يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Tampilkan postingan dengan label Ramadan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ramadan. Tampilkan semua postingan

Selasa, 25 Februari 2025

Diantara Ayat dan Hadist Terkait Ramadan

Allah subhânahu wa ta’ala berfirman:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَالْفُرْقَانِۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۗوَمَنْ كَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗيُرِيْدُ اللّٰهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِكُمُ الْعُسْرَ ۖوَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰىكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ 

Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh karena itu, siapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu, berpuasalah. Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur”. (QS. Al Baqarah: 185)

Ketika Ramadan tiba, Rasulullah shallallâhu 'alaihi wa sallam biasanya memberikan kabarnya kepada para sahabatnya dengan sabdanya, “ Telah datang kepada kalian bulan Ramadan, bulan keberkahan. Allah subhânahu wa ta’ala mengunjungi kalian pada bulan ini dengan menurunkan rahmat, menghapus dosa-dosa dan mengabulkan doa. Allah subhânahu wa ta’ala melihat berlomba-lombanya kalian pada bulan ini, dan Dia membangga-banggakan kalian kepada para malaikatNya. Maka tunjukkanlah kepada Allah subhânahu wa ta’ala hal-hal yang baik dari diri kalian. Karena orang yang sengsara adalah orang yang tidak mendapatkan rahmat Allah subhânahu wa ta’ala di bulan ini". (HR. Tabrani)


Mari menyambut rahmat Allah subhânahu wa ta’ala dengan melakukan ibadah dan amal kebaikan. Ada aneka ragam ibadah yang bisa dilakukan umat Islam di bulan Ramadan ini.  

Di bulan ini, diwajibkan berpuasa bagi orang-orang beriman. Allah subhânahu wa ta’ala berfirman;

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ 

Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”. (QS. Albaqarah: 183)

Abu Hurairah meriwayatkan dari Nabi shallallâhu 'alaihi wa sallam bahwasannya Nabi shallallâhu 'alaihi wa sallam bersabda, “ Setiap amal anak Adam, adalah untuknya, dan satu kebaikan dibalas sepuluh kali lipatnya bahkan sampai tujuh ratus kali lipat. Allah ta’ala berfirman, “Kecuali puasa itu untuk Aku, dan Aku yang langsung membalasnya, Ia telah meninggalkan syahwat, makan dan minumnya karena Aku” (HR. Bukhari Muslim) 


Puasa yang dilakukan orang beriman ibarat membangun pagar untuk keselamatan dirinya dari buruknnya akhlaq, buruknya hubungan dengan sesama muslim, dan dari siksa api neraka. 

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallâhu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya puasa adalah benteng. Maka (ketika berpuasa) jangan berkata kotor, dan jangan berbuat bodoh. Jika ada orang yang mengajaknya bertengkar atau mencelanya, maka hendaklah ia berkata, “ Sesungguhnya aku puasa” dua kali” (HR. Bukhari)

Rasulullah shallallâhu 'alaihi wa sallam bersabda, " Puasa dalah benteng dari Neraka, sebagaimana benteng salah seorang kalian dalam peperangan” (HR. Ibnu Majah)


Unsur pengganggu orang-orang beriman di bulan Ramadan inipun berkurang. Sehingga peluang beramal shalih, berbuat kebaikan lebih mudah, lebih terbuka.   

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallâhu 'alaihi wa sallam bersabda, “Pada bulan ini para jin jahat diikat, sehingga tidak bebas bergerak seperti pada bulan lainnya” (HR. Ahmad)


Shalat sunnah terawih yang didirikan seorang muslim memiliki dimensi yang membawa kemaslahatan bagi dirinya, jika dikerjakan berjamaah membentuk persatuan sesama muslim dan syiar yang luar biasa. 

Rasulullah shallallâhu 'alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang mendirikan shalat malam di bulan Ramadan (terawih) karena iman dan mengharap pahala dari Allah subhânahu wa ta’ala niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (Mutafaqun ‘alaih)

Rasulullah shallallâhu 'alaihi wa sallam bersabda, "Hendaklah kalian mendirikan shalat malam, karena ia adalah tradisi orang-orang shalih sebelum kalian. Sungguh shalat malam mendekatkan diri kalian kepada Rabb kalian, menghapuskan kesalahan, menjaga diri dari dosa dan mengusir penyakit dari tubuh” (HR. Tirmidzi)


Di bulan Ramadan, Rasulullah shallallâhu 'alaihi wa sallam memberikan teladan dalam hal berinfaq, bersedekah. Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim bahwasanya kedermawanan Beliau shallallâhu 'alaihi wa sallam pada bulan Ramadan melebihi angin yang berhembus.

Di bulan ini, Rasulullah shallallâhu 'alaihi wa sallam memberikan teladan dalam hal membaca Alquran. Dalam riwayat Bukhari dan Muslim bahwasannya Malaikat Jibril mendatangi Beliau shallallâhu 'alaihi wa sallam setiap malam Ramadan untuk membacakan Alquran.

Dan disepuluh hari terakhir beliau shallallâhu 'alaihi wa sallam memberikan teladan dalam hal i’tikaf.


Sungguh dari semua bentuk ibadah tersebut jika dikerjakan dengan landasan iman dan pengharapan akan rida dan pahala dari Allah subhânahu wa ta’ala bisa membentuk pribadi yang bersih. Bersih hatinya, bersih pikirannya, bersih lisannya, bersih perbuatannya dari hal yang dibenci Allah subhânahu wa ta’ala, yang kemudian terwujudlah tujuan diperintahkannya berpuasa yaitu agar kalian bertakwa.    


Dan kita berlindung kepada Allah subhânahu wa ta’ala dari golongan orang yang disebutkan dalam hadist berikut ini;

Rasulullah shallallâhu 'alaihi wa sallam bersabda, “Siapa yang tidak mendapatkan kebaikan Ramadan maka ia benar-benar telah diharamkan" (dari kebaikan)” (HR. Ahmad)

Rasulullah shallallâhu 'alaihi wa sallam bersabda, “Orang celaka adalah yang tidak mendapatkan rahmat Allah pada bulan ini” (HR. Tabrani)


Ya Allah yâ rahmân yâ rahîm, mudahkanlah hati kami menerima perintah puasa di bulan Ramadan ini, menerimanya dengan iman dan melaksanakannya dengan ihtisab (pengharapan) akan rida, pahala dan ampunan dari Mu. 

Ya Allah yâ rahmân yâ rahîm, mudahkanlah dan bantulah kami untuk mengisi waktu-waktu di bulan Ramadan ini dengan amal yang Engkau ridai dan lindungilah kami dari kelalaian dan keterlenaan

Ya Allah yâ rahmân yâ rahîm, masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang memperoleh kebaikan, rahmat, ampunan, di bulan Ramadan ini, dan keluar darinya menjadi hamba yang suci dan siap mengarungi hari-hari berikutnya dengan iman dan takwa. 

Ya Allah yâ hayya yâ qayyum, lindungilah dan tolonglah seluruh kaum muslimin dimanapun mereka berada, dari kejahatan dirinya, manusia lainnya, ataupun dari kejahatan orang-orang kafir maupun musyrikin. Dan muliakanlah umat ini sehingga bisa menjadi umat terbaik sebagaimana Engkau sebutkan dalam firmanMu.

Âmîn âmîn yâ rabbal’âlamîn.

Jumat, 21 April 2023

Selepas Ramadan, Istiqamah!?

Ramadan 1444 H telah pergi. K
ita harus menerima fakta ini. Tinggal doa-doa kita, agar seluruh ibadah dan amal shalih yang telah dilakukan diterima oleh Allah subhaanahu wa ta'ala. Segala dosa diampuni, dijadikan sebagai hamba yang bertakwa dan dipertemukan dengan Ramadan tahun depan. Aamiin aamiin yaa mujiibassaailiin.

Ramadan Berlalu, Makan-Makan?!

Syawal itu bulan peningkatan. Tapi, bukan peningkatan makan-makannya ya. Btw, selepas puasa sebulan terus makan sebanyak-banyaknya. Hem, jangan begitu!. 

Hidangan lebaran yang beraneka ragam, santap semua. Mau besarin badan kah? Hehe

Berikut nasehat tentang bagaimana pola makan seorang muslim agar badannya sehat. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan dalam hadistnya, "Bejana terburuk yang diisi oleh anak adam adalah perutnya sendiri. Cukuplah baginya suapan-suapan untuk menegakkan badannya. maka jika tidak bisa, maka jadikan sepertiganya untuk makan, sepertiga untuk minum, sepertiga untuk bernapas” (HR. Tirmidzi, an Nasai, Ahmad)
 
Ternyata, melaui hadist tersebut Rasulullah bermaksud mengingatkan umatnya, bahwa ada bahaya dibalik fakta kenyang. Ketika seseorang itu kenyang banget, maka ia jadi susah bergerak, jadinya malas melakukan kegiatan. Malas berikutnya adalah malas berfikir. Orang kenyang sekali akan mudah ngantuk, karena oksigen yang harusnya mengalir ke otak jadi diserap ke perut untuk menggiling makanan dan mengedarkannya.
 
Betul nasehat yang disampaikan oleh Umar bin Khattab berikut, “Wahai sekalian manusia, janganlah kalian memenuhi perut kalian, karena dengannya kalian akan malas menegakkan salat, juga merusak hati kalian, dan akan menimbulkan penyakit”.
 
Dari berbagai penelitian disebutkan bahwa orang dengan berat badan yang over/obesitas/kegemukan rawan terkena penyakit seperti jantung coroner, sesak nafas, darah tinggi dan lain-lain.
 
Allah subhaanahu wa ta’ala dalam firmanNya mengingatkan,
۞ يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ ࣖ
“ Wahai anak cucu Adam, pakailah pakaianmu yang indah pada setiap (memasuki) masjid dan makan serta minumlah, tetapi janganlah berlebihan. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang berlebihan”.
 
Nah, jelas sekali ya, Allah subhaanahu wa ta’ala sebagai pencipta manusia dengan terang mengingatkan hambaNya untuk makan dan minum secukupnya, tidak berlebihan. Mengisi perut dengan berlebihan itu tidak menyehatkan. Ada lagi nasehat dari Sufyan ats Tsauri, “Jika engkau ingin sehat jasmani dan sedikit tidur, maka kurangilah makan”.

Menjaga Amalan Selepas Ramadan

Bukti keberhasilan seorang muslim di bulan Ramadan adalah jika ia mampu istiqamah menjalani ketaatan selepas Ramadan. Mampukah istiqamah?!

Ibadah-ibadah yang ia kerjakan dilanjutkan terus. Amal salih dipelihara terus. Kebiasan-kebiasaan baik dijaga terus. 

Jadi, selepas Ramadan tantangan makin besar. Jika di bulan Ramadan, Allah subhaanahu wa ta'ala kondisikan mudah beribadah, mudah beramal salih. Diluar Ramadan, kita sendiri yang harus mengkondisikan itu. Istiqamah dalam ketaatan itu perlu perjuangan. 

Semoga Allah subhaanahu wa ta'ala merahmati kita, sehingga kita selalu dalam ketaatan dan dijauhkan dari kemaksiatan. Aamiin aamiin yaa mujiibassaailiin. 

Wallahu'alam bis shawwab.



Dipun Waos Piantun Kathah