يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Tampilkan postingan dengan label kapitalisme. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kapitalisme. Tampilkan semua postingan

Senin, 14 November 2022

R20 Forum Melengserkan Kapitalisme, Seharusnya!


Religion of Twenty (R20) telah dilaksanakan 2-3 November 2022 di Bali. Forum ini melibatkan lebih dari 100 tokoh agama dan sekte dari 20 negara peserta. R20 diketuai oleh Kiai H. Yahya Cholil Staquf (Ketua Umum NU), dan Y.M Syekh Mohammad bin Abdulkarim Al Issa (Sekjen Liga Muslim Dunia).

Ada tokoh dari agama Islam, Kristen, Yahudi, Hindu, Budha, dan agama serta sekte lain-lainnya di R20. (https://www.idntimes.com/news/world/rochmanudin-wijaya/11-fakta-unik-seputar-penyelenggaraan-forum-r20-di-bali?page=all)

Tokoh lintas agama bisa berkumpul pastinya mereka menyisihkan sementara waktu perbedaan keimanan dan ajaran yang mereka anut. Mengesampingkan keyakinan bahwa agama yang dianutnya adalah yang benar. Dimunculkanlah statement semua agama benar, demi forum bisa berjalan dan putusan bersama bisa diwujudkan.

Dalam prespektif demikian, maka sebenarnya yang berfungsi adalah sisi kemanusiaan manusia. Karena semua manusia ditakdirkan untuk saling menghormati, menghargai, berdamai, rukun dan bekerjasama. Jadi, perkumpulan lintas agama ini sejatinya tidak menjadikan agama sebagai pemersatu diantara mereka. Demikian pula tidak menjadikan agama sumber solusi persoalan global. 

Karena pada faktanya, penempatan agama terbatas pada pengamalan individu, adapun persoalan kemiskinan, pengangguran, lingkungan, bencana alam, krisis pangan, kerusakan ekosistem tidaklah merujuk kepada agama tertentu dalam pengaturannya maupun penyelasaian masalahnya. 

Semua persoalan itu diatur, diselesaikan dengan pola pikir dan pola pandang ideologi kapitalisme, dan hampir seluruh negara di dunia menerapkan konsep dari kapitalisme ini beserta derifatnya. 

Bagaimaana Menjadikan R20 Media Mewujudkan Agama Sebagai Solusi?

Salah satu putusan R20 adalah bahwa R20 mendorong saling pengertian, budaya damai, dan hidup berdampingan dengan harmonis ditengah keragaman masyarakat, agama dan bangsa di dunia. Untuk mencapai tujuan ini R 20 memobilisasi para pemimpin agama, sosial, ekonomi dan politik dari seluruh dunia untuk memastikan bahwa agama berfungsi sebagai sumber solusi yang hakiki dan dinamis, bukan sumber masalah. (https://www.idntimes.com/news/indonesia/rochmanudin-wijaya/7-poin-hasil-r20-bali-tokoh-agama-dorong-budaya-damai-solusi-global)

Putusan ini tidak akan menjadikan agama sebagai sumber solusi hakiki dan dinamis ketika agama hanya ditempatkan pada ranah individu dan ritual semata, sedang sistem kehidupan berpolitik, bernegara, berekonomi, bersosial berlandaskan sekulerisme-kapitalisme. 

Putusan tersebut jika hanya bertujuan untuk mendorong sikap saling pengertian, budaya damai, dan hidup berdampingan dengan harmonis juga tidak akan menjadikan agama sebagai sumber solusi hakiki dan dinamis.

Putusan tersebut hanya seruan supaya anggota R20 merujuk kepada ajaran agamanya dalam kehidupan bersosial bermasyarakat, yakni harus saling pengertian, berdamai dan hidup berdampingan dengaan harmonis.

Jadi, jika betul R20 bermaksud untuk menjadikan agama sebagai sumber solusi yang hakiki dan dinamis, maka usul penulis yang seharusnya dilakukan dalam R20 adalah berkumpul dalam rangka mewujudkan agama sebagai sumber solusi hakiki dan dinamis. Dan itu menjadi tujuan penyelenggaraan R20.  

Sehingga dalam forum itu diselenggarakan  presentasi dari masing-masing agama bagaimana konsep sistem penyelesaian persoalan global mendunia dari masalah ekonomi (kemiskinan, pengangguran, industri, lingkungan dll), politik (sistem pemerintahan, pengaturan urusan rakyat, politik dalam dan luar negeri dll), sosial (konsep kehidupan sesama agama, antar umat beragama dll), hukum (sistem sanksi, peradilan, dll), pertahanan (pengaturan militer, kepolisian dll), dan bidang lainnya.

Dari presentasi semua agama anggota R20 tersebut, kemudian dipilih mana konsep sistem yang benar untuk diterapkan dan menjadi solusi.  Dengan demikian forum itu benar-benar bermaksud mencari kebenaran agama sebagai solusi atas semua persoalan global yang ada.

Sehingga forum itupun bisa menjadi wahana untuk membuktikan kebenaran ajaran Islam dan kebenaran bahwa Islam bukan semata agama ritual melainkan agama yang memiliki konsep lengkap mencakup seluruh bidang Ipoleksosbudhankam. Dan juga menjadi forum untuk menunjukkan kepada dunia bahwa sistem Islam pernah diterapkan lebih dari 10 abad lamanya. 

Dengan demikian Islam sebagai agama samawi, agama  yang diridhoi Allah SWT yang rahmatan lil'alamin  bisa didakwahkan ke seluruh anggota forum R20. 

Jadi, forum itu tidak menjadi forum untuk menempatkan agama samawi (dari Allah SWT)  sebanding/setara dengan agama ardhi yang itu hasil kejeniusan manusia. Karena mensejajarkan Islam dengan agama lainnya itu sama dengan menjadikan forum R20 wahana pengukuhan dan pengokohan moderasi beragama secara global.

Islam Tidak Setara dengan Agama Lainnya

Bagi seorang muslim, walau sedetik pun tidak boleh terlintas dalam benaknya bahwa semua agama benar, walau ditambah kalimat semua agama benar bagi penganutnya masing-masing. Karena statement itu tetap mengandung unsur pembenaran bagi mereka yang tidak menjadikan Allah SWT sebagai Al khaliqnya, sebagai Tuhannya.

Keimanan kepada Allah SWT menghendaki keyakinan yang 100%. Bersih dari pemikiran liberal yang memberikan kebebasan gonta ganti agama ataupun mengaburkan kebenaran mutlak agama Islam. 

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:

اِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللّٰهِ الْاِ سْلَا مُ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَآءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْ ۗ وَمَنْ يَّكْفُرْ بِاٰ يٰتِ اللّٰهِ فَاِ نَّ اللّٰهَ سَرِيْعُ الْحِسَا بِ

"Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barang siapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 19)

Allah Subhanahu wa ta'ala juga berfirman:

يٰۤـاَهْلَ الْكِتٰبِ لِمَ تَلْبِسُوْنَ الْحَـقَّ بِا لْبَا طِلِ وَتَكْتُمُوْنَ الْحَـقَّ وَاَ نْـتُمْ تَعْلَمُوْنَ

"Wahai Ahli Kitab! Mengapa kamu mencampuradukkan kebenaran dengan kebatilan, dan kamu menyembunyikan kebenaran, padahal kamu mengetahui?" (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 71)

Sikap tegas seorang muslim dalam masalah keimanan/tauhid/aqidah ini tidak berdampak pada sikap intoleran atau sikap permusuhan dengan umat agama lainnya. Karena Allah SWT dalam masalah agama dan sosial telah menjelaskan;

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:

لَاۤ اِكْرَاهَ فِى الدِّيْنِ ۗ قَدْ تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَنْ يَّكْفُرْ بِا لطَّا غُوْتِ وَيُؤْمِنْ بِۢا للّٰهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِا لْعُرْوَةِ الْوُثْقٰى لَا انْفِصَا مَ لَهَا ۗ وَا للّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ

"Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui."(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 256)

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:

لَـكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ

"Untukmu agamamu, dan untukku agamaku." (QS. Al-Kafirun 109: Ayat 6)

Diriwayatkan oleh Mujahid r.a bahwa Abdullah bin 'Amr pulang dan mendapati keluarganya telah menyembelih seekor domba. Kemudian dia bertanya, "Apakah kamu memberikan sebagian untuk tetangga Yahudi kita? Apakah kamu memberikan sebagian untuk tetangga Yahudi kita? Karena aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Jibril terus menasehati aku untuk menjaga tetangga dengan baik, sampai-sampai aku mengira dia akan menjadikan mereka termasuk ke dalam ahli waris" (HR. At Tirmidzi).

Demikianlah Islam, dibalik tegasnya Islam dalam masalah tauhid/aqidah, ada syariah yang mulia dalam kehidupan bermasyarakat baik dengan sesama muslim maupun dengan non muslim. Karena Islam rahmatan lil'alamin.

Dan selama masa Rasulullah SAW dan para Khulafaur Rasyidin hingga  kekhilafahan terakhir, selalu mereka mendakwahkan Islam secara kaffah dan menawarkan kepada bangsa-bangsa lainnya untuk bergabung dalam kekhilafahan Islam (Negara Islam). Sehingga jadilah Islam agama yang menyebar ke 1/3 dunia dan terpancar penerapan syariah Islam melalui institusi kekhilafahan Islam pada waktu itu. 

Dan hanya saat ini ketika sistem kapitalisme menguasai dunia, Islam menjadi agama ritual dan ditempatkan setara dengan agama lainnya. Karena kapitalisme yang berasaskan sekulerisme (pemisahan agama dari kehidupan) telah memadamkan penerapan syariah Islam secara kaffah. Jadilah seluruh negara di dunia saat ini tidak ada yang menjadi representasi dari negara Islam lagi.

Khatimah

Jika selepas R20 Yahudi menghentikan penjajahannya atas Palestina, China mengakui dan menghentikan kekerasannya kepada Muslim Uighur, Myanmar mengembalikan hak-hak kewarganegaraan muslim Rohingya dan menstop kejahatan umat Budha atas umat Islam Rohingya, Umat Hindu India menghentikan kejahatannya pada muslim India, Islamophobia di seluruh dunia barat berhenti, berarti forum R20 nyata hasilnya.

Dan jika sistem kapitalisme yang telah menyebabkan persoalan kemiskinan, pengangguran, kerusakan ekosistem, iklim, krisis pangan, dan lain-lainnya ini diganti dengan sistem Islam maka R20 telah sukses menjadikan agama sebagai sumber solusi hakiki dan dinamis.

Wallahua'lam bis showwab











Senin, 23 Mei 2022

Ekonomi Buruh dan Rakyat Di Bawah Kapitalisme

Seandainya wong cilik berkenan untuk demo pasti tidak jauh beda yang mereka suarakan dengan aksi aliansi buruh dan mahasiswa Sabtu, 21 Mei 2022 lalu.  

Mahasiswa dan sejumlah aliansi buruh menyampaikan 4 tuntutan utama, yaitu; pertama meminta pemerintah mencabut Omnibus Law RUU Cipta Kerja beserta turunannya. Kedua, menghentikan pembahasan revisi UU dan pembentukan peraturan perundang-undangan. Ketiga, hentikan aksi represif aparat dan kriminalisasi terhadap gerakan rakyat. Keempat, menuntut pemerintah menurunkan harga BBM, tarif dasar listrik, LPG, dan sembako (https://m.liputan6.com/news/read/4968035/4-fakta-terkait-aksi-buruh-dan-mahasiswa-hari-ini-minggu-21-mei-2022). 

Bukan Masalah Indonesia Saja

Empat tuntutan di atas bila dikerucutkan bahwa rakyat menginginkan kesejahteraan dan keadilan. Dari berbagai kebijakan yang diproduksi fakta lapangan belum 100% merealisasikan hal itu. Produk kebijakan malah pro pemodal, investor, penguasa, dan mencekik  kantong rakyat.

Sesungguhnya kondisi yang dituntut rakyat itu adalah pil pahit yang memang harus ditelan rakyat. Karena sudah  konsekuensi dari penerapan demokrasi kapitalisme adalah seperti itu.

Bukan hanya di Indonesia persoalan ketidaksejahteraan ini. Ada 600 juta orang yang mengalami kemiskinan absolut yang tersebar di 36 negara sub Afrika Sahara, Asia Timur, Pasifik, Negara Arab dan Asia Selatan. (Al Waie, Mei 2022). 

Perjuangan buruh dan rakyat untuk meraih sejahtera adalah persoalan global. Tentu solusinya tidak cukup diambil dengan melihat konteks Indonesia. Tidak boleh amnesia, ada globalisasi, ada organisasi dunia yang bermain dalam menentukan gerak ekonomi dan politik dunia. Sebagai contoh, bukankah persoalan migor dikaitkan dengan harga CPO dunia? 

Inilah sistem global, yang rakyat kecil, tidak sampai kesitu jangkauan berfikirnya. Jika kalangan akademis intelektual tidak menyadari akan arus global untuk mencekram dunia dengan cakar demokrasi kapitalisme, berarti terayu juga dengan kenikmatan semu sajian sistem demokrasi kapitalisme.

Sistem Pengganti Kapitalisme

Manusia dicipta tidak untuk dibuang/ditelantarkan oleh pencipta. Sama, ketika manusia memproduksi sesuatu pasti juga tidak untuk dibuang/ditelantarkan. Pasti ada seperangkat aturan untuk menjaga produk itu agar tidak rusak. Makanya apabila kita beli barang akan ada buku panduan pemakaian produk. Bahkan ada pemandu yang disiapkan pabrik/toko. Bukankah betul begitu?

Sama, manusia dicipta juga diberi buku panduan oleh sang pencipta dalam mengarungi hidup. Al Khaliq juga mengutus utusan bagi manusia. Buku panduan itu adalah Al Qur'an. Dan utusan itu adalah Rasulullah SAW. 

Jadi, sistem kehidupan itu ada dalam Al Qur'an dan hadist Nabi SAW. Makanya Nabi SAW bersabda, " Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang pada keduanya. Yaitu Kitabullah dan Sunnah RasulNya" (HR. Malik, Hakim, Baihaqi)

Sistem dari Al Khaliq inilah yang harus diterapkan manusia. Jika ambil dari yang lain, jangan tanya kenapa terjadi kerusakan. Ketika motor Honda di service dan di ganti orderdilnya bukan merk Honda, digunakan tidak mengikuti buku petunjuk Honda,  tentu kita sudah tahu jawabannya ketika terjadi kerusakan. Demikian pula dengan manusia dan alam ini. Jika tidak mengikuti ketentuan Al Khaliq jangan tanya kenapa terjadi kefasadan dimana-mana. Allah SWT berfirman;

ظَهَرَ الْفَسَا دُ فِى الْبَرِّ وَا لْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّا سِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ

"Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (QS. Ar-Rum 30: Ayat 41)

Khatimah

Mari kembali kepada Islam. Mari mempelajari Islam. Agar pemahaman kita bisa kaffah sebagaimana yang dikehendaki Allah SWT. Allah SWT berfirman;

يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ کَآ فَّةً ۖ وَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ ۗ اِنَّهٗ لَـکُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ

"Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 208)

Setetes juga belum, ilmu yang kita mengerti dari agama ini. Setetes juga belum, ilmu sains yang kita kuasai. Allah SWT pemilik ilmu, sudah mengingatkan.

Allah SWT berfirman;

وَلَوْ اَنَّ مَا فِى الْاَ رْضِ مِنْ شَجَرَةٍ اَقْلَا مٌ وَّا لْبَحْرُ يَمُدُّهٗ مِنْۢ بَعْدِهٖ سَبْعَةُ اَبْحُرٍ مَّا نَفِدَتْ كَلِمٰتُ اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ

"Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan lautan (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh lautan (lagi) setelah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat-kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana." (QS. Luqman 31: Ayat 27)

Walau di luar sana super kemajuan teknologi sainsnya, itu hanyalah fana. Jika semua itu tidak menghantarkan seseorang kepada penghambaan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Dan tujuan yang demikian memang minus dalam sistem kapitalisme. Hanya Islam yang bisa mewujudkan kemajuan saintek sekaligus membentuk pribadi shalih shalihah, mewujudkan kesejahteraan merata bagi seluruh rakyat, dan juga selamat dunia akhirat.

Wallahua'lam bis showab.


 





 

Dipun Waos Piantun Kathah