Guru dan siswa, nah kok sama terjerat kasus terkait dengan seks bebas. Astagfirullah. Kita berlindung kepada Allah subhaanahu wa ta'ala dari perbuatan demikian (Na'udzubillahi min dzalik).
Trenggalek Ponorogo tetanggaan. Bukan saling menularkan. Memang pergaulan bebas buah zaman. Zaman sekuler yang menyebarkan paham kebebasan.
Sudah Zamannya, Lalu Bagaimana?
Anak sekolah hamil, ada yang menyebut itu sudah biasa. Biasa karena sering ditemukan fakta demikian. Akhirnya, masyarakat tidak lagi kaget, tidak terenyuh, tidak merasa ada dosa sehingga didiamkan.
Bahkan hingga guru atau kyai atau ustadz melakukan tindak pencabulan hingga perkosaan, jadi bahan gunjingan dan seolah itu juga zamannya. Zaman edan, begitu menyebutnya. Banyak manusia berakal, tapi perbuatannya diluar akal normalnya manusia.
Zaman, memang berputar. Hingga apa yang telah terjadi di zaman sebelum Islam datang, terjadi lagi di zaman sekarang. Penyuka sesama jenis, sudah ada di zaman Nabi Luth, sekarang marak lagi. Seks bebas sudah ada di zaman jahiliyah, sekarang marak lagi.
Jika, maraknya perilaku bebas telah ada sebelum datangnya Islam, maka zaman saat ini, dimana Islam sudah dianut oleh milyaran manusia, kenapa perilaku melebihi binatang itu muncul lagi?
Itu jawabannya, karena Islam tidak diamalkan lahir batin. Secara batin mengimani 6 rukun iman, menyakini kebenaran Islam. Tapi secara lahiriah, tidaklah mengamalkan ajaran Islam secara kaffah. Padahal, iman itu adalah diyakini dalam hati, diucapkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan.
Percaya Allah subhaanahu wa ta'ala Maha Melihat, percaya ada malaikat pencatat amal, iman sama Al Qur'an, tapi ya sekedar percaya. Akhirnya, salat ia, pacaran jalan, zina jalan. Yang parah, salat ngak, Islam hanya jadi identitas agama semata. Na'udzubillahi min dzalik.
Nah, yang membuat perilaku manusia makin jauh dari agamanya ini adalah pensuasanaan yang dibuat oleh sistem kapitalisme yang berasaskan sekulerisme (pemisahan agama dari kehidupan).
Kalau sebelum Islam turun dikenal dengan zaman jahiliyah, maka saat ini disebut zaman sekulerisme-kapitalisme.
Inilah zaman, yang mengaduk-aduk antara haq dan batil. Difasilitasi dengan kebebasan beribadah, tapi sebenarnya itu jebakan. Menjebak umat Islam agar ternina bobokkan dalam sistem sekulerisme-kapitalisme ini. Sehingga tidak menuntut perubahan sistem walau kerusakan akhlaq dan moral menjamur.
Tidak merasa ada yang keliru, walau banyak hukum syariah yang ditinggalkan umat Islam.
Nah, dari uraian ini, berarti umat Islam harus memutar zaman. Maksudnya, hadirkan kembali Islam dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana yang Allah subhaanahu wa ta'ala perintahkan.
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ کَآ فَّةً ۖ وَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِ ۗ اِنَّهٗ لَـکُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
"Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 208)
Hadirkan Islam dalam ranah privat (ibadah mahdhoh dan ghoiru mahdhoh). Hadirkan Islam dalam sistem pendidikan, hadirkan Islam dalam berekonomi, hadirkan Islam dalam pergaulan (bersosial), hadirkan Islam dalam mengurus pemerintahan (politik), hadirkan Islam dalam berbudaya, dll.
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰۤى اٰمَنُوْا وَا تَّقَوْا لَـفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَا لْاَ رْضِ وَلٰـكِنْ كَذَّبُوْا فَاَ خَذْنٰهُمْ بِمَا كَا نُوْا يَكْسِبُوْنَ
"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan." (QS. Al-A'raf 7: Ayat 96)
Khatimah
Cukuplah ayat Allah subhaanahu wa ta'ala berikut sebagai pengingat.
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
وَلَـقَدْ ذَرَأْنَا لِجَـهَنَّمَ كَثِيْرًا مِّنَ الْجِنِّ وَا لْاِ نْسِ ۖ لَهُمْ قُلُوْبٌ لَّا يَفْقَهُوْنَ بِهَا ۖ وَلَهُمْ اَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُوْنَ بِهَا ۖ وَلَهُمْ اٰذَا نٌ لَّا يَسْمَعُوْنَ بِهَا ۗ اُولٰٓئِكَ كَا لْاَ نْعَا مِ بَلْ هُمْ اَضَلُّ ۗ اُولٰٓئِكَ هُمُ الْغٰفِلُوْنَ
"Dan sungguh, akan Kami isi Neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah." (QS. Al-A'raf 7: Ayat 179)
Wallaahua'lam bis shawwab.