Nah, untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan tersebut, harus diketahui keterkaitan antara amal shalih, rahmatNya dan surga.
Amal Shalih
Orang beriman dan amal shalih dalam ayat Alquran seringnya beriringan. Misalnya dalam ayat berikut ini. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
وَا لَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ سَنُدْخِلُهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَ نْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۤ اَبَدًا ۗ وَعْدَ اللّٰهِ حَقًّا ۗ وَمَنْ اَصْدَقُ مِنَ اللّٰهِ قِيْلًا
"Dan orang yang beriman dan mengerjakan amal kebajikan, kelak akan Kami masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Dan janji Allah itu benar. Siapakah yang lebih benar perkataannya daripada Allah?" (QS. An-Nisa' 4: Ayat 122)
Di ayat yang lain, Allah subhânahu wa ta'ala berfirman;
وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ ۙ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّاَجْرٌ عَظِيْمٌ
"Allah telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan beramal saleh (bahwa) mereka akan mendapat ampunan dan pahala yang besar." (QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 9)
Dua ayat ini cukup mewakili untuk menjadi pembahasan, karena ayat-ayat Allah subhânahu wa ta'ala tidaklah berseberangan satu dengan lainnya dalam perkara yang sama, semisal terkait orang beriman dan amal shalih.
Amal shalih hanya bisa dikerjakan oleh orang beriman saja. Kenapa? Karena shalihnya suatu perbuatan atau amal itu mengharuskan dilakukan karena Allah subhânahu wa ta'ala dan amal itu sesuai dengan syariat. Dalam sebuah hadist Rasulullah shallallâhu 'alaihi wa sallam bersabda;
"Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya. Tiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan atasnya. Siapa yang berhijrah karena Allah dan RasulNya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan RasulNya..." (HR. Bukhari)
Dalam hadist yang lain Rasulullah shallallâhu 'alaihi wa sallam bersabda;
" Siapa yang beramal dengan suatu amal tanpa dasar perintah dari Kami, maka ia tertolak" ( HR. Muslim)
Dua ketentuan tersebut harus ada pada diri seseorang yang beramal apabila ingin amalnya menjadi amal shalih. Tidak bisa hanya ada salah satunya saja. Bila demikian, amal shalih tidak mungkin dilakukan oleh orang kafir maupun musyrikin.
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَنْ تُغْنِيَ عَنْهُمْ اَمْوَا لُهُمْ وَلَاۤ اَوْلَا دُهُمْ مِّنَ اللّٰهِ شَيْــئًا ۗ وَاُ ولٰٓئِكَ اَصْحٰبُ النَّا رِ ۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ
"Sesungguhnya orang-orang kafir, baik harta maupun anak-anak mereka, sedikit pun tidak dapat menolak azab Allah. Mereka itu penghuni neraka, (dan) mereka kekal di dalamnya." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 116)
مَثَلُ مَا يُنْفِقُوْنَ فِيْ هٰذِهِ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا كَمَثَلِ رِيْحٍ فِيْهَا صِرٌّ اَصَا بَتْ حَرْثَ قَوْمٍ ظَلَمُوْۤا اَنْفُسَهُمْ فَاَ هْلَكَتْهُ ۗ وَمَا ظَلَمَهُمُ اللّٰهُ وَلٰـكِنْ اَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُوْنَ
"Perumpamaan harta yang mereka infakkan di dalam kehidupan dunia ini, ibarat angin yang mengandung hawa sangat dingin, yang menimpa tanaman (milik) suatu kaum yang menzalimi diri sendiri, lalu angin itu merusaknya. Allah tidak menzalimi mereka, tetapi mereka yang menzalimi diri sendiri." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 117)
Sampai disini dapat disimpulkan, hanya orang beriman yang bisa melakukan dan menabung amal shalih.
Rahmat Allah subhânahu wa ta'ala dan Surga
Rahmat Allah subhânahu wa ta'ala ada yang Allah subhânahu wa ta'ala berikan kepada hambaNya saat di dunia dan ada yang di akhirat. Rahmat Allah subhânahu wa ta'ala apabila diberikan di dunia, ada beberapa bentuknya. Diantaranya adalah diselamatkan hambaNya tersebut dari tipu daya setan, sebagaimana di ayat berikut ini. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
... وَلَوْلَا فَضْلُ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهٗ لَا تَّبَعْتُمُ الشَّيْطٰنَ اِلَّا قَلِيْلًا
"... Sekiranya bukan karena karunia dan rahmat Allah kepadamu, tentulah kamu mengikuti setan kecuali sebagian kecil saja (di antara kamu)." (QS. An-Nisa' 4: Ayat 83)
Rahmat Allah subhânahu wa ta'ala di dunia, bisa pula diberikan kepada hambaNya sehingga hambaNya tersebut memiliki akhlaq mulia. Misalkan sebagaimana di ayat berikut ini. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَا نْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَا عْفُ عَنْهُمْ وَا سْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَ مْرِ ۚ فَاِ ذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
"Maka berkat rahmat Allah, engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampun untuk mereka, dan bermusyawaralah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 159)
Nah, sebelum membahas rahmat Allah subhânahu wa ta'ala di akhirat, ada hal yang harus dipahami, bahwa akhirat bukan tempat manusia beramal lagi. Sehingga tidak ada tuntutan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah subhânahu wa ta'ala di akhirat.
Akhirat adalah alam kekal, alam pembalasan amal, alam manusia memanen balasan dari hasil jerih payah dia selama di dunia dan alam pemenuhan janji Allah subhânahu wa ta'ala kepada hamba-hambaNya. Dan Allah subhânahu wa ta'ala menetapkan alam akhirat hanya ada dua, yaitu surga atau neraka.
Kekekalan alam akhirat sebagaimana telah dikabarkan Allah subhânahu wa ta'ala di ayat berikut ini. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ ۙ اُولٰٓئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ
"Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk."
جَزَآ ؤُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ جَنّٰتُ عَدْنٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَ نْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۤ اَبَدًا ۗ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُ ۗ ذٰلِكَ لِمَنْ خَشِيَ رَبَّهٗ
"Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah Surga 'Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya." (QS. Al-Bayyinah 98: Ayat 7-8)
Di ayat tersebut, diterangkan bahwa mereka yang di akhirat masuk surga, mereka kekal di dalamnya.
Di ayat lain, Allah subhânahu wa ta'ala berfirman;
اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ اَهْلِ الْكِتٰبِ وَ الْمُشْرِكِيْنَ فِيْ نَا رِ جَهَنَّمَ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا ۗ اُولٰٓئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ
"Sungguh, orang-orang yang kafir dari golongan Ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke Neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Mereka itu adalah sejahat-jahat makhluk."(QS. Al-Bayyinah 98: Ayat 6)
Di ayat tersebut diterangkan, bahwa mereka orang-orang kafir, di akhirat masuk neraka dan mereka kekal di dalamnya.
Kekekalan hidup di akhirat juga diterangkan dalam hadist, diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar radiyallâhu 'anhu, bahwa Rasulullah shallallâhu 'alaihi wa sallam bersabda, "Bila penghuni surga menempati surga dan penghuni neraka menempati neraka, kematian didatangkan hingga diletakkan antara surga dan neraka, setelah itu disembelih lalu penyeru menyerukan, "Wahai penghuni surga, tidak ada kematian, dan wahai penghuni neraka, tidak ada kematian" Penghuni surga semakin senang dan penghuni neraka semakin sedih" (HR. Muslim)
Adapun akhirat alam pembalasan amal adalah sebagaimana Allah subhânahu wa ta'ala terangkan dalam ayatNya berikut ini;
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
وَا تَّقُوْا يَوْمًا تُرْجَعُوْنَ فِيْهِ اِلَى اللّٰهِ ۗ ثُمَّ تُوَفّٰى كُلُّ نَفْسٍ مَّا كَسَبَتْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُوْنَ
"Dan takutlah pada hari (ketika) kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian setiap orang diberi balasan yang sempurna sesuai dengan apa yang telah dilakukannya, dan mereka tidak dizalimi (dirugikan)." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 281)
Adapun akhirat sebagai alam manusia memanen balasan dari hasil jerih payah dia selama di dunia sebagaimana Allah subhânahu wa ta'ala terangkan di ayatNya berikut ini, Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَاِ نَّمَا تُوَفَّوْنَ اُجُوْرَكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ ۗ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّا رِ وَاُ دْخِلَ الْجَـنَّةَ فَقَدْ فَا زَ ۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَاۤ اِلَّا مَتَا عُ الْغُرُوْرِ
"Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 185)
Adapun akhirat sebagai alam pemenuhan janji Allah subhânahu wa ta'ala kepada hamba-hambaNya adalah sebagaimana Allah subhânahu wa ta'ala terangkan dalam ayatNya berikut ini, Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
وَا لَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ سَنُدْخِلُهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَ نْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۤ اَبَدًا ۗ وَعْدَ اللّٰهِ حَقًّا ۗ وَمَنْ اَصْدَقُ مِنَ اللّٰهِ قِيْلًا
"Dan orang yang beriman dan mengerjakan amal kebajikan, kelak akan Kami masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Dan janji Allah itu benar. Siapakah yang lebih benar perkataannya daripada Allah?" (QS. An-Nisa' 4: Ayat 122)
Lantas, rahmat Allah subhânahu wa ta'ala di akhirat berupa apa?
Diterangkan dalam tafsir Ibnu Katsir ketika menjelaskan tafsir QS. Al Jasiyah ayat 30. Bahwa Allah subhânahu wa ta'ala berfirman kepada surga, "Engkau adalah rahmatKu, melalui engkau Aku akan merahmati orang-orang yang Aku kehendaki".
Jadi, rahmat Allah subhânahu wa ta'ala di akhirat salah satunya berupa surga itu sendiri. Dan rahmat berupa surga ini diberikan Allah subhânahu wa ta'ala kepada orang-orang yang dikehendakiNya. Dan siapa orang-orang yang dikehendaki Allah subhânahu wa ta'ala tersebut? Mereka adalah orang-orang yang beriman dan beramal shalih sebagaimana dijelaskan dalam firmanNya berikut ini;
فَاَ مَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ فَيُدْخِلُهُمْ رَبُّهُمْ فِيْ رَحْمَتِهٖ ۗ ذٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْمُبِيْنُ
"Maka adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, maka Tuhan memasukkan mereka ke dalam rahmat-Nya (surga). Demikian itulah kemenangan yang nyata." (QS. Al-Jasiyah 45: Ayat 30)
Dengan demikian, di akhirat kelak, orang-orang kafir tidak mungkin dikehendaki Allah subhânahu wa ta'ala mendapatkan rahmat berupa surga ini. Karena Allah subhânahu wa ta'ala dalam banyak ayatNya telah menerangkan mereka sebagai penghuni neraka selamanya.
Lantas bagaimana dengan hadist Rasulullah shallallâhu 'alaihi wa sallam berikut ini?
Diriwayatkan oleh Aisyah radiyallâhu 'anha Rasulullah shallallâhu 'alaihi wa sallam bersabda, " Perbaikilah diri kalian, dekatkanlah diri kalian kepada Allah, dan sampaikanlah kabar yang menyenangkan. Sesungguhnya amal seseorang tidak bisa memasukkanya ke dalam surga". Maka para sahabat bertanya, "Termasuk Engkau juga ya Rasulullah?". Beliau shallallâhu 'alaihi wa sallam menjawab; "Ya termasuk amalku juga, kecuali jika Allah mencurahkan rahmatNya kepadaku. Ketahuilah bahwa amal yang paling disukai Allah adalah amal yang dikerjakan terus-menerus walaupun sedikit" (HR Muslim)
Hadist tersebut semakin mempertegas bahwa di akhirat kelak, rahmat Allah subhânahu wa ta'ala diberikan kepada hambaNya yang beriman dan beramal shalih. Untuk itulah Rasulullah shallallâhu 'alaihi wa sallam mendorong umatnya untuk beramal shalih dengan mengerjakannya secara terus menerus walau sedikit.
Dengan demikian, tidak ada pertentangan antara hadist tersebut dengan ayat-ayat Alquran. Dengan beriman dan beramal shalih inilah orang-orang beriman akan meraih rahmatNya Allah subhânahu wa ta'ala yaitu masuk surga sebagai pemenuhan janji diantaranya telah disebutkan dalam QS. An Nisa' ayat 122 dan QS. Al-Jasiyah 45: Ayat 30 di atas.
Dan rahmat Allah subhânahu wa ta'ala ini sangat luas, hingga setiap yang bersaksi bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah, akan masuk surga. Adapun apabila ada orang beriman, tapi masuk neraka, maka keberadaan mereka di neraka tidak kekal di dalamnya. Dengan rahmat Allah subhânahu wa ta'ala mereka akan dipindah ke surga.
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallâhu 'alaihi wa sallam, "Tidaklah seorang hamba mengucapkan laa ilâha illallâhu kemudian dia meninggal dunia dalam keadaan seperti itu, melainkan ia akan masuk surga..." (HR Muslim)
Kesimpulan
Amal-amal shalih yang dikerjakan orang beriman saat di dunia adalah melaksanakan perintah Allah subhânahu wa ta'ala dan RasulNya, sekaligus sebagai jalan usaha untuk mendapatkan ridha dan rahmat Allah subhânahu wa ta'ala di dunia dan di akhirat kelak. Dan rahmat Allah subhânahu wa ta'ala berupa surga di akhirat adalah suatu yang pasti diberikan kepada hambaNya yang beriman dan beramal shalih.
Wallâhua'lam bis shawâb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar