Ada tokoh dari agama Islam, Kristen, Yahudi, Hindu, Budha, dan agama serta sekte lain-lainnya di R20. (https://www.idntimes.com/news/world/rochmanudin-wijaya/11-fakta-unik-seputar-penyelenggaraan-forum-r20-di-bali?page=all)
Tokoh lintas agama bisa berkumpul pastinya mereka menyisihkan sementara waktu perbedaan keimanan dan ajaran yang mereka anut. Mengesampingkan keyakinan bahwa agama yang dianutnya adalah yang benar. Dimunculkanlah statement semua agama benar, demi forum bisa berjalan dan putusan bersama bisa diwujudkan.
Dalam prespektif demikian, maka sebenarnya yang berfungsi adalah sisi kemanusiaan manusia. Karena semua manusia ditakdirkan untuk saling menghormati, menghargai, berdamai, rukun dan bekerjasama. Jadi, perkumpulan lintas agama ini sejatinya tidak menjadikan agama sebagai pemersatu diantara mereka. Demikian pula tidak menjadikan agama sumber solusi persoalan global.
Karena pada faktanya, penempatan agama terbatas pada pengamalan individu, adapun persoalan kemiskinan, pengangguran, lingkungan, bencana alam, krisis pangan, kerusakan ekosistem tidaklah merujuk kepada agama tertentu dalam pengaturannya maupun penyelasaian masalahnya.
Semua persoalan itu diatur, diselesaikan dengan pola pikir dan pola pandang ideologi kapitalisme, dan hampir seluruh negara di dunia menerapkan konsep dari kapitalisme ini beserta derifatnya.
Bagaimaana Menjadikan R20 Media Mewujudkan Agama Sebagai Solusi?
Salah satu putusan R20 adalah bahwa R20 mendorong saling pengertian, budaya damai, dan hidup berdampingan dengan harmonis ditengah keragaman masyarakat, agama dan bangsa di dunia. Untuk mencapai tujuan ini R 20 memobilisasi para pemimpin agama, sosial, ekonomi dan politik dari seluruh dunia untuk memastikan bahwa agama berfungsi sebagai sumber solusi yang hakiki dan dinamis, bukan sumber masalah. (https://www.idntimes.com/news/indonesia/rochmanudin-wijaya/7-poin-hasil-r20-bali-tokoh-agama-dorong-budaya-damai-solusi-global)
Putusan ini tidak akan menjadikan agama sebagai sumber solusi hakiki dan dinamis ketika agama hanya ditempatkan pada ranah individu dan ritual semata, sedang sistem kehidupan berpolitik, bernegara, berekonomi, bersosial berlandaskan sekulerisme-kapitalisme.
Putusan tersebut jika hanya bertujuan untuk mendorong sikap saling pengertian, budaya damai, dan hidup berdampingan dengan harmonis juga tidak akan menjadikan agama sebagai sumber solusi hakiki dan dinamis.
Putusan tersebut hanya seruan supaya anggota R20 merujuk kepada ajaran agamanya dalam kehidupan bersosial bermasyarakat, yakni harus saling pengertian, berdamai dan hidup berdampingan dengaan harmonis.
Jadi, jika betul R20 bermaksud untuk menjadikan agama sebagai sumber solusi yang hakiki dan dinamis, maka usul penulis yang seharusnya dilakukan dalam R20 adalah berkumpul dalam rangka mewujudkan agama sebagai sumber solusi hakiki dan dinamis. Dan itu menjadi tujuan penyelenggaraan R20.
Sehingga dalam forum itu diselenggarakan presentasi dari masing-masing agama bagaimana konsep sistem penyelesaian persoalan global mendunia dari masalah ekonomi (kemiskinan, pengangguran, industri, lingkungan dll), politik (sistem pemerintahan, pengaturan urusan rakyat, politik dalam dan luar negeri dll), sosial (konsep kehidupan sesama agama, antar umat beragama dll), hukum (sistem sanksi, peradilan, dll), pertahanan (pengaturan militer, kepolisian dll), dan bidang lainnya.
Dari presentasi semua agama anggota R20 tersebut, kemudian dipilih mana konsep sistem yang benar untuk diterapkan dan menjadi solusi. Dengan demikian forum itu benar-benar bermaksud mencari kebenaran agama sebagai solusi atas semua persoalan global yang ada.
Sehingga forum itupun bisa menjadi wahana untuk membuktikan kebenaran ajaran Islam dan kebenaran bahwa Islam bukan semata agama ritual melainkan agama yang memiliki konsep lengkap mencakup seluruh bidang Ipoleksosbudhankam. Dan juga menjadi forum untuk menunjukkan kepada dunia bahwa sistem Islam pernah diterapkan lebih dari 10 abad lamanya.
Dengan demikian Islam sebagai agama samawi, agama yang diridhoi Allah SWT yang rahmatan lil'alamin bisa didakwahkan ke seluruh anggota forum R20.
Jadi, forum itu tidak menjadi forum untuk menempatkan agama samawi (dari Allah SWT) sebanding/setara dengan agama ardhi yang itu hasil kejeniusan manusia. Karena mensejajarkan Islam dengan agama lainnya itu sama dengan menjadikan forum R20 wahana pengukuhan dan pengokohan moderasi beragama secara global.
Islam Tidak Setara dengan Agama Lainnya
Bagi seorang muslim, walau sedetik pun tidak boleh terlintas dalam benaknya bahwa semua agama benar, walau ditambah kalimat semua agama benar bagi penganutnya masing-masing. Karena statement itu tetap mengandung unsur pembenaran bagi mereka yang tidak menjadikan Allah SWT sebagai Al khaliqnya, sebagai Tuhannya.
Keimanan kepada Allah SWT menghendaki keyakinan yang 100%. Bersih dari pemikiran liberal yang memberikan kebebasan gonta ganti agama ataupun mengaburkan kebenaran mutlak agama Islam.
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
اِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللّٰهِ الْاِ سْلَا مُ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَآءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْ ۗ وَمَنْ يَّكْفُرْ بِاٰ يٰتِ اللّٰهِ فَاِ نَّ اللّٰهَ سَرِيْعُ الْحِسَا بِ
"Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Kitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barang siapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 19)
Allah Subhanahu wa ta'ala juga berfirman:
يٰۤـاَهْلَ الْكِتٰبِ لِمَ تَلْبِسُوْنَ الْحَـقَّ بِا لْبَا طِلِ وَتَكْتُمُوْنَ الْحَـقَّ وَاَ نْـتُمْ تَعْلَمُوْنَ
"Wahai Ahli Kitab! Mengapa kamu mencampuradukkan kebenaran dengan kebatilan, dan kamu menyembunyikan kebenaran, padahal kamu mengetahui?" (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 71)
Sikap tegas seorang muslim dalam masalah keimanan/tauhid/aqidah ini tidak berdampak pada sikap intoleran atau sikap permusuhan dengan umat agama lainnya. Karena Allah SWT dalam masalah agama dan sosial telah menjelaskan;
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
لَاۤ اِكْرَاهَ فِى الدِّيْنِ ۗ قَدْ تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ ۚ فَمَنْ يَّكْفُرْ بِا لطَّا غُوْتِ وَيُؤْمِنْ بِۢا للّٰهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِا لْعُرْوَةِ الْوُثْقٰى لَا انْفِصَا مَ لَهَا ۗ وَا للّٰهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ
"Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui."(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 256)
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
لَـكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ
"Untukmu agamamu, dan untukku agamaku." (QS. Al-Kafirun 109: Ayat 6)
Diriwayatkan oleh Mujahid r.a bahwa Abdullah bin 'Amr pulang dan mendapati keluarganya telah menyembelih seekor domba. Kemudian dia bertanya, "Apakah kamu memberikan sebagian untuk tetangga Yahudi kita? Apakah kamu memberikan sebagian untuk tetangga Yahudi kita? Karena aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Jibril terus menasehati aku untuk menjaga tetangga dengan baik, sampai-sampai aku mengira dia akan menjadikan mereka termasuk ke dalam ahli waris" (HR. At Tirmidzi).
Demikianlah Islam, dibalik tegasnya Islam dalam masalah tauhid/aqidah, ada syariah yang mulia dalam kehidupan bermasyarakat baik dengan sesama muslim maupun dengan non muslim. Karena Islam rahmatan lil'alamin.
Dan selama masa Rasulullah SAW dan para Khulafaur Rasyidin hingga kekhilafahan terakhir, selalu mereka mendakwahkan Islam secara kaffah dan menawarkan kepada bangsa-bangsa lainnya untuk bergabung dalam kekhilafahan Islam (Negara Islam). Sehingga jadilah Islam agama yang menyebar ke 1/3 dunia dan terpancar penerapan syariah Islam melalui institusi kekhilafahan Islam pada waktu itu.
Dan hanya saat ini ketika sistem kapitalisme menguasai dunia, Islam menjadi agama ritual dan ditempatkan setara dengan agama lainnya. Karena kapitalisme yang berasaskan sekulerisme (pemisahan agama dari kehidupan) telah memadamkan penerapan syariah Islam secara kaffah. Jadilah seluruh negara di dunia saat ini tidak ada yang menjadi representasi dari negara Islam lagi.
Khatimah
Jika selepas R20 Yahudi menghentikan penjajahannya atas Palestina, China mengakui dan menghentikan kekerasannya kepada Muslim Uighur, Myanmar mengembalikan hak-hak kewarganegaraan muslim Rohingya dan menstop kejahatan umat Budha atas umat Islam Rohingya, Umat Hindu India menghentikan kejahatannya pada muslim India, Islamophobia di seluruh dunia barat berhenti, berarti forum R20 nyata hasilnya.
Dan jika sistem kapitalisme yang telah menyebabkan persoalan kemiskinan, pengangguran, kerusakan ekosistem, iklim, krisis pangan, dan lain-lainnya ini diganti dengan sistem Islam maka R20 telah sukses menjadikan agama sebagai sumber solusi hakiki dan dinamis.
Wallahua'lam bis showwab