Sudah lama tidak menulis di blog ini.
Hem, menulis apa ya? Oiya saya jadi ingat, ada kejadian yang seharusnya tidak terjadi kemarin. Itu, kemarin lusa dipagi hari waktu antar kelengkapan workshop melihat “kejadian seronok” mahasiswa laki dan perempuan praktek cipika cipiki meski tidak sampai menempel pipinya. hiiiii. Astagfirullah. Ini mahasiswa di kampus Islam seperti ini loh. Bagaimana yang diluar sana? Padahal kuliah diprodi apapun klo dikampus Islam pasti mereka mendapatkan matakuliah agama likes al Quran dan al Hadist yang menjadi sumber hukum dalam Islam. Sedemikian parahkah virus gaul bebas dikalangan pemuda saat ini?
Inilah racun, inilah ajaran radikal yang mengajak manusia kembali kepada masa jahiliyah yaitu ajaran yang menjadikan seseorang menjadi semakin jauh dari Rabb Nya atau bahasa lainnya mengajarkan sesuatu yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Definisi inilah yang harus dipegang. Biar tidak salah memberi cap radikal.
Kembali pada topik pergaulan remaja saat ini yang memang luar biasa rusak. Ada banyak komentar berkaitan sebab musabab perkara ini. Ada yang bilang rusaknya pergaulan saat ini karena buruknya pendidikan dari keluarga. Ada juga yang bilang karena salah memilih teman, ada juga yang berpendapat karena kurangnya ilmu agama dan lemahnya iman, dan ada juga yang berpendapat karena tidak ta’dhim nya murid kepada guru.
Sekarang mari kita pelajari proses berfikir manusia ini. Manusia oleh Allah dikarunia akal, yang dengan akalnya itu manusia bisa berfikir. Adapun salah satu perangkat berfikir yang menjadi tempat penyimpanan berbagai informasi yang didengar, dilihat, diraba dan dirasa adalah otak. Nah seluruh informasi ( ilmu pengetahuan) yang didapat manusia tersimpan dalam memori otak ini. Pertanyaanya sumber informasi yang diterima seseorang tadi diperoleh dari mana saja dan apa saja isinya? Inilah nantinya yang akan mempengaruhi hasil berfikir manusia dan sikap yang akan dimunculkannya.
Oiya, kembali kepada pembahasan tentang sumber informasi tadi. Setidaknya ada 4 sumber informasi bagi manusia. Pertama, dari keluarga. Kedua, Lingkungan tempat tinggal dan teman bermain. Ketiga, sekolah. Keempat, media yang diakses.
Sumber pertama dari keluarga. Ayah dan Ibu adalah pihak pertama yang mengenalkan apapun itu kepada anaknya. Orang tua adalah teladan laku maupun kata. Orang tua juga sebagai pihak pertama yang mengenalkan agama dan mengajarkan tauhid kepada mereka. Jadi pendidikan dalam keluarga memiliki pengaruh yang begitu besar terhadap spiritualitas anak, kebiasaan dan juga perilkau mereka.
Sumber kedua adalah lingkungan. Lingkungan tempat tinggal manusia bukanlah lingkungan yang homogen. Heterogenitas penghuni lingkungan/masyarakat adalah keniscayaan. Beranekaragam agamanya, pola pikirnya, pola sikapnya maupun adat kebiasaan masyarakat. Perbedaan ini menghantarkan kepada kenekaragaman informasi yang diserap oleh anak-anak. Selama bergaul dengan teman-temanya, bisa jadi anak bertemu dengan teman yang suka berkata-kata kotor lagi berhati kasar. Atau juga menjumpai temannya yang tidak melaksanakan sholat wajib. Persinggungan anak dengan temanya inilah yang kemudian akan mempengaruhi perilaku anak. Dalam hal ini apabila tidak ada kontrol dan koreksi dari orang tua maka hal negatif yang akan diterima.
Sumber ketiga yakni sekolah. Dari sekolah seorang siswa menerima ilmu yang sangat banyak. Baik ilmu agama, ilmu umum, maupun ilmu sosial. Dari sekolah seseorang juga menerima informasi tentang berbagai teori dan pandangan hidup. Hal ini pulalah yang mempengaruhi akhlaq pelajar saat ini. Nah terkait dengan ta’dhim kepada guru, maka Islam mengajarkan kepada umatnya untuk menghormati gurunya. Tidak hanya menghormati tetapi juga menjaga rahasia guru, menyanyanginya dan tidak merepotkannya.
Tapi sayangnya tidak semua guru yang ada saat ini bisa diteladani. Masih ingat tentunya kita dengan perilaku guru waktu lalu yang berbuat seronok kepada muridnya, ada juga yang berbuat kasar kepada muridnya. Bahkan ada yang memaksa muridnya untuk menelan kapur tulis. Bila gurunya saja demikian bagaimana mengharapkan siswanya jadi baik? Hem.. memang gaul bebas produk dari liberalisme ini telah menggigit banyak kalangan dan elemen. Kondisi ini semakin meluas dengan dibiarkannya fenomena praktik gaul bebas asal suka sama suka.
Sumber keempat media yang diakses. Ada banyak pilihan media, mau yang online ataupun offline semuanya tersedia. Hanya saja, Baik yang online maupun offline ini memiliki sisi positif dan negatif. Sisi negatif media inilah yang harus mendapat pengawalan baik dari keluarga maupun negara agar tidak merusak pemuda saat ini. Negara dengan kekuatan hukumnya bisa melakukan perambahan secara tepat agar tidak ada lagi jalan bagi situs situs porno berdikari. Demikian pula konten kekerasan, perilaku bebas dan juga berita berita hoax yang buruk dan merusak.
Nah shobat blogger dari kajian di atas dapat kita diketahui bahwa informasi-informasi yang telah diterima otak mempengaruhi hasil pemikiran manusia nantinya. Semakin tekun seorang muslim mendalami agamanya maka semakin banyak informasi yang diterima. Dan korelasinya semakin baik amaliyahnya. Karena ilmu itu adalah penuntun laku. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa cara berfikir, arah pandang dan life style masyarakat dipengaruhi oleh maklumat yang ada dalam otak manusia dan juga sistem kehidupan. Sistem sekuler dan liberal saat ini memberikan ruang tuk melakukan gaul bebas ini.
Dengan demikian untuk meminimalisir hingga menghilangkan celah pergaulan bebas ini adalah dengan menyuburkan keimanan dan ketakwaan individu, pendidikan yang berbasis Islam, penegakan hukum Islam, kontrol dari masyarakat sebagai bagian dari amar ma'ruf nahi munkar dan didukung sistem kehidupan Islam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar