يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Jumat, 09 Maret 2018

HARI PEREMPUAN, MEMPERJUANGKAN TAKWA BUKAN GENDER

Tanggal 8 Maret diperingati sebagai hari perempuan internasioanal.  Di ketahui bahwa awal munculnya peringatan ini dimulai dari unjuk rasa 15 ribu wanita di New York (1908) yang menuntut hak suara,  gaji yang layak dan pemangkasan jam kerja wanita. Beberapa tahun kemudian, Pemimpin Partai Sosial Demokratik Jerman, Clara Zetkin, mencetuskan ide untuk membuat peringatan hari perempuan internasional. Dan ide inipun disambut oleh perempuan Barat. Hingga kemudian 1913 ditetapkanlah 8 Maret sebagai hari perempuan internasional. (www.republika.co.id).

Tujuan sebenarnya yang hendak diraih dari perjuangan perempuan internasional ini adalah mewujudkan kesetaraan gender secara utuh. Utuh yang dimaksud seperti apa, saya juga belum memahaminya. Andaikan utuh dimaknai dalam seluruh aspek kehidupan maka itu sebuah perjuangan yang tiada berguna. Memperjuangkan sesuatu yang mustahil, absurd. Karena melawan kodrat yang memang ada yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. Wanita hamil, menyusui, mengurus bayi apakah kemudian akan diubah laki-laki hamil, menyusui dan mengurus bayi dirumah?

Kalau kesetaraan gender dimaksudkan adalah perjuangan wanita untuk mendapatkan  posisi, gaji yang tinggi, pembebasan wanita dari pelecehan seksual, maka sebenarnya itu buah dari penerapan sistem sekulerisme kapitalisme. Sistem ini sebenarnya tidak memiliki aturan jelas terkait jabatan apa yang diharamkan wanita, ciri berikutnya memberikan harga yang murah terkait dengan tenaga wanita, dan melakukan  exploitasi seksualitas wanita. Jadi wajar, selama negara didunia ini masih menerapkan sistem sekulerisme kapitalisme, maka selama itu pula perjuangan wanita tidak ada finalnya. Bahkan bisa terbawa pola dari sistem ini yaitu terexploitasi tenaga, fisik dan pikiran dengan penghargaan berupa uang.

Muslimah Tak Perlu Memperjuangakan Gender
Sebagai muslimah, maka tidak seharusnya memperjuangkan gender. Terlibat dalam perjuangan ini sama artinya melanggengkan sistem Kapitalisme dan tidak akan terjadi perubahan yang mensejahtekan. Andaikan pun perjuangan gender berhasil membawa perempuan menduduki jabatan vital maka selama aturan yang diterapkan tetap sekuler kapitalis maka dunia tetap tidak akan sejahtera. Dan wanita juga tetap terexploitasi dan tidak mencapai kebahagiaan hakiki. Buktinya saat ini, sudah banyak posisi diduduki wanita, tapi tetap saja masih banyak derita wanita.

Perjuangan gender selama ini sudah seharusnya dievaluasi. Solusi masalah perempuan dengan membawa wanita  keranah publik itu bukan solusi. Karena solusi ini diambil berawal dari pandangan bahwa wanita berharga dan bisa mandiri bila memiliki penghasilan sendiri. Inilah ciri kapitalisme yang memandang manusia dari materi. Akhirnya wanita tersedot energi, pemikiran dan fisiknya. Jika sebuah sistem itu baik, maka meskipun laki-laki yang memimpin maka kesejahteraan itu akan diraskan oleh semua. Manusia akan dihargai sebagai manusia. Bukan dihargai dengan uang semata.

Jadi, bagi para muslimah, jangan libatkan diri dalam perjuangan gender. Berjuanglah untuk meraih takwa dan penerapan sistem Islam. Takwa inilah yang menjadikan engkau mulia dihadan Allah Swt. Dan takwa ini pula yang menjadikan engkau mulia dihadapan manusia. Perjuangkan sistem Islam. Islam bukan semata agama biasa. Islam memiliki seperangkat hukum yang menjelaskan kedudukan dan fungsi manusia didunia. Peran-peran yang boleh dimainkan baik oleh laki-laki maupun perempuan.

Islam tidak melarang wanita berpendidikan tinggi, Islam juga tidak melarang wanita berkontribusi dalam kehidupan umum, ikut mendidik, mencerdaskan dan memajukan negeri. Namun ada seperangkat aturan Islam yang harus ditaati bagi muslimah yang berkarya diluar. Karena peran ini bersifat mubah. Sehingga peran wajib dan utama sebagai hamba Allah tidak boleh diabaikan. Demikian pula peran ia sebagai anak, istri, ibu dan pengurus rumah tangga suami adalah tugas utama.

Islam akan memberikan perlindungan dan penjagaan terhadap wanita. Islam tidak memandang wanita dari paras wajahnya, dari banyaknya harta namun dari sisi ketakwaannya. Inilah yang menjadikan wanita berharga. Dan hanya dengan penerapan sistem Islam, maka dibawah kepemimpinan siapa saja, wanita akan berharga dan terjaga. Jadi, tinggalkan perjuangan gender. Berjuanglah untuk meraih takwa dan penerapan hukum-hukum Allah Swt. Wallahua'lam.

Dipun Waos Piantun Kathah