Tulisan ini adalah respon hati saat membaca artikel tentang valentine di salah satu situs media online.
Dalam paragraf akhir artikel tersebut tertulis bahwa jangan larang perayaannya tapi laranglah kemaksiatan yang terjadi dalam perayaan tersebut.
Menarik statement ini untuk di bahas. Kisah Valentine yang menjadi sejarah lahirnya valentine day ini sudah sangat lalu. Sejak Romawi kuno berarti lama sekali, bukan? Sekitar tahun 500 san masehi. Nah sekarang udah 2020 masehi. Hem,
Nah hebatnya, peradaban barat yang tidak berhenti menyebarkan budayanya, jadilah hari valentine, hari kasih sayang menjadi tradisi global. Bahkan Arab Saudi sejak 2018 membolehkan di tanggal 14 Februari warganya ikut memperingati hari tersebut. Hem, sungguh amat menyedihkan. Lagi lagi liberalisasi end globalisasi mengoncang iman umat Islam.
Ada kaidah untuk perbuatan. Al aslu fil af'ali taqoiyyidu bi ahkamis syar'i. Hukum asal perbuatan itu terikat hukum syara'.
Nah, merayakan valentine ternyata didalam Islam tidak ada hukum syara' nya!. Artinya, memang peringatan 14 Februari hari valentine yang dijadikan simbol hari kasih sayang itu tidak ada. Alias ja a min ghoiril islam. Dan sudah amat jelas kronologi sejarah asal muasalnya VD.
Dan nabi shallallahu 'alahi wa sallam bersabda,
" man 'amila 'amalan laisa 'alaihi amruna fahuwa raddun. Barangsiapa melakukan amal yang itu tidak ada perintah dari kami, maka ia tertolak" (HR. Bukhori)
Dalam riwayat yang lain nabi bersabda, "Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia bagian dari kaum tersebut".
Jadi, apabila menggunakan definisi maksiat adalah melanggar perintah Allah dan RasulNya, mengakui perayaan valentine dan ikut merayakannnya adalah bagian dari maksiat. Walaupun bentuk amal perayaannya hanya sekedar memberi kue misalnya kepada /ibu/teman. Apalagi jika perayaannya diisi dengan maksiat. Semisal sex bebas. Maka maksiatnya berlipat. Seremkan?
Oiya btw MUI juga melsekarangarang perayaan VD ini. Artikel tentang itu salah satunya bisa dibaca di situs berikut: https://m.detik.com/news/berita-jawa-timur/d-4896370/mui-jatim-larang-umat-islam-fasilitasi-perayaan-hari-valentine
WASPADA
Dalam perkara ini yang harus diketahui umat Islam bahwa yang haram itu mulai dari pengakuan tanggal 14 Februari sebagai hari valentine, hari kasih sayang. Sehingga semua aktivitas yang bernilai pembenar valentine day's maka haram bagi umat Islam. Selagi lagi bagi umat Islam.
Adapun bentuk toleransi umat Islam adalah membiarkan umat agama lainnya jika merayakannya. Tidak mengganggu mereka.
Hal berikutnya, umat Islam harus paham bahwa valentine day's bagian dari perang peradaban terhadap umat Islam. Ada upaya agar umat Islam mentoleren ajaran agamanya sendiri. Dengan terus mengikuti tradisi barat sehingga lupa kewajiban untuk syiar ajaran agamanya sendiri.
Pemahaman agama umat Islam semakin sempit tatkala mengikuti ajaran ajaran diluar Islam. Bahaya perang peradaban ini ibarat semut berjalan diatas batu hitam di malam hari. Artinya, tidak disadari umat Islam adanya upaya mereduksi keyakinan, ketaatan, kelurusan aqidah dan syariat umat Islam.
Jadi, umat Islam harus waspada dalam berbuat. Karena hukum asal perbuatan adalah terikat dengan hukum syara'. Harus berlindung dari tipuan tradisi yang mengglobal. Karena yang banyak itu belum tentu benar. Bahkan Rasulullah telah mengingatkan umatnya diakhir zaman, untuk tidak mengikuti kebanyakan manusia. Karena yang banyak itu bisa jadi yang menyesatkan.
Nah, disinilah pentingnya, memahami kronologi dari suatu tradisi, biar kemudian kita tidak terjebak atas nama tradisi global mendunia.
Betapa banyak hukum Allah azza wa jalla yang telah ditinggalkan umat ini. Maka seharusnya, kita berusaha untuk tidak menambah banyak perintah Allah azza wa jalla yang ditinggalkan, dan laranganNya untuk terus dilanggar.
Sungguh berat, perjuangan umat Islam. Lawan menggerubuti umat Islam dari arah manapun. Politik, hukum, ekonomi, sosial, budaya, militer hingga keyakinan agama.
Oiya, tentu disini beda ya, misal dengan dijadikannya 10 November sebagai hari pahlawan. Jadi tanggal itu diperingati sebagai bentuk syukur akan keberhasilan mengusir penjajah. Selain untuk mengenang jasa para pahlawan di negeri ini.
Jadi, kita sebagai umat Islam harus jeli mana yang itu produk peradaban ajnabi -asing- dengan Islam. Sehingga umat Islam terjaga dari tasabbuh dengan budaya/life style asing yang bertentangan dengan aqidah dan syariah Islam.
Ya Allah azza wa jalla kepada Engkau Yang Maha Kuasa kami memohon perlindungan dan pertolongan.
Yaa muqollibal quluub tsabbit qolbi 'ala diinika. Aamiin.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Dipun Waos Piantun Kathah
-
Kamu, Pasti punya orang tua Ada bapak, ada ibu Senang pastinya kamu, memiliki kedua orang tua Tenang hidup bersama mereka Semua kebutuhan ...
-
Terhitung dari hari ini, Indonesia dipimpin oleh presiden dan wakil presiden baru. Pak Prabowo dan Pak Gibran. Baarakallaahu fiikum. Sebaga...
-
Presiden Jokowi menandatangani PP No 28 Tahun 2024 tentang kesehatan. Pada pasal 103 ayat 1 disebut upaya kesehatan sistem reproduksi anak s...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar