يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Tampilkan postingan dengan label Prosa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Prosa. Tampilkan semua postingan

Kamis, 12 Maret 2020

MENGENANG TANGGAL DIKERTAS



Setiap dari kita tentu memiliki waktu-waktu istimewa. Memiliki hari-hari bersejarah dalam hidupnya. Entah karena latar peristiwa yang dramatis, heroik, menyedihkan, menggembirakan hingga pilu yang terlalu dalam.

Hari-hari bersejarah bukan hanya ada pada seseorang, melainkan bagi sebuah kaum, bangsa, dan negara. Misal peringatan hari kemerdekaan suatu negara, hari ibu bagi kaum wanita, hari lahirnya pergerakan organisasi, peristiwa bencana, bahkan lahirnya virus corona bisa menjadi tanggal bersejarah khususnya bagi warga Wuhan sana. Atau juga latar peristiwa lain-lainya.

Nah, tepat hari ini, 12 Maret menjadi tanggal bersejarah dalam perjalanan hidup ku.
Hem, bukan diperingati laksana syukurannya rakyat Indonesia mengenang pembacaan proklamasi kemerdekaan ya!, Tapi bisa diibaratkan seperti mengenangnya rakyat Aceh saat diterpa tsunami. Mengenang banyak linangan air mata yang tumpah ruah dengan ujian bencana yang Allah ta'ala tetapkan.

Hem, menyedihkan ya.

Mungkin 12 Maret menjadi tanggal tak mudah untuk dilupakan. Apalagi jika mengenang tiap ayuhan kaki, tangan, mata, otak, peluh keringat, emosi, perasaan, tenaga yang telah tercurah sebelum peristiwa 12 Maret. Subhaanallaah. Itulah garis hidup yang tertulis dalam lahul mahfudznya Allah ta'ala.

Genap 1 tahun usia lembar kertas itu. Lembar kertas bernoktah pejabat berkelas menteri. Entah ada topan apa yang dikandungnya, hingga mampu menyapu ghiroh perjuanganku, menghapus keyakinanku akan adanya keadilan dari manusia.

Ya mengenangnya
Bukan untuk ditangisi lagi
Bukan untuk diobok-obok lagi
Hanya mengenang

Siapa yang layak mendapat nikmat dan pahala nantinya?
Siapa pula yang mendapat sengsara dan dosa nantinya?
Peradilan Allah ta'ala yang akan memutuskanya
Nanti dihari penghisapan yang pasti

Bagi manusia mungkin terlihat samar
Atau bahkan mirip semut hitam dibatu hitam dimalam hari
Terlalu sulit dipilah siapa yang salah siapa yang benar
Tapi tidaklah demikian bagi Allah ta'ala

Kini, dengan ujung jari aku petik kata,
Untuk mereka yang disana
Mohon dimaafkan atas segala salah dan khilaf
Mohon keridhoan untuk dimaafkan
Mohon pengertiannya apabila belum bisa kembali bersua disana
Semoga sedhanten dalam kondisi sehat wal afiat, dalam lindungan Allah ta'ala dan kemudahan atas segala urusannya. Aamiin aamiin yaa mujiibassaailiin

Untuk saudara saudara ku senasib
Doa dhamel panjenengan sedhanten
Torehan amal tanggungjawab dalam melaksanakan tugas
Allah ta'ala melihatnya
Semoga panjenengan sedhanten selalu dalam lindungan dan pertolongan Allah ta'ala
Fii kulli makan
Aamiin aamiin yaa mujiibassaailiin

Esok hari
Hari yang masih panjang mungkin
Atau sudah dekat
Hanya Allah ta'ala yang tahu

Sejarah apa yang akan terukir kembali?
Bila daya dan kekuatan sudah kembali
Bila jalan sudah tertunjuki

Satu doa yang selalu terlantun
Untuk tegak dijalan Ilahi
Menjauhi maksiat, menjauhi membuat kerusakan dibumi,
Menapaki jalan dari orang-orang yang telah Allah ta'ala ridhoi.
Aamiin aamiin yaa mujiibassaailiin


Trenggalek, 12 Maret 2020

Dipun Waos Piantun Kathah