يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Tampilkan postingan dengan label syawal. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label syawal. Tampilkan semua postingan

Rabu, 17 April 2024

Puasa Mentarbiyah Akal, Hati, Nafsu Dan Dzan

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah subhaanahu wa ta'ala. 

Setelah umat Islam menyambut dan mengisi Ramadan dengan amalan yang diperintahkan Allah subhaanahu wa ta'ala, kembali karunia Allah subhaanahu wa ta'ala dinikmati umat Islam, yakni dipertemukannya kita dengan Hari Raya Idul Fitri. 

Muslim di seluruh wilayah yang mereka tinggal di dalamnya, bergembira berhari raya. Allahu Akbar, Allah Maha Besar, berkali-kali dilantunkan muslim sedunia. Sungguh lafadz itulah yang pantas dilantunkan setelah kita menyaksikan keberkahan bulan Ramadan. 

Dan masih ada karunia yang Allah subhaanahu wa ta'ala berikan, yakni tumbuhnya kesadaran untuk melakukan puasa sunnah syawal 6 hari. Dan khususnya di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah di hari raya yang ke-8 diadakan riyadin kupat. Yakni bersyukur dan bergembira setelah puasa sebulan di bulan Ramadan dan berlanjut puasa sunnah syawal 6 hari, dengan makan ketupat.

Tarbiyah Akal, Hati, Nafsu, Dan Dzan Lanjutkan!

Banyak diantara umat Islam yang berharap semua hari adalah Ramadan. Tapi ketetapan Allah subhaanahu wa ta'ala Ramadan hanyalah 1 bulan. Maka bagaimana biar setiap hari adalah Ramadan?

Jalan untuk itu hanyalah dengan meramadankan hari-hari disetiap harinya. Tarbiyah akal, hati, nafsu, dzan, melalui puasa Ramadan diistimrarkan, dilanjukan. Puasa telah menjadikan akal sehat, berfikir dengan benar, mengencerkan otak yang ruwet menjadi encer mudah mencerna suatu hal.

Puasa mentarbiyah hati untuk menjadi hati yang selamat terbebas dari berbagai penyakit hati. Puasa membersihkan kotoran hati. Sehingga hati menjadi khusyuk, menjadikan selalu ingat dengan Allah subhaanahu wa ta'ala.

Puasa mentarbiyah nafsu, sehingga nafsu su' (nafsu buruk) melemah tidak ada kekuatan. Puasa melemahkan nafsu orang berbuat jahat dan maksiat.

Puasa mentarbiyah dzan (prasangka) untuk berprasangka yang baik. Puasa menjadikan pelakunya penuh harapan akan kebaikan dan berbuat baik. 

Sungguh puasa dengan iman dan berharap pahala dari Allah subhaanahu wa ta'ala telah menjadikan umat Islam menjauhi hal-hal yang membatalkan puasa ataupun yang menghapus pahala puasa. Maka betul jika umat Islam mampu melakukan dua hal ini, akan tertarbiyah, terdidik, terbina dengan baik sehingga benarlah firman Allah subhaanahu wa ta'ala, bahwa puasa akan menjadikan pelakunya menjadi orang-orang yang bertakwa.

Kini, Ramadan telah berlalu, buah Ramadan terlihat sejak terbenam matahari dihari terakhir Ramadan, atau saat muncul hilal 1 Syawal hingga hari seterusnya. 

Menampakkan perilaku bagaimanakah? Baik terkait perilaku pada diri sendiri, pada Allah subhaanahu wa ta'ala dan pada manusia lainnya. Dan perilaku itulah cerminan ukuran kesuksesan atau keberhasilan Ramadan kita. 

Dan selalu memohon rahmat dan belas kasihan Allah subhaanahu wa ta'ala itulah yang bisa kita lakukan. Dengan segala kekurangan ketakwaan (ketaatan) kita, semoga Allah subhaanahu wa ta'ala merahmati, sehingga kita bisa menjadi hamba yang baik disisi Allah subhaanahu wa ta'ala dan disisi manusia. 

Khatimah 

Taqabbalallaahu minna wa minkum. Taqabbal yaa kariim. 

Mohon maaf atas segala salah dan lupa. Dan semoga Allah subhaanahu wa ta'ala tidak menghukum kita, atas salah dan lupa yang kita lakukan.

  رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذۡنَآ إِن نَّسِينَآ أَوۡ أَخۡطَأۡنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحۡمِلۡ عَلَيۡنَآ إِصۡرًا كَمَا حَمَلۡتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلۡنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦ ۖ وَٱعۡفُ عَنَّا وَٱغۡفِرۡ لَنَا وَٱرۡحَمۡنَآ ۚ أَنتَ مَوۡلَىٰنَا فَٱنصُرۡنَا عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡكَٰفِرِينَ

"... Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 286)

Wallahua'lam bis shawaab.

Jumat, 21 April 2023

Selepas Ramadan, Istiqamah!?

Ramadan 1444 H telah pergi. K
ita harus menerima fakta ini. Tinggal doa-doa kita, agar seluruh ibadah dan amal shalih yang telah dilakukan diterima oleh Allah subhaanahu wa ta'ala. Segala dosa diampuni, dijadikan sebagai hamba yang bertakwa dan dipertemukan dengan Ramadan tahun depan. Aamiin aamiin yaa mujiibassaailiin.

Ramadan Berlalu, Makan-Makan?!

Syawal itu bulan peningkatan. Tapi, bukan peningkatan makan-makannya ya. Btw, selepas puasa sebulan terus makan sebanyak-banyaknya. Hem, jangan begitu!. 

Hidangan lebaran yang beraneka ragam, santap semua. Mau besarin badan kah? Hehe

Berikut nasehat tentang bagaimana pola makan seorang muslim agar badannya sehat. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan dalam hadistnya, "Bejana terburuk yang diisi oleh anak adam adalah perutnya sendiri. Cukuplah baginya suapan-suapan untuk menegakkan badannya. maka jika tidak bisa, maka jadikan sepertiganya untuk makan, sepertiga untuk minum, sepertiga untuk bernapas” (HR. Tirmidzi, an Nasai, Ahmad)
 
Ternyata, melaui hadist tersebut Rasulullah bermaksud mengingatkan umatnya, bahwa ada bahaya dibalik fakta kenyang. Ketika seseorang itu kenyang banget, maka ia jadi susah bergerak, jadinya malas melakukan kegiatan. Malas berikutnya adalah malas berfikir. Orang kenyang sekali akan mudah ngantuk, karena oksigen yang harusnya mengalir ke otak jadi diserap ke perut untuk menggiling makanan dan mengedarkannya.
 
Betul nasehat yang disampaikan oleh Umar bin Khattab berikut, “Wahai sekalian manusia, janganlah kalian memenuhi perut kalian, karena dengannya kalian akan malas menegakkan salat, juga merusak hati kalian, dan akan menimbulkan penyakit”.
 
Dari berbagai penelitian disebutkan bahwa orang dengan berat badan yang over/obesitas/kegemukan rawan terkena penyakit seperti jantung coroner, sesak nafas, darah tinggi dan lain-lain.
 
Allah subhaanahu wa ta’ala dalam firmanNya mengingatkan,
۞ يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ ࣖ
“ Wahai anak cucu Adam, pakailah pakaianmu yang indah pada setiap (memasuki) masjid dan makan serta minumlah, tetapi janganlah berlebihan. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang berlebihan”.
 
Nah, jelas sekali ya, Allah subhaanahu wa ta’ala sebagai pencipta manusia dengan terang mengingatkan hambaNya untuk makan dan minum secukupnya, tidak berlebihan. Mengisi perut dengan berlebihan itu tidak menyehatkan. Ada lagi nasehat dari Sufyan ats Tsauri, “Jika engkau ingin sehat jasmani dan sedikit tidur, maka kurangilah makan”.

Menjaga Amalan Selepas Ramadan

Bukti keberhasilan seorang muslim di bulan Ramadan adalah jika ia mampu istiqamah menjalani ketaatan selepas Ramadan. Mampukah istiqamah?!

Ibadah-ibadah yang ia kerjakan dilanjutkan terus. Amal salih dipelihara terus. Kebiasan-kebiasaan baik dijaga terus. 

Jadi, selepas Ramadan tantangan makin besar. Jika di bulan Ramadan, Allah subhaanahu wa ta'ala kondisikan mudah beribadah, mudah beramal salih. Diluar Ramadan, kita sendiri yang harus mengkondisikan itu. Istiqamah dalam ketaatan itu perlu perjuangan. 

Semoga Allah subhaanahu wa ta'ala merahmati kita, sehingga kita selalu dalam ketaatan dan dijauhkan dari kemaksiatan. Aamiin aamiin yaa mujiibassaailiin. 

Wallahu'alam bis shawwab.



Dipun Waos Piantun Kathah