Entahlah tiba tiba ingin menulis dengan judul ini. Ditengah
susah merangkai kata untuk menulis yang akademik, ada baiknya mencoret-coret
blog ini dengan tulisan yang bisa jadi bermanfaat.
Ramadhan moment setahun sekali yang belum tentu semua orang
bisa menjumpainya. Ramadhan tahun ini nilainya bagaimana ya? Antara sukses dan
gagal. Dibilang sukses tapi selepas Ramadhan masih sering berbuat salah. Dibilang
gagal tapi bisa puasa sampai selesai. Hem, ukuran sukses dan gagal ini apa ya?
Kalau dengarin pengajian selepas dhuhur beberapa waktu lalu
dijelaskan bahwa sukses Ramadhan adalah apabila setelah Ramadhan hidup jadi
bahagia. Nah ukuran bahagia ini apa? Apakah dengan semua apa yang kita butuhkan
terpenuhi? Ataukah dnegan semakin baiknya ibadah kita? Ataukah dengan semakin
bagusnya akhlaq kita? Atau lainya? Hem... susah juga mendefinisikan.
Tapi kalau
kembali kepada definsi bahagia sebagaimana yang ditulis oleh Syeikh Taqiyuddin
an Nabhani dijelaskan bahwa bahagia itu adalah ketika keridhoan Allah dapat
kita raih. Artinya apa-apa yang kita lakukan itu diridhoi Allah. Amal yang
diridhoi Allah tentunya amal yang ikhlas dan dilakukan sesuai dengan hukum
syara.
Jadi ingat penggalan doa waktu lebaran “...kullu ‘amin wa
antum bikhoir”. Bukankah potongan doa itu artinya adalah semoga disepanjang
tahun selalu dalam kebaikan. Dan bukankah bahagia itu ketika kita bisa berbuat
baik.
Ya Allah mudahkan diri ini untuk menjadi baik. Baik kepada
Engkau dan NabiMu. Baik kepada keluarga. Baik kepada teman. Baik kepada
tetangga. Baik pada semuanya ya Allah.
Dan pertemukanlah
kami dengan Ramadhan tahun depan. Aamiin aamiin yaa robbal’alamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar