يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Tampilkan postingan dengan label Islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Islam. Tampilkan semua postingan

Kamis, 04 Januari 2024

Meski Ada AI, Tetap Sejahtera Dalam Sistem Islam

Mengutip pernyataan cnbcindonesia.com, bahwa PHK di industri teknologi telah terjadi sejak awal pandemi, makin kencang di tahun 2022 dan makin menggila di tahun 2023. Diantara perusahaan yang telah mem-PHK karyawannya adalah Google, Amazon, Facebook, Zoom, Microsoft, Shopee, Ruangguru, Sayurbox, JD.ID, Fabelio, dll. (https://www.cnbcindonesia.com/tech/20231025094010-37-483442/daftar-lengkap-phk-raksasa-teknologi-2023-245-ribu-dipecat/amp)

Bagaimana PHK di Tahun 2024?

Wakil Ketua Bidang Ketanakerjaan Apindo, Darwoto mengatakan bahwa tren PHK akan berlanjut hingga 2024 di dorong oleh digitalisasi. Disebutkan bahwa sebuah perusahaan bisa mengurangi tenaga kerjanya hingga 50%, karena digitalisasi. (https://www.cnbcindonesia.com/news/20231221151012-4-499280/ada-ancaman-ini-gelombang-phk-diprediksi-berlanjut-ke-2024/amp)

Pernyataan tersebut mengandung makna bahwa tenaga manusia akan digantikan oleh tenaga non manusia, yang saat ini trend dengan istilah Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. 

Contohnya, perusahaan televisi tidak lagi membutuhkan banyak presenter bersosok manusia, tapi cukup dengan robot mirip manusia yang dikendalikan secara digital. Perusahan Shopee tidak perlu merekut banyak karyawan berbentuk manusia untuk mengendalikan aplikasi Shopee, tapi cukup mengatur kode-kode digitalnya dalam perangkat tersebut, dan aplikasipun sudah bisa berjalan melayani pelanggan.

Itulah diantara contoh penggunaan teknologi AI yang mengakibatkan penurunan jumlah tenaga kerja bersosok manusia. 

Lantas Manusia Kerja Apa?

Adanya artificial intelligence (kecerdasaan buatan) itu adalah hasil kerja manusia. Jika kemudian keberadaannya, menjadikan tenaga manusia dibidang tertentu menjadi tidak terpakai, maka bidang lain bisa jadi pilihan kerja bagi manusia. 

Lapangan kerja itu pertama tugas individu, kedua tugas negara. Setiap individu memiliki kewajiban untuk menafkahi dirinya dan orang yang berada dibawah tanggungjawabnya. Untuk itulah ia harus bekerja sebagai salah satu jalan untuk mendapatkan rezeki. Bekerja apa? Apapun kerja selama kerja itu halal, maka layak menjadi pekerjaan. 

Berikutnya, negara memiliki kewajiban untuk menyejahterakan rakyatnya. Rakyat sejahtera jika kebutuhan pokok terpenuhi. Jalan yang ditempuh negara bisa dengan memberi lapangan kerja kepada rakyatnya, ataupun pengelolaan berbagai sumber daya alam yang ada untuk memenuhi hajat hidup rakyatnya. Diwujudkan dalam bentuk berbagai layanan dan fasilitas untuk rakyat. 

Namun, kondisi ideal dimana negara full berorientasi mensejahterakan rakyat akan teramat sulit di jumpai disistem demokrasi, liberal, kapitalisme seperti saat ini. Karena sistem ini pro pada para pemilik modal. Akhirnya, dalam beberapa kasus, tenaga kerja yang direkut sesuai selera pemilik modal (investor). Jadi, jangan tanya, kenapa banyak tenaga kerja asal Cina di negeri ini. 

Islam dan Penjaminan Kerja

Ketika Islam diterapkan oleh negara akan ada penjaminan kerja bagi penangungjawab nafkah. Hal ini bisa dilihat dari beberapa hal. 

Pertama, Islam menetapkan laki-laki sebagai penanggung jawab nafkah. Maka secara personal setiap laki-laki muslim berkewajiban untuk bekerja. Bekerja menjadi ibadah baginya. Dengan dorongan ini, ia akan semangat bekerja apapun, yang penting halal. Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sekiranya hari kiamat segera tiba, dan salah seorang dari kalian memegang bibit pohon kurma ditangannya, maka tanamlah bila memungkinkan" (HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Sungguh, seandainya salah seorang diantara kalian mencari kayu bakar dan memikul kayu itu, maka itu lebih baik daripada meminta-minta kepada seseorang baik orang itu memberinya ataupun tidak" (HR. Bukhari Muslim).

Dalam hadist lain Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Apabila seseorang menafkahkan hartanya untuk keperluan keluarganya hanya dengan mengharapkan pahala maka hal itu tercatat sebagai sedekah baginya" (HR. Bukhari dan Muslim)

Kedua, dengan ditetapkannya laki-laki sebagai penanggung jawab nafkah, maka persaingan lowongan kerja antara laki-laki dan perempuan bisa diminimalisir. Tidak sebagaimana saat ini, hampir semua lowongan kerja menjadi rebutan laki-laki dan perempuan.

Ketiga, Islam menetapkan bekerja mubah hukumnya bagi perempuan. Dan Islam tidak menjadikan ukuran kemuliaan seorang wanita dari karirnya, ataupun penghasilan ekonominya. Sehingga perempuan tidak bekerja/tidak berpenghasilan tidaklah disebut pengangguran dalam Islam. Adapun sistem saat ini dengan gerakan gendernya, mengharuskan perempuan menjadi mesin ekonomi bagi dirinya, keluarga bahkan bagi negara.

Keempat, pengelolaan kekayaan alam milik umum dan milik negara haram diserahkan kepada swasta. Maka negara bisa totalitas mengelolanya dan menyerap tenaga kerja dari rakyatnya. Pengaturan ini juga akan mempengaruhi distribusi kekayaan diantara rakyat. Dengan tidak diserahkannya pengelolaan SDA milik umum dan milik negara kepada swasta akan mengurangi potensi menumpuknya kekayaan pada individu atau swasta.

Kelima, pemberian modal kepada rakyat secara cuma-cuma untuk mengelola usaha mereka. Hal ini sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khattab yang memberikan modal kepada penduduk Irak untuk mengolah lahan pertanian mereka. Hal ini akan mendorong rakyat untuk bekerja dengan berwiraswasta.

Itulah diantara hal yang menunjukkan bahwa sistem Islam memiliki mekanisme penjaminan kerja bagi penanggungjawab nafkah. Adapun bagi mereka yang tidak mampu bekerja sehingga menjadi kelompok miskin atau sudah bekerja tapi masih terkategori faqir, maka ada harta zakat bagi mereka yang tersimpan dalam Baitul mal. 

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:

اِنَّمَا الصَّدَقٰتُ لِلْفُقَرَآءِ وَا لْمَسٰكِيْنِ وَا لْعٰمِلِيْنَ عَلَيْهَا وَا لْمُؤَلَّـفَةِ قُلُوْبُهُمْ وَفِى الرِّقَا بِ وَا لْغٰرِمِيْنَ وَفِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَا بْنِ السَّبِيْلِ ۗ فَرِيْضَةً مِّنَ اللّٰهِ ۗ وَا للّٰهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ

"Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berutang, untuk jalan Allah, dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana." (QS. At-Taubah 9: Ayat 60)

Dan kesejahteraan dalam sistem Islam semakin jelas dengan dikembalikannya seluruh hasil pengelolaan kekayaan milik umum dan milik negara kepada rakyat. Meskipun Artificial Intelligence (AI) sebagai pekerjanya, hasilnya tetap dikembalikan kepada rakyat. Hal ini diwujudkan dalam bentuk layanan murah atau gratis dalam bidang kesehatan, pendidikan dan fasilitas umum lainnya. 

Dengan demikian, rakyat bisa memanfaatkan hasil kerjanya untuk mencukupi kebutuhan primer, sekunder hingga tersier mereka. Dan juga untuk mencukupi kebutuhan mereka dalam pelaksanaan perintah agama. 

Khatimah

Rezeki memang sudah dijamin oleh Allah subhaanahu wa ta'ala sebagaimana firmanNya:

وَمَا مِنْ دَآ بَّةٍ فِى الْاَ رْضِ اِلَّا عَلَى اللّٰهِ رِزْقُهَا وَ يَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۗ كُلٌّ فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍ

"Dan tidak satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuz)." (QS. Hud 11: Ayat 6)

Tapi, manusia tidak ada yang tahu, apa yang tertulis dalam Lauh Mahfuz, maka manusia diperintahkan untuk usaha (bekerja). Dan negara haruslah menerapkan sistem atau aturan yang diturunkan Allah subhaanahu wa ta'ala sehingga sejalan dengan maksud pemilik rezeki. 

Wallahua'lam bis shawwab.

Senin, 23 Mei 2022

Ekonomi Buruh dan Rakyat Di Bawah Kapitalisme

Seandainya wong cilik berkenan untuk demo pasti tidak jauh beda yang mereka suarakan dengan aksi aliansi buruh dan mahasiswa Sabtu, 21 Mei 2022 lalu.  

Mahasiswa dan sejumlah aliansi buruh menyampaikan 4 tuntutan utama, yaitu; pertama meminta pemerintah mencabut Omnibus Law RUU Cipta Kerja beserta turunannya. Kedua, menghentikan pembahasan revisi UU dan pembentukan peraturan perundang-undangan. Ketiga, hentikan aksi represif aparat dan kriminalisasi terhadap gerakan rakyat. Keempat, menuntut pemerintah menurunkan harga BBM, tarif dasar listrik, LPG, dan sembako (https://m.liputan6.com/news/read/4968035/4-fakta-terkait-aksi-buruh-dan-mahasiswa-hari-ini-minggu-21-mei-2022). 

Bukan Masalah Indonesia Saja

Empat tuntutan di atas bila dikerucutkan bahwa rakyat menginginkan kesejahteraan dan keadilan. Dari berbagai kebijakan yang diproduksi fakta lapangan belum 100% merealisasikan hal itu. Produk kebijakan malah pro pemodal, investor, penguasa, dan mencekik  kantong rakyat.

Sesungguhnya kondisi yang dituntut rakyat itu adalah pil pahit yang memang harus ditelan rakyat. Karena sudah  konsekuensi dari penerapan demokrasi kapitalisme adalah seperti itu.

Bukan hanya di Indonesia persoalan ketidaksejahteraan ini. Ada 600 juta orang yang mengalami kemiskinan absolut yang tersebar di 36 negara sub Afrika Sahara, Asia Timur, Pasifik, Negara Arab dan Asia Selatan. (Al Waie, Mei 2022). 

Perjuangan buruh dan rakyat untuk meraih sejahtera adalah persoalan global. Tentu solusinya tidak cukup diambil dengan melihat konteks Indonesia. Tidak boleh amnesia, ada globalisasi, ada organisasi dunia yang bermain dalam menentukan gerak ekonomi dan politik dunia. Sebagai contoh, bukankah persoalan migor dikaitkan dengan harga CPO dunia? 

Inilah sistem global, yang rakyat kecil, tidak sampai kesitu jangkauan berfikirnya. Jika kalangan akademis intelektual tidak menyadari akan arus global untuk mencekram dunia dengan cakar demokrasi kapitalisme, berarti terayu juga dengan kenikmatan semu sajian sistem demokrasi kapitalisme.

Sistem Pengganti Kapitalisme

Manusia dicipta tidak untuk dibuang/ditelantarkan oleh pencipta. Sama, ketika manusia memproduksi sesuatu pasti juga tidak untuk dibuang/ditelantarkan. Pasti ada seperangkat aturan untuk menjaga produk itu agar tidak rusak. Makanya apabila kita beli barang akan ada buku panduan pemakaian produk. Bahkan ada pemandu yang disiapkan pabrik/toko. Bukankah betul begitu?

Sama, manusia dicipta juga diberi buku panduan oleh sang pencipta dalam mengarungi hidup. Al Khaliq juga mengutus utusan bagi manusia. Buku panduan itu adalah Al Qur'an. Dan utusan itu adalah Rasulullah SAW. 

Jadi, sistem kehidupan itu ada dalam Al Qur'an dan hadist Nabi SAW. Makanya Nabi SAW bersabda, " Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang pada keduanya. Yaitu Kitabullah dan Sunnah RasulNya" (HR. Malik, Hakim, Baihaqi)

Sistem dari Al Khaliq inilah yang harus diterapkan manusia. Jika ambil dari yang lain, jangan tanya kenapa terjadi kerusakan. Ketika motor Honda di service dan di ganti orderdilnya bukan merk Honda, digunakan tidak mengikuti buku petunjuk Honda,  tentu kita sudah tahu jawabannya ketika terjadi kerusakan. Demikian pula dengan manusia dan alam ini. Jika tidak mengikuti ketentuan Al Khaliq jangan tanya kenapa terjadi kefasadan dimana-mana. Allah SWT berfirman;

ظَهَرَ الْفَسَا دُ فِى الْبَرِّ وَا لْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّا سِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ

"Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)." (QS. Ar-Rum 30: Ayat 41)

Khatimah

Mari kembali kepada Islam. Mari mempelajari Islam. Agar pemahaman kita bisa kaffah sebagaimana yang dikehendaki Allah SWT. Allah SWT berfirman;

يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ کَآ فَّةً ۖ وَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ ۗ اِنَّهٗ لَـکُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ

"Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 208)

Setetes juga belum, ilmu yang kita mengerti dari agama ini. Setetes juga belum, ilmu sains yang kita kuasai. Allah SWT pemilik ilmu, sudah mengingatkan.

Allah SWT berfirman;

وَلَوْ اَنَّ مَا فِى الْاَ رْضِ مِنْ شَجَرَةٍ اَقْلَا مٌ وَّا لْبَحْرُ يَمُدُّهٗ مِنْۢ بَعْدِهٖ سَبْعَةُ اَبْحُرٍ مَّا نَفِدَتْ كَلِمٰتُ اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ

"Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan lautan (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh lautan (lagi) setelah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat-kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana." (QS. Luqman 31: Ayat 27)

Walau di luar sana super kemajuan teknologi sainsnya, itu hanyalah fana. Jika semua itu tidak menghantarkan seseorang kepada penghambaan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Dan tujuan yang demikian memang minus dalam sistem kapitalisme. Hanya Islam yang bisa mewujudkan kemajuan saintek sekaligus membentuk pribadi shalih shalihah, mewujudkan kesejahteraan merata bagi seluruh rakyat, dan juga selamat dunia akhirat.

Wallahua'lam bis showab.


 





 

Kamis, 16 Juli 2020

MODERASI ISLAM, AJARAN SIAPA?

Sebagai tindak lanjut dari program penguatan moderasi beragama, kemenag telah menghapus konten terkait ajaran radikal pada 155 buku pelajaran agama Islam. Meliputi mapel Aqidah Akhlaq, Sejarah Kebudayaan Islam, Fiqih, Hadist, Al Quran dan bahasa Arab. Diantara konten Islam yang mendapatkan revisi adalah ajaran tentang khilafah. Selain itu kemenag juga memberikan pelatihan pengarustamaan Islam wasthiyah bagi guru juga dosen dan sekolah ramah anak. (cnnindonesia.com, 02/07/2020).

Moderasi Islam

Moderasi dalam kbbi diartikan sebagai pengurangan kekerasan dan penghindaran keekstriman. Moderasi adalah deferinsial dari kata moderat. Abdul Qadim Zalum dalam bukunya Persepsi-Persepsi Berbahaya Untuk Menghantam Islam Dan Mengokohkan Peradaban Barat menyebutkan bahwa moderat adalah sikap mengambil jalan tengah hasil konfrontasi berdarah antara pihak gerejawan dan para raja dengan para pemikir dan filosof Barat. Hasil pertarungan kedua pihak ini disepakatilah suatu jalan tengah yaitu pemisahan agama dari kehidupan (sekulerisme) yang kemudian menjadi aqidah bagi ideologi kapitalisme.

Dilihat dari sejarah munculnya istilah moderat, bisa diambil kesimpulan bahwa moderasi Islam adalah bentuk infiltrasi pemikiran sekuler pada benak umat Islam. Andaikan tidak ada infiltrasi bukan istilah moderasi yang mengemuka akan tetapi penerapan Islam kaffah sebagaimana seruan dalam QS. Al Baqarah: 208.

Adalah benar sejak kampanye perang terhadap terorisme, radikalisme, fundamentalisme yang dimulai dengan peristiwa   911,  publik dunia seolah tersihir  untuk anti dengan sebagian ajaran Islam yang dalam kaca mata barat sebagai ajaran radikal. Seperti jihad, khilafah, penerapan syariah, Islam kaffah dan lainnya.

Dipun Waos Piantun Kathah