Setelah umat Islam menyambut dan mengisi Ramadan dengan amalan yang diperintahkan Allah subhaanahu wa ta'ala, kembali karunia Allah subhaanahu wa ta'ala dinikmati umat Islam, yakni dipertemukannya kita dengan Hari Raya Idul Fitri.
Muslim di seluruh wilayah yang mereka tinggal di dalamnya, bergembira berhari raya. Allahu Akbar, Allah Maha Besar, berkali-kali dilantunkan muslim sedunia. Sungguh lafadz itulah yang pantas dilantunkan setelah kita menyaksikan keberkahan bulan Ramadan.
Dan masih ada karunia yang Allah subhaanahu wa ta'ala berikan, yakni tumbuhnya kesadaran untuk melakukan puasa sunnah syawal 6 hari. Dan khususnya di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah di hari raya yang ke-8 diadakan riyadin kupat. Yakni bersyukur dan bergembira setelah puasa sebulan di bulan Ramadan dan berlanjut puasa sunnah syawal 6 hari, dengan makan ketupat.
Tarbiyah Akal, Hati, Nafsu, Dan Dzan Lanjutkan!
Banyak diantara umat Islam yang berharap semua hari adalah Ramadan. Tapi ketetapan Allah subhaanahu wa ta'ala Ramadan hanyalah 1 bulan. Maka bagaimana biar setiap hari adalah Ramadan?
Jalan untuk itu hanyalah dengan meramadankan hari-hari disetiap harinya. Tarbiyah akal, hati, nafsu, dzan, melalui puasa Ramadan diistimrarkan, dilanjukan. Puasa telah menjadikan akal sehat, berfikir dengan benar, mengencerkan otak yang ruwet menjadi encer mudah mencerna suatu hal.
Puasa mentarbiyah hati untuk menjadi hati yang selamat terbebas dari berbagai penyakit hati. Puasa membersihkan kotoran hati. Sehingga hati menjadi khusyuk, menjadikan selalu ingat dengan Allah subhaanahu wa ta'ala.
Puasa mentarbiyah nafsu, sehingga nafsu su' (nafsu buruk) melemah tidak ada kekuatan. Puasa melemahkan nafsu orang berbuat jahat dan maksiat.
Puasa mentarbiyah dzan (prasangka) untuk berprasangka yang baik. Puasa menjadikan pelakunya penuh harapan akan kebaikan dan berbuat baik.
Sungguh puasa dengan iman dan berharap pahala dari Allah subhaanahu wa ta'ala telah menjadikan umat Islam menjauhi hal-hal yang membatalkan puasa ataupun yang menghapus pahala puasa. Maka betul jika umat Islam mampu melakukan dua hal ini, akan tertarbiyah, terdidik, terbina dengan baik sehingga benarlah firman Allah subhaanahu wa ta'ala, bahwa puasa akan menjadikan pelakunya menjadi orang-orang yang bertakwa.
Kini, Ramadan telah berlalu, buah Ramadan terlihat sejak terbenam matahari dihari terakhir Ramadan, atau saat muncul hilal 1 Syawal hingga hari seterusnya.
Menampakkan perilaku bagaimanakah? Baik terkait perilaku pada diri sendiri, pada Allah subhaanahu wa ta'ala dan pada manusia lainnya. Dan perilaku itulah cerminan ukuran kesuksesan atau keberhasilan Ramadan kita.
Dan selalu memohon rahmat dan belas kasihan Allah subhaanahu wa ta'ala itulah yang bisa kita lakukan. Dengan segala kekurangan ketakwaan (ketaatan) kita, semoga Allah subhaanahu wa ta'ala merahmati, sehingga kita bisa menjadi hamba yang baik disisi Allah subhaanahu wa ta'ala dan disisi manusia.
Khatimah
Taqabbalallaahu minna wa minkum. Taqabbal yaa kariim.
Mohon maaf atas segala salah dan lupa. Dan semoga Allah subhaanahu wa ta'ala tidak menghukum kita, atas salah dan lupa yang kita lakukan.
رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذۡنَآ إِن نَّسِينَآ أَوۡ أَخۡطَأۡنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحۡمِلۡ عَلَيۡنَآ إِصۡرًا كَمَا حَمَلۡتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلۡنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦ ۖ وَٱعۡفُ عَنَّا وَٱغۡفِرۡ لَنَا وَٱرۡحَمۡنَآ ۚ أَنتَ مَوۡلَىٰنَا فَٱنصُرۡنَا عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡكَٰفِرِينَ
"... Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 286)
Wallahua'lam bis shawaab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar