ÙŠَا Ø£َÙŠُّÙ‡َا الَّØ°ِينَ آمَÙ†ُوا اتَّÙ‚ُوا اللَّÙ‡َ Ø­َÙ‚َّ تُÙ‚َاتِÙ‡ِ Ùˆَلا تَÙ…ُوتُÙ†َّ Ø¥ِلا ÙˆَØ£َÙ†ْتُÙ…ْ Ù…ُسْÙ„ِÙ…ُونَ

Kamis, 13 Juli 2017

Ya Allah, Ijinkan Aku Bertemu dengan Ramadhan Tahun Depan



Entahlah tiba tiba ingin menulis dengan judul ini. Ditengah susah merangkai kata untuk menulis yang akademik, ada baiknya mencoret-coret blog ini dengan tulisan yang bisa jadi bermanfaat. 

Ramadhan moment setahun sekali yang belum tentu semua orang bisa menjumpainya. Ramadhan tahun ini nilainya bagaimana ya? Antara sukses dan gagal. Dibilang sukses tapi selepas Ramadhan masih sering berbuat salah. Dibilang gagal tapi bisa puasa sampai selesai. Hem, ukuran sukses dan gagal ini apa ya?

Kalau dengarin pengajian selepas dhuhur beberapa waktu lalu dijelaskan bahwa sukses Ramadhan adalah apabila setelah Ramadhan hidup jadi bahagia. Nah ukuran bahagia ini apa? Apakah dengan semua apa yang kita butuhkan terpenuhi? Ataukah dnegan semakin baiknya ibadah kita? Ataukah dengan semakin bagusnya akhlaq kita? Atau lainya? Hem... susah juga mendefinisikan. 

Tapi kalau kembali kepada definsi bahagia sebagaimana yang ditulis oleh Syeikh Taqiyuddin an Nabhani dijelaskan bahwa bahagia itu adalah ketika keridhoan Allah dapat kita raih. Artinya apa-apa yang kita lakukan itu diridhoi Allah. Amal yang diridhoi Allah tentunya amal yang ikhlas dan dilakukan sesuai dengan hukum syara.

Jadi ingat penggalan doa waktu lebaran “...kullu ‘amin wa antum bikhoir”. Bukankah potongan doa itu artinya adalah semoga disepanjang tahun selalu dalam kebaikan. Dan bukankah bahagia itu ketika kita bisa berbuat baik. 

Ya Allah mudahkan diri ini untuk menjadi baik. Baik kepada Engkau dan NabiMu. Baik kepada keluarga. Baik kepada teman. Baik kepada tetangga. Baik pada semuanya ya Allah.
Dan  pertemukanlah kami dengan Ramadhan tahun depan. Aamiin aamiin yaa robbal’alamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dipun Waos Piantun Kathah