember, Hari HAM Internasional.

Berlatar belakang dari peringatan 25 November sebagai Hari Internasional untuk Penghapusan Kekerasan Perempuan dan dihubungan secara simbolik dengan tanggal 10 Desember sebagai hari HAM, maka pada tahun 1991 Women's Global Leadership Institute yang disponsori oleh Center For Women's Global Leadership menginisiasi kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (16 HAKTP). Dan pada tahun 2001 Komnas Perempuan tergabung dalam kampanye 16 HAKTP tersebut. 

Catatan Kekerasan Terhadap Perempuan di Indonesia

Catatan Tahunan (Catahu) Maret 2022, Komnas Perempuan mendokumentasikan pada tahun 2021 ada 338.496 kasus Kekerasan Berbasis Gender (KBG) terhadap perempuan dengan rincian pengaduan ke Komnas perempuan 3.838 kasus, lembaga layanan 7.029 kasus, dan Badilag 327.629.

Angka tersebut mengalami peningkatan dari 226.062 kasus pada tahun 2020. Meningkat signifikan 50% Kekerasan Berbasis Gender dari tahun 2020 ke tahun 2021. (https://komnasperempuan.go.id/siaran-pers-detail/peringatan-hari-perempuan-internasional-2022-dan-peluncuran-catatan-tahunan-tentang-kekerasan-berbasis-gender-terhadap-perempuan)

Dengan demikian, keterlibatan Komnas Perempuan dengan kampanye 16 HAKTP dari tahun 2001 hingga tahun 2021, belum bisa menurunkan kasus kekerasan terhadap perempuan.

Kenapa Makin Meningkat?

Berbagai gagasan gerakan khusus bagi perempuan menunjukkan bahwa perempuan saat ini hidup dalam sistem kehidupan yang menempatkan perempuan sebagai entitas tersendiri dari sistem tersebut. Artinya sistem kehidupan tersebut tidak memiliki aturan khusus bagi perempuan. 

Kondisi ini menjadikan perempuan rawan menjadi objek kekerasan, dan di eksploitasi. Sedang di sisi yang lain, sistem ini juga memberikan kepada perempuan kebebasan tanpa batas. 

Dengan sistem yang demikian, apabila kaum perempuan mau terbebas dari tekanan, kekerasan, intimidasi kaum pria, mereka harus berjuang untuk melakukan perlawanan. Mereka harus membuat aturan sendiri yang diyakini menjadikan diri mereka -kaum perempuan- bisa bebas dan bebas dari tekanan siapapun. Karena secara sistem, tidaklah terusmuskan aturan terkait peran dan perlindungan bagi perempuan. 

Tapi, satu sisi yang lain, kebebasan yang diberikan sistem kehidupan ini, menjadikan aktivitas maksiat tidak akan terkategori kekerasan atau mengekang perempuan selama perempuan tersebut mengijinkannya atau menginginkannya. Contohnya seks bebas tanpa ikatan pernikahan tidak terkategori kekerasan pada perempuan selama diinginkan kedua belah pihak. 

Dan atas entitas kaum pria, sistem kehidupan ini juga memberikan kebebasan. Dengan fisik yang lebih kuat dari perempuan dan nalar berfikir yang lebih dominan, menjadikan kaum pria ini bisa bertindak keluar dari jiwa kemanusiaannya kepada kaum perempuan. Sehingga muncullah istilah yang disebut oleh kaum perempuan sebagai kekerasan terhadap perempuan. 

Dari uraian ini, maka sangat relevan jika muncul dikalangan perempuan barat gerakan feminisme. Gerakan kaum perempuan untuk meraih kebebasan tanpa ada gangguan yang tidak diinginkan. Inilah hakikat dari gerakan feminis, meraih posisi dan menempati posisi, bertindak dan berbuat sesuai kemauan. Maka tuntutan selanjutnya dari mereka adalah kesetaraan gender. 

Dan sistem kehidupan apa yang bercorak demikian? Itulah sistem kapitalisme. Sistem kehidupan yang lahir dari asas sekulerisme (pemisahan urusan agama dari kehidupan).  Dan inilah sistem yang saat ini diterapkan oleh manusia.

Karena penerapan sekulerisme-kapitalisme inilah yang menjadikan kekerasan terhadap perempuan terus ada bahkan meningkat, karena patokan kekerasan dalam kacamata kaum feminis adalah melanggar hak asasi ia atau tidak. Tanpa menggunakan ketentuan agama. 

Misal; seorang laki-laki yang meminta istrinya berhijab bisa dikenakan delik KDRT verbal jika si istri tidak bersedia. Jika hingga memberi pelajaran fisik walau hanya cubitan bisa dilaporkan KDRT. Dalam perspektif feminis hal ini melanggar hak asasi perempuan untuk bebas berekspresi yaitu bebas berpakaian. ( Terkait kekerasan verbal bisa baca di link ini https://www.orami.co.id/magazine/kekerasan-verbal)

Padahal berhijab bukan perintah suami, tapi perintah Allah SWT. Suami hanya menjalankan tugasnya  mendidik istrinya untuk mentaati Allah SWT.

Sekulerisme juga menjadikan kaum laki-laki jauh dari agamanya. Dengan pemahaman agama yang minim, taqarub illah yang minimal, bisa memberikan efek Sholat Terus Maksiat Jalan (STMJ). Sehingga tidak terbentuk pribadi laki-laki yang berakhlaq mulia. Merekapun menjadi kasar, dan cenderung memenuhi nafsu. Maka wajar jika sikap dari pribadi yang STMJ ini adalah sewenang-wenang pada perempuan.

Diluar sistem sekulerisme-kapitalisme, faktor individu juga mempengaruhi tingkat kekerasan terhadap perempuan. Bahkan kekerasan perempuan pada laki-laki. Faktanya ada laki-laki yang berada diketiak perempuan. Sampai ada istilah suami-suami takut istri. 

Faktor individu yang mempengaruhi kekerasan tersebut meliputi faktor pemahaman agama, tingkat pendidikan, pendidikan di keluarga, status sosial dan lainnya. 

Dari uraian tersebut, maka layak jika kasus kekerasan terhadap perempuan di sistem saat ini terus meningkat.

Perjuangan Perempuan Tak Menyentuh Akar Masalah

Uraian di atas menunjukkan bahwa apa yang diperjuangkan kaum perempuan saat ini adalah melawan efek dari penerapan sekulerisme-kapitalisme.  

Berbagai kegiatan kelas internasional seperti 16 HAKTP diarahkan untuk melawan kekerasan terhadap perempuan. Sedangkan akar penyebab kekerasan terhadap perempuan yaitu penerapan sekulerisme-kapitalisme dibiarkan. 

Jadi, wajar kampanye 16 HAKTP yang telah digagas sejak 1991 dan agenda-agenda keperempuan lainnya tidak mengurangi angka kekerasan terhadap perempuan. Karena 16 HAKTP tidaklah cukup untuk menghapus kekerasan terhadap perempuan.

Muslimah Tidak Perlu 16 HAKTP

Islam sangat berbeda dengan sekulerisme-kapitalisme. Islam sudah menyiapkan ketentuan lengkap dan sempurna terkait pengaturan perempuan, pengaturan laki-laki, pengaturan hubungan perempuan dengan laki-laki, dan sistem sanksi atas pelanggaran aturan tersebut. 

Kaum muslimah tidak perlu capek-capek berjuang untuk kesetaraan gender, tak perlu membuat gerakan untuk melawan kekerasan kaum pria atas dirinya. Karena relasi antar manusia dibangun diatas pondasi keimanan kepada Allah SWT. Semua dihadapan Allah SWT adalah sama, yang membedakan mulia tidaknya adalah tingkat ketakwaannya kepada Allah SWT.

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:

يٰۤاَ يُّهَا النَّا سُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَآئِلَ لِتَعَا رَفُوْا ۗ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَ تْقٰٮكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

"Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti." (QS. Al-Hujurat 49: Ayat 13)

Karena ikatan keimanan inilah, menjadikan hubungan sesama muslim dalam rangka mentaati Allah SWT. Sehingga perlakuan kepada lainnya saling tolong menolong, memperlakukan dengan baik, adil, tidak saling mengintimidasi dan ketentuan lainnya sesuai syariah Islam. 

Jadi, dalam Islam setiap harinya adalah anti kekerasan kepada sesama, baik kepada perempuan ataupun laki-laki.

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman

 ۘ وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَا لتَّقْوٰى ۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِ ثْمِ وَا لْعُدْوَا نِ ۖ وَا تَّقُوا اللّٰهَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَا بِ

"... Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksa-Nya." (QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 2)

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُوْنُوْا قَوَّا مِيْنَ لِلّٰهِ شُهَدَآءَ بِا لْقِسْطِ ۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰ نُ قَوْمٍ عَلٰۤى اَ لَّا تَعْدِلُوْا ۗ اِعْدِلُوْا ۗ هُوَ اَقْرَبُ لِلتَّقْوٰى ۖ وَا تَّقُوا اللّٰهَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ بِۢمَا تَعْمَلُوْنَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 8)

Bagi kaum muslimah yang harus diperjuangkan adalah mengamalkan syariah Islam menyangkut dirinya dengan Allah SWT, dengan dirinya sendiri, hubungannya dengan manusia lainnya dengan ikhlas dan benar, sesuai Al Qur'an dn Al Hadist. Jika ada pelanggaran maka sistem sanksi juga sudah disiapkan oleh Islam. Pelaksanaan ketentuan ini sudah menyangkut peran domestik dan publiknya perempuan.

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:

وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللّٰهُ بِهٖ بَعْضَكُمْ عَلٰى بَعْضٍ ۗ لِلرِّجَا لِ نَصِيْبٌ مِّمَّا اكْتَسَبُوْا ۗ وَلِلنِّسَآءِ نَصِيْبٌ مِّمَّا اكْتَسَبْنَ ۗ وَسْئَـلُوا اللّٰهَ مِنْ فَضْلِهٖ ۗ اِنَّ اللّٰهَ كَا نَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمًا

"Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. An-Nisa' 4: Ayat 32)

Kaum laki-laki juga tinggal melaksanakan syariah Islam menyangkut hubungan dia dengan Allah SWT, dengan dirinya dan dengan sesamanya. 

Jadi untuk kaum hawa dan kaum adam yang dituntut dari syara' adalah melaksanakan perintah Allah SWT dan RasulNya.

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اَطِيْـعُوا اللّٰهَ وَاَ طِيْـعُوا الرَّسُوْلَ وَاُ ولِى الْاَ مْرِ مِنْكُمْ ۚ فَاِ نْ تَنَا زَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَا لرَّسُوْلِ اِنْ كُنْـتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِا للّٰهِ وَا لْيَـوْمِ الْاٰ خِرِ ۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا

"Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan ulil amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (QS. An-Nisa' 4: Ayat 59)

Dan sistem Islam ini bisa terlaksana sempurna jika diterapkan dalam sistem kenegaraan. Jika hanya sekup pribadi, seperti saat ini, maka sifat rahmatan lil'almin nya  Islam tidak akan terasa. Hanya individu tertentu, keluarga tertentu yang bebas dari kekerasan. 

Adalah gambaran relasi laki-laki dan perempuan yang shahih, peran publik dan domestik yang tepat dari seorang perempuan yang diteladankan oleh generasi awal Islam merupakan hasil penerapan Islam secara sistematik dalam kehidupan bernegara. 

Dimasa Rasululullah SAW beliau langsung menjadi rujukan dan penerap hukum-hukum tersebut. Setelah beliau dilanjutkan oleh Khulafur Rasyidin dengan kekhilafahan yang berdiri diatas manhaj kenabian. Dan dilanjutkan oleh kekhilafahan berikutnya, hingga yang terakhir kekhilafahan ustmaniyah. 

Jika kaum perempuan saat ini mengharapkan kekerasaan atas mereka sirna maka kembali ke ajaran agama Islam itulah solusinya. Islam yang diterapkan secara kaffah (QS. Al Baqarah: 208). 

Khatimah

Bila Islam mengkampanyekan melalui Al Qur'an dan Al Hadist untuk anti kekerasan terhadap sesama, baik kepada perempuan ataupun laki-laki di setiap harinya, kenapa bukan ini yang diperjuangkan kaum perempuan khususnya muslimah?

Mengusung agamanya sebagai solusi itu seharusnya, bukan terbawa agenda global perempuan yang malah tidak menyelesaikan masalah perempuan dari akarnya. Wallahua'lam bis showwab.












Kamis, 08 Agustus 2019

ANTARA KEINGINAN DAN KEBUTUHAN

Saat kita dalam posisi berada bisa berbuat sesukanya. Tidak ingat itu terkategori boros ataukah tidak. Intinya mau ini itu dilakukan saja. Mau ces hp kelebih penuh juga tidak ada rasa bersalah. Menyalakan lampu kelewat hari juga tidak salah walau kondisi sudah terang. Menyalakan tv sambil tidur terlelap juga tiada merasa boros. Bahkan membeli sesuatu yang tidak kita butuhkan pun juga tidak merasa kelewatan.

Yang semakin mengherankan, saat kotak amal didepan mata, juga tidak merasa pelit ketika tidak mengisinya. Padahal seharusnya berlebih lebih itu dalam berinfaq.

Sungguh, betapa sering kita salah menempatkan rasa. Belum bisa menjinakkan apa yang kita inginkan. Dan belum mampu mengidentifikasi apa yang kita butuhkan.

Itulah masa saat kita berada. Masa yang sering membuat kita lupa. Memenuhi maunya selera. Bukan pertimbangan penting tidak penting, butuh tidak butuh, boros atau hemat. Tapi yang penting selera terpenuhi. Memang kenyang nafsu pada akhirnya. Kepuasan bersifat nafsu terpenuhi. Senang dan puas.

Manusiawi jika manusia demikian. Memang ada bawaan nafsu dalam dirinya. Namun, acungan jempol bagi yang bisa menahan dari sifat berlebih-lebihan. Bukankah Allah SWT juga tidak menyukai hal yang berlebih-lebihan?

Benar nasehat Rasululullah SAW. bahwasannya dalam urusan dunia kita diminta untuk melihat orang yang ada dibawah kita.

Mereka yang kondisi ekonominya digaris kemiskinan. Hidup hemat bahkan super hemat demi tercukupinya semua kebutuhan. Bahkan kadang super hemat sudah diamalkan masih ada hal primer yang tak ternunaikan. Contoh gampang mereka yang tinggal dikolong jembatan hingga di trotoar jalan, tidak terbayang berapa rupiah income harian mereka.

Pentingnya melihat yang dibawah, memunculkan rasa syukur kepada Allah SWT atas kondisi kita saat ini. Masih bisa mencukupi apa yang dibutuhkan. Betul, riski tidak selalu dimaknai dengan harta, jabatan dan status sosial lainnya . Sehat juga riski. Keluarga yang baik juga riski. Teman yang baik juga riski.

Dan riski yang termahal adalah iman kita kepada Allah SWT. Kenikmatan dalam beribadah kepadaNya. Kenyamanan dalam mentaati syariahNya. Inilah nikmat sejati dari seorang muslim.

Oleh karena itu, ditengah berbagai kondisi yang kita hadapi, maka karunia tertinggi yang harus selalu kita pohonkan kepada Allah SWT adalah istiqamah dalam mengimaniNya dan mentaatiNya hingga maut menjemput. Rabbanaa atinaa milladunka rahmah wahayyiklanaa min amrinaa rosyadaa. 

Inilah perkara pertalian seorang hamba dengan RabbNya. Dialah pemilik segalanya dan kepadanya jualah segala urusan dikembalikan. Wallahua’lam bis showab.

Jumat, 09 Maret 2018

HARI PEREMPUAN, MEMPERJUANGKAN TAKWA BUKAN GENDER

Tanggal 8 Maret diperingati sebagai hari perempuan internasioanal.  Di ketahui bahwa awal munculnya peringatan ini dimulai dari unjuk rasa 15 ribu wanita di New York (1908) yang menuntut hak suara,  gaji yang layak dan pemangkasan jam kerja wanita. Beberapa tahun kemudian, Pemimpin Partai Sosial Demokratik Jerman, Clara Zetkin, mencetuskan ide untuk membuat peringatan hari perempuan internasional. Dan ide inipun disambut oleh perempuan Barat. Hingga kemudian 1913 ditetapkanlah 8 Maret sebagai hari perempuan internasional. (www.republika.co.id).

Tujuan sebenarnya yang hendak diraih dari perjuangan perempuan internasional ini adalah mewujudkan kesetaraan gender secara utuh. Utuh yang dimaksud seperti apa, saya juga belum memahaminya. Andaikan utuh dimaknai dalam seluruh aspek kehidupan maka itu sebuah perjuangan yang tiada berguna. Memperjuangkan sesuatu yang mustahil, absurd. Karena melawan kodrat yang memang ada yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. Wanita hamil, menyusui, mengurus bayi apakah kemudian akan diubah laki-laki hamil, menyusui dan mengurus bayi dirumah?

Jumat, 06 Oktober 2017

STOP EKSPLOITASI PEREMPUAN ATAS NAMA EKONOMI

Situs nikahsirri.com telah menyedot perhatian banyak kalayak. Situs ini memberikan layanan lelang keperawanan untuk nikah kontrak dan nikah siri untuk janda. Nikah siri berarti pernikahan yang mencukupkan keterpenuhan rukun nikah secara agama tanpa adanya pencatatan negara. Sehingga apabila pasangan suami istri bermaksud cerai tidak membutuhkan pengadilan. Adapun nikah kontrak berarti pernikahan hanya berlaku selama masa kontrak yang disepakati. Jadi jika disepakati kontrak 1 jam maka berakhirlah pernikahan itu satu jam kemudian.

Nikah siri dan nikah kontrak yang ditawarkan situs ini sepintas secara ekonomi tidak merugikan perempuan karena model transaksi yang digunakan adalah model lelang/jual beli. Sehingga si perempuan akan menerima sejumlah uang dari laki-laki yang bersedia membelinya. Melihat beberapa fakta inilah, berbagai elemen memberikan respon atas keberadaan situs tersebut. Menteri sosial Khofifah Indar Parawansa menyebut bahwa nikah siri dan lelang keperawanan ini berpotensi menjadi praktik pelacuran terselubung dengan modus agama. Lebih lajut mensos menyatakan bahwa perempuan yang dinikah siri rentan mengalami kekerasan dalam rumah tangga dan pelecehan seksual. Selain itu eksploitasi seksual juga berpotensi terkena penyakit HIV/AIDS. (www.republika.co.id, 23/9/2017).

Sedangkan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebut bahwa nikah siri saat ini bukan karena agama namun karena faktor lain seperti; ekonomi, kepuasan seksual, hingga prostitusi atas nama nikah siri. (www.republika.co.id, 24/9/2017).  Untuk itulah Menteri Pemberdayaan perempuan dan Perlindungan Anak menyatakan pemerintah menentang keras lelang perawan dan nikah kontrak yang ditawarkan oleh situs nikahsirri.com. Lebih jauh Yohana Yambise menyebut bahwa lelang perawan dan nikah kontrak adalah bentuk eksploitasi kaum perempuan.(www.republika.co.id, 22/9/2017).

Buah Pemikiran Sekuler Liberal
Gagasan layanan jasa situs nikahsirri.com disebutkan untuk mengentaskan kemiskinan. Dengan model lelang/jual beli maka bagi gadis maupun janda yang membutuhkan uang akan terbantu dengan ikut layanan jasa nikahsirrsi.com. Mereka akan menerima sejumlah uang dari laki-laki yang membeli mereka. Sepintas memang ide ini baik, menolong orang yang membutuhkan uang dan membantu negara mengentaskan kemiskinan. Namun bagaimana dampak selanjutnya terhadap agama, keturunan dan martabat bangsa ini?

Ide lelang perawan dan nikah kontrak sejatinya buah dari kapitalisme dan liberalisme yang menghinggapi otak manusia saat ini. Paham materi dan kebebasan telah memunculkan ide yang fokus pada keterpenuhan ekonomi sesaat. Mereka mencoba mengkolaborasikan perintah agama dengan hajat nafsu dan materi. Maunya sekali mendayung dua pulau terlampaui tanpa melihat sisi kehalalan dari apa yang mereka lakukan.

Selain faktor liberalisme, disambutnya layanan yang ada pada situs nikahsiri.com oleh beberapa pihak dipicu pula oleh keinginan untuk hidup mewah yang tidak diimbangi dengan kecukupan ekonomi. Sifat manusia modern yang inginnya serba instan dan tak perlu mengeluarkan banyak energi untuk menghasilkan uang menjadi faktor penguat bagi seorang wanita untuk terlibat menikmati jasa yang ditawarkan oleh situs nikahsiri.com. Satu sisi lain keberadaan laki-laki yang lemah iman dan memiliki pemahaman yang salah terhadap makna pernikahan menjadikan jasa pada situs inipun beroperasi.

Nikah Siri dan Kontrak di Mata Agama dan UU
Ulama ahlu sunnah mengharamkan Nikah kontrak (mut’ah). Nikah kontrak ini memang pada awalnya diperbolehkan oleh Nabi SAW namun kemudian di nasakh (dihapus) hukum kebolehannya. Rasulullah SAW bersabda, “Wahai sekalian manusia, sebelumnya aku telah mengizinkan kalian melakukan mut’ah dengan wanita. Sesunguhnya Allah SWT telah mengharamkannya hingga hari kiamat...” (HR. Muslim).

UU Perkawinan Nomor 1 tahun 1974 yang mengharuskan setiap pernikahan untuk dilaporkan kepada negara bertentangan dengan nikah siri yang menyembunyikan pernikahan dari mata catatan negara. Sehingga langkah yang tepat jika pemerintah bersegera untuk memblokir situs tersebut. Dengan begitu praktek pernikahan yang semata untuk kepentingan sesaat itu tidak berkelanjutan. Exploitasi terhadap perempuanpun dapat diminimalisir dan prostitusi berkedok agama dapat dihentikan.

Menghentikan Bermunculannya Ide-Ide Nyleneh
Menghentikan munculnya ide-ide nyleneh setidaknya membutuhkan kerjasama yang sinergis diantara individu, masyarakat, negara dan juga sistem yang diterapkan. Pemikiran lelang perawan dan nikah kontrak sebagai jalan mendapatkan uang tidak akan pernah ada jika seseorang memiliki keimanan yang benar terhadap ajaran agamanya. Keimanan yang benar akan menuntun seseorang untuk memiliki amalan ubudiyah yang baik dan menjadikan syariatNya sebagai penuntun laku dalam kehidupan kesehariannya.

Keimanan yang benar membentuk seseorang untuk menimbang setiap pemikiran dan perbuatan dengan standar halal dan haram, bukan semata terpuaskannya nafsu dan materi. Karena pernikahan diperintahkan agama bukan untuk mencari keuntungan materi akan tetapi untuk mendapatkan pahala di sisi Allah SWT. Oleh karena itulah pernikahan adalah bentuk ibadah/ ketaatan seorang hamba kepada Allah SWT.

Masyarakat yang memiliki pemikiran dan perasaan Islami akan menolak keberadaan ide-ide sesat yang menyimpang dari ajaran agama. Mereka akan aktif memberikan kontrol terhadap ide-ide yang beredar, demikian pula terhadap tindakan yang dilakukan anggota masyarakatnya. Sehingga di masyarakat tumbuh sikap saling nasehat-menasehati dalam kebaikan. Masyarakat juga akan menyalurkan aspirasinya kepada negara sebagai wujud amar ma’ruf kepada penguasa. Dengan jalinan kerjasama yang demikian maka tugas negara untuk mewujudkan tatanan kehidupan yang mensejahterakan rakyatnya akan terbantu dan mudah diwujudkan. Apalagi jika negara mengambil sistem syariah sebagai hukum yang diterapkan. Maka jaminan terbentuknya negara yang baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur langsung datang dari Allah SWT.

“Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya” (TQS. Al A’raf: 96)

Minggu, 16 Juli 2017

REPOSISI PERAN INTELEKTUAL MUSLIMAH DI ABAD MODERN

Muslimah sosok wanita mulia yang diciptakan Alloh swt. Kesempurnaan fisik yang dimiliknya ditambah dengan kehalusan budi pekertinya menjadikan muslimah menjadi pribadi yang mempesona. Pesona itu semakin menampakkan cahayanya ketika muslimah tersebut menjadi pribadi yang berbalutkan pada kemurnian aqidah dan ketaatan terhadap syariatNya. Inilah para muslimah yang layak mendapatkan julukan bidadari dunia yang dicemburui oleh bidadari surga.
Lepas dari keindahan fisik dan akhlaq muslimah, masih ada karunia Alloh lainnya pada diri muslimah, yaitu potensi akal. Inilah potensi yang apabila mampu muslimah kembangkan akan menghantarkan pribadinya menjadi sosok intelektual muslim yang luar biasa. 
Di masa awal Islam sudah bermunculan para intelektual muslimah ini. Seperti para istri Nabi saw, khususnya Aisyah binti Abu Bakar yang menjadi satu-satunya periwayat hadist terbanyak dari kalangan wanita. Lebih dari 2000 hadist yang telah diriwayatkannya. Asma’ binti Abu Bakar yang dengan kecerdikannya mampu mengelabuhi orang-orang Quraiys yang mengejar Nabi saw di hari Hijrahnya Beliau saw dari Makkah menuju Madinah. Pada masa Umar bin Khottob ada seorang muslimah yang menggugat kebijakan Umar bin Khottob yang mematok mahar wanita. Adapun dimasa pasca Khulafaur Rosyidin juga bermunculan para intelektual muslimah walaupun status mereka sebagai ibu rumah tangga. Kwalitas intelektual mereka tunjukkan dengan kesuksesannya dalam menghantarkan putra mereka menjadi Imam besar. Semisal Imam 4 madzab, hingga Muhammad al Fatih penakhluk Konstantinopel.
Muslimah diabad Modern
Adapun diabad modern saat ini, dengan kelengkapan fasilitas yang ada dan dukungan belajar berbasis internet menjadikan luasnya sumber belajar. Kemudahan akses ilmu ini akan mendukung muslimah menjadi pribadi yang profesional dalam memainkan perannya dikehidupan.Dengan demikian sudah seharusnya dari kalangan muslimah muncul pribadi yang shalihah sekaligus profesional. Sisi shalihah dan penguasaan akan tsaqafah Islam inilah yang menjadi satu point keunggulan intelektual muslimah dibandingkan dengan intelektual pada umumnya.
Penguasaan akan ilmu pengetahuan umum, sains teknologi, dan tsaqafah Islam menjadi bekal bagi muslimah dalam membangun tegaknya kembali peradaban Islam yang hampir 1 abad telah tiada. Sumbangan pemikiran yang brilliant dari para aktivis muslimah dalam mengatasi probematika kehidupan umat Islam adalah hal yang sangat berharga. Oleh karena itulah Islam mewajibakan kepada muslim laki-laki maupun perempuan untuk menuntut ilmu. Rasulullah saw bersabda, “Tuntutlah ilmu sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azza wajalla, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah sodaqoh. Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orangnya, dalam kedudukan terhormat dan mulia (tinggi). Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan di akhirat”. (HR. Ar-Rabii’)
Problematika Umat dan Peran Intelektual Muslimah
Problematika yang dialami umat Islam saat ini sungguh luar biasa berat. Di bumi Syam sudah memakamkan jutaan mujahid demi membela aqidah dan kemerdekaan hakiki mereka. Di Rohingnya umat Islam diusir dari tanah kelahirannya. Di Moro Filipina umat Islam dikejar kejar oleh pemerintahan yang ada. Di Eropa islamphobia menjadikan gerak umat Islam dalam pengawasan dan pembatasan. Sedangkan Di Indonesia disibukkan dengan selisih internal umat Islam. Belum lagi problematika yang secara khusus menimpa kaum muslimah diantaranya eksploitasifisik, tenaga dan juga kecantikannya diranah publik.
Persoalan yang begitu rumit ini menunggu peran cemerlang dari para intelektual muslimah. Baik peran berupa pemikiran maupun inspirasi teladan dalam kehidupan. Di abad ini muslimah dituntut tampil elegant dengan tetap berpegang kepada dienul Islam. Posisi istimewa yang dimiliki intelektual muslimah menjadikan dirinya pantas memiliki peran yang lebih dibandingkan dengan lainnya. Setidaknya ada 5 peran intelektual muslimah pada abab ini. Pertama, peran sebagai ibu dan sekolah pertama bagi generasi. Dibalik suksesnya seorang anak ada Ibu yang selalu mendidik dan mendoakannya. Demikian pula dibalik kesuksesan seorang suami ada istri yang mensupportnya.Inilah peran domestik muslimah yang bisa mengantarkan pribadinya pada kemuliaan dunia akhirat.
Kedua, pelaku dan pemimpin dakwah di masyarakat. Peran dakwah adalah peran bagi setap individu muslim yang sudah baligh. Perintah ini sebagaimana sabda Nabi saw yang memerintahkan umatnya untuk menyampaikan kebenaran dan mengubah kemungkaran yang dilihatnya, baik dengan kekuasaan, lisan atau minimal mengingkarinya. Jadi sudah sepantasnya muslimah dilingkungan sekitarnya menjadi teladan dan membangun kelompok ngaji dan dakwah bersama. 
Ketiga, opinion maker. Inilah peran yang membedakan intelektual dengan yang bukan. Kapasitas intelektual yang dimiliki muslimah memiliki kekuatan pengaruh tersendiri bagi yang membacanya. Sehingga posisi sebagai intelektual ini harus di fungsikan untuk memanfaatkan berbagai media yang ada untuk menyebarkan opini positif yang akan mempercepat arus perubahan dunia menuju kehidupan Islam.
Keempat, problem solver. Islam diturunkan dimuka bumi ini sebagai rahmat bagi semesta alam. Artinya Islam adalah solusi bagi setiap permasalahan yang ada. Fakta inilah yang harus diangkat oleh intelektual muslimah sehingga mereka menjadi problem solver atas problematika yang ada. 
Kelima, sebagai pressure group. Sudah menjadi pemahaman umum bahwa kaum intelektual memiliki bergaining position yang signifikan ditengah-tengah masyarakat. Andaikan para intelektual ini satu suara dalam penegakan syariah Islam dengan Khilafah sebagai bingkainya maka tentu akan banyak mengambil simpati dan diikuti oleh umat. Untuk itu, peran intelektual muslimah dalam satu opini perubahan menuju peradaban Islam yang cemerlang sangat dinantikan. Wanita adalah tonggak negara. Wanita adalah insan mulia yang dibaliknya ada kekuatan kebaikan yang luar biasa. Sudah saatnya intelektual muslimah memainkan peran-peran tersebut dan mengambil bagian dalam perubahan dunia dari abad kapitalisme menuju abad kemuliaan Islam. Wallahua’lam. 
Dikutip dari :  http://muslimah-voice.com/reposisi-peran-intelektual-muslimah-di-abad-modern/



Jumat, 07 April 2017

BELAJARLAH PADA FATIMAH BINTI MUHAMMAD



Perjalanan hidup putri Rasulullah saw Fatimah Az Zahro mengalami liku-liku. Dari yang awalnya hidup dalam dekapan, pelukan dan kasih sayang seorang ibu tercinta, akhirnya harus berubah ketika sang bunda Khodijah di ambil Alloh swt. 
Fatimah tentu sedih, ditinggal oleh ibundanya. Kesedihan seorang anak sekaligus sebagai putri Nabi saw. Namun dia simpan sedih itu karena dia menyadari bahwa semua manusia yang ada di dunia ini akan kembali menghadap sang Ilahi Rabbi dan ibundanya adalah sosok wanita shalihah yang mendapat jaminan surga. 
Likuan perjalanan yang harus Fatimah terima dengan penuh ikhlas demi taat kepada Alloh dan RasulNya, yang Rasul itu adalah Ayahnya sendiri. Fatimah ikhlas dan bahagia menerima kehadiran ibu-ibu barunya. Saat Rasulullah saw memutuskan untuk menikah lagi dengan beberapa janda dan juga seorang gadis yakni Aisyah binti Abu Bakar. 
Fatimah bisa menerima kehadiran para ibu barunya. Fatimah tidak sedih. Fatimah juga bisa menerima kehadiran saudara-saudara barunya. Fatimah juga tidak sedih. Fatimah bangga memiliki ibu-ibu baru yang sholehah. Fatimah juga bangga memiliki jaringan kekerabatan yang luas dari pernikahan Ayahnya.
Fatimah binti Muhammad, sosok wanita sholehah yang menyandarkan segala urusannya kepada Alloh swt. Meski harus lelah dan payah demi meraih ridho dan pahala dari Alloh. Fatimah teladan buat para akhwati muslimah yang ingin menapaki keikhlasan dalam meniti kehidupan demi meraih derajat tertinggi sebagai hamba yang bertakwa.

Selasa, 29 Oktober 2013

ANAK BERKERUDUNG IBU YOUCANSEE



Tadi pagi dimintai tolong kakak untuk menjemput keponakan di TK Islam. Bismillah, berangkat ke kota. Sampai ditempat ternyata anak-anak masih di kelas. Hem, duduk sambil buka-buka HP mencari kesibukan biar tidak melamun. 
Tidak selang lama bel pulang berbunyi. Para ibu bergegas menuju gerbang untuk menyambut anaknya masing-masing. Nah, saat itulah saya kaget dengan pemandangan yang saya lihat. Anak-anak semuanya memakai pakaian muslim. Rambutnya tertutup kerudung, kakinya tertutup baju panjangnya. Lekuk tubuhnyapun tidak tampak. Tapi….lain halnya dengan ibu-ibu yang menjemput. Waow… ada yang pakai rok diatas lutut. Ada yang pakai celana “petelot” sehingga pressbody. Ada lagi yang rambutnya disemir kemerahan. Walah… piye to iki. Bukankah ibu adalah guru pertama dan utama bagi anak? hem.. bila ibunya aja begini bagaimana mau mendapatkan anak yang sholeh-sholehah? Tapi ada juga ibu-ibu yang menutup aurat dengan baik. alhamdulillah.
Ada lagi cerita unik berikutnya. Ini tentang guru TPA. Ada seorang guru TPA yang berkata kepada muridnya, “Bagi anak-anak perempuan kalau lagi sekolah ngaji tidak boleh pakai celana dan rok pendek. Tapi harus memakai pakaian muslim yang menutup seluruh tubuh.” Wajar kalau kemudian saya melihat ibu ini setelah mengajar TPA bajunya ucul. Alias tidak lagi memakai pakaian muslim. Jadi mungkin menurut ibu ini memakai pakaian muslim itu hanya ketika sekolah ngaji. Keluar dari itu tidak usah memakai pakaian muslim. Tapi cukup dengan pakaian biasa pada umumnya orang. hem…. Semoga ibu ini dan ibu-ibu yang semisal lekas mendapat hidayah sehingga bisa melaksanakan kewajiban menutup aurat ini dengan benar. 
Dua fakta yang saya tulis ini merupakan salah satu contoh perilaku sekuler dikalangan umat Islam. Dimana Islam hanya ditempatkan untuk kegiatan yang berbau agama. Atau hanya untuk acara-acara tertentu seperti mengahadiri undangan. Tapi untuk urusan kehidupan umumnya tidak perlu membawa symbol-simbol agama apalagi ajaran agama. Duh! Padahal inilah tanda dari kerusakan aqidah umat terhadap agama ini.
Allah swt dalam Qs al Baqarah 208 memerintahkan manusia untuk masuk ke dalam Islam secara kaffah (totalitas). Tapi apa yang terjadi ketika tidak ada imam yang menaungi umat ini dengan penerapan syariat islam? Yang terjadi umat kuwalahan mengatasi hantaman ombak kapitalisme sekulerisme yang menjadikan agama hanya sebagai urusan privat individu. 
Sudah banyak korban berjatuhan, lantas masih ragukah kita untuk menyuarakan penegakan syariat Islam? Umat manusia akan sejahtera bila diatur dengan aturan Rabbnya. Islam sebagai agama rahmat tidak akan menyakiti umat lain. Malah Islam akan menentramkan dan membawa pada kemulian martabat dunia dan akhirat. Lebih lanjut silahkan dipelajari sistem Islam dalam mengatur urusan manusia. Subhanallah luar biasa! Begitu agung nan indah aturan Allah swt dan benar-benar bisa mewujudkan baldatun toyyibatun warabbun qhofur. aamiin. wallahua'lam.

Dipun Waos Piantun Kathah