Muslimah sosok wanita mulia yang diciptakan Alloh swt. Kesempurnaan fisik yang dimiliknya ditambah dengan kehalusan budi pekertinya menjadikan muslimah menjadi pribadi yang mempesona. Pesona itu semakin menampakkan cahayanya ketika muslimah tersebut menjadi pribadi yang berbalutkan pada kemurnian aqidah dan ketaatan terhadap syariatNya. Inilah para muslimah yang layak mendapatkan julukan bidadari dunia yang dicemburui oleh bidadari surga.
Lepas dari keindahan fisik dan akhlaq muslimah, masih ada karunia Alloh lainnya pada diri muslimah, yaitu potensi akal. Inilah potensi yang apabila mampu muslimah kembangkan akan menghantarkan pribadinya menjadi sosok intelektual muslim yang luar biasa.
Di masa awal Islam sudah bermunculan para intelektual muslimah ini. Seperti para istri Nabi saw, khususnya Aisyah binti Abu Bakar yang menjadi satu-satunya periwayat hadist terbanyak dari kalangan wanita. Lebih dari 2000 hadist yang telah diriwayatkannya. Asma’ binti Abu Bakar yang dengan kecerdikannya mampu mengelabuhi orang-orang Quraiys yang mengejar Nabi saw di hari Hijrahnya Beliau saw dari Makkah menuju Madinah. Pada masa Umar bin Khottob ada seorang muslimah yang menggugat kebijakan Umar bin Khottob yang mematok mahar wanita. Adapun dimasa pasca Khulafaur Rosyidin juga bermunculan para intelektual muslimah walaupun status mereka sebagai ibu rumah tangga. Kwalitas intelektual mereka tunjukkan dengan kesuksesannya dalam menghantarkan putra mereka menjadi Imam besar. Semisal Imam 4 madzab, hingga Muhammad al Fatih penakhluk Konstantinopel.
Muslimah diabad Modern
Adapun diabad modern saat ini, dengan kelengkapan fasilitas yang ada dan dukungan belajar berbasis internet menjadikan luasnya sumber belajar. Kemudahan akses ilmu ini akan mendukung muslimah menjadi pribadi yang profesional dalam memainkan perannya dikehidupan.Dengan demikian sudah seharusnya dari kalangan muslimah muncul pribadi yang shalihah sekaligus profesional. Sisi shalihah dan penguasaan akan tsaqafah Islam inilah yang menjadi satu point keunggulan intelektual muslimah dibandingkan dengan intelektual pada umumnya.
Adapun diabad modern saat ini, dengan kelengkapan fasilitas yang ada dan dukungan belajar berbasis internet menjadikan luasnya sumber belajar. Kemudahan akses ilmu ini akan mendukung muslimah menjadi pribadi yang profesional dalam memainkan perannya dikehidupan.Dengan demikian sudah seharusnya dari kalangan muslimah muncul pribadi yang shalihah sekaligus profesional. Sisi shalihah dan penguasaan akan tsaqafah Islam inilah yang menjadi satu point keunggulan intelektual muslimah dibandingkan dengan intelektual pada umumnya.
Penguasaan akan ilmu pengetahuan umum, sains teknologi, dan tsaqafah Islam menjadi bekal bagi muslimah dalam membangun tegaknya kembali peradaban Islam yang hampir 1 abad telah tiada. Sumbangan pemikiran yang brilliant dari para aktivis muslimah dalam mengatasi probematika kehidupan umat Islam adalah hal yang sangat berharga. Oleh karena itulah Islam mewajibakan kepada muslim laki-laki maupun perempuan untuk menuntut ilmu. Rasulullah saw bersabda, “Tuntutlah ilmu sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azza wajalla, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah sodaqoh. Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan orangnya, dalam kedudukan terhormat dan mulia (tinggi). Ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan di akhirat”. (HR. Ar-Rabii’)
Problematika Umat dan Peran Intelektual Muslimah
Problematika yang dialami umat Islam saat ini sungguh luar biasa berat. Di bumi Syam sudah memakamkan jutaan mujahid demi membela aqidah dan kemerdekaan hakiki mereka. Di Rohingnya umat Islam diusir dari tanah kelahirannya. Di Moro Filipina umat Islam dikejar kejar oleh pemerintahan yang ada. Di Eropa islamphobia menjadikan gerak umat Islam dalam pengawasan dan pembatasan. Sedangkan Di Indonesia disibukkan dengan selisih internal umat Islam. Belum lagi problematika yang secara khusus menimpa kaum muslimah diantaranya eksploitasifisik, tenaga dan juga kecantikannya diranah publik.
Problematika yang dialami umat Islam saat ini sungguh luar biasa berat. Di bumi Syam sudah memakamkan jutaan mujahid demi membela aqidah dan kemerdekaan hakiki mereka. Di Rohingnya umat Islam diusir dari tanah kelahirannya. Di Moro Filipina umat Islam dikejar kejar oleh pemerintahan yang ada. Di Eropa islamphobia menjadikan gerak umat Islam dalam pengawasan dan pembatasan. Sedangkan Di Indonesia disibukkan dengan selisih internal umat Islam. Belum lagi problematika yang secara khusus menimpa kaum muslimah diantaranya eksploitasifisik, tenaga dan juga kecantikannya diranah publik.
Persoalan yang begitu rumit ini menunggu peran cemerlang dari para intelektual muslimah. Baik peran berupa pemikiran maupun inspirasi teladan dalam kehidupan. Di abad ini muslimah dituntut tampil elegant dengan tetap berpegang kepada dienul Islam. Posisi istimewa yang dimiliki intelektual muslimah menjadikan dirinya pantas memiliki peran yang lebih dibandingkan dengan lainnya. Setidaknya ada 5 peran intelektual muslimah pada abab ini. Pertama, peran sebagai ibu dan sekolah pertama bagi generasi. Dibalik suksesnya seorang anak ada Ibu yang selalu mendidik dan mendoakannya. Demikian pula dibalik kesuksesan seorang suami ada istri yang mensupportnya.Inilah peran domestik muslimah yang bisa mengantarkan pribadinya pada kemuliaan dunia akhirat.
Kedua, pelaku dan pemimpin dakwah di masyarakat. Peran dakwah adalah peran bagi setap individu muslim yang sudah baligh. Perintah ini sebagaimana sabda Nabi saw yang memerintahkan umatnya untuk menyampaikan kebenaran dan mengubah kemungkaran yang dilihatnya, baik dengan kekuasaan, lisan atau minimal mengingkarinya. Jadi sudah sepantasnya muslimah dilingkungan sekitarnya menjadi teladan dan membangun kelompok ngaji dan dakwah bersama.
Ketiga, opinion maker. Inilah peran yang membedakan intelektual dengan yang bukan. Kapasitas intelektual yang dimiliki muslimah memiliki kekuatan pengaruh tersendiri bagi yang membacanya. Sehingga posisi sebagai intelektual ini harus di fungsikan untuk memanfaatkan berbagai media yang ada untuk menyebarkan opini positif yang akan mempercepat arus perubahan dunia menuju kehidupan Islam.
Keempat, problem solver. Islam diturunkan dimuka bumi ini sebagai rahmat bagi semesta alam. Artinya Islam adalah solusi bagi setiap permasalahan yang ada. Fakta inilah yang harus diangkat oleh intelektual muslimah sehingga mereka menjadi problem solver atas problematika yang ada.
Kelima, sebagai pressure group. Sudah menjadi pemahaman umum bahwa kaum intelektual memiliki bergaining position yang signifikan ditengah-tengah masyarakat. Andaikan para intelektual ini satu suara dalam penegakan syariah Islam dengan Khilafah sebagai bingkainya maka tentu akan banyak mengambil simpati dan diikuti oleh umat. Untuk itu, peran intelektual muslimah dalam satu opini perubahan menuju peradaban Islam yang cemerlang sangat dinantikan. Wanita adalah tonggak negara. Wanita adalah insan mulia yang dibaliknya ada kekuatan kebaikan yang luar biasa. Sudah saatnya intelektual muslimah memainkan peran-peran tersebut dan mengambil bagian dalam perubahan dunia dari abad kapitalisme menuju abad kemuliaan Islam. Wallahua’lam.
Dikutip dari : http://muslimah-voice.com/reposisi-peran-intelektual-muslimah-di-abad-modern/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar