Lisan memang tak bertulang. Makanyanya mudah sekali
mengeluarkan kata-kata. Hanya lisan yang dipelihara degan takwa yang hanya bisa
berkata dengan baik atau memilih diam. Tidak sedikit tali persaudaraan yang
putus karena lisan. Tidak sedikit pula hubungan pertemenan renggang karena
kesalahan lisan. Sungguh amat berbahaya bila lisan ini dibiarkan berkata
semaunya.
Dua hari ini ada pelajaran berharga yang aku terima. Hem,
sesuai dengan judul tulisan ini berawal dari lisan saudara-saudaraku yang tidak
terjaga lisannya mengunjing diriku. Atas kehendak Allah swt apa yang mereka
bicarakan tentang saya sampai juga kepada aku. Sungguh, ternyata tidak hanya
kaum hawa yang suka mengunjing tetapi ternyata kaum adam juga.
Astagfirullahal’adzim
Mengunjing alias membicarakan sesuatu yang ada pada
seseorang itu adalah ghibah. Bila orang yang dibicarakan mengetahuinya maka ia
akan marah dan membencinya. Ghibah adalah dosa besar, karena itu perbuatan yang
menjatuhkan martabat seseorang, kehormatan seseorang, bahkan bisa berupa
membeberkan aib seseorang. Kalau kita membicarakan sesuatu yang tidak ada pada
orang yang dibicarakan maka itu termasuk dusta alias juga fitnah. Hem,, dalam
al Quran disebutkan bahwa fitnah itu lebih kejam daripada pembunuhan. Makanya
tidak jarang fitnah berakhir pada pembunuhan.
Terkait ghibah Allah mengharamkannya sebagaimana termaktub
dalam ayat berikut: “Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari
prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah kamu
mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah ada di antara kamu yang
menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan
daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah
kepada Allah, sungguh Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang”. (QS. Al
Hujurat: 12)
Fitnah itu laksana adu domba. Hem, jadi ingat strategi
orang-orang Belanda waktu menjajah Indonesia dulu juga pakai strategi
adu0domba. Bahkan sampe sekarang masih berlaku loh politik adu domba ini. Cuman
kalau sekarang yang di adu dan adalah sesame umat Islam. Dan yang mengadu
kadang umat Islam sendiri dan kadang orang non muslim. Adu domba bisa berawal
dari isu. Misal dengan disebarkan Isu bahwa seorang muslimah yang pakai cadar
itu teroris. Nah akhirnya bila ada muslimah bercadar dimata-matai oleh muslim
lainnya, dijauhi, dikucilkan dan di ejek. Hem, padahal cadar itu kan mengikuti
jejaknya istri Nabi. Atau juga isu-si laiannya. Khususnya isu-siu yang bersifat
khilafiyah. Hem… dasar dech syetan menjadikan tipu muslihatnya untuk menjadikan
manusia tidak menyadari akan bujuk rayunya.
Dalam melihat berita dari orang-orang munafik, Allah swt
mengingtatkan kita dalam firmannya, yang artinya, “Wahai orang-orang yang
beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka
telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena
kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu” QS.
Al Hujurat: 6
Kesimpulannya, ghibah berbuatan keji yang dilarang Allah
swt. Dan bila ada berita yang dibawa oleh orang yang diragukan kebaikan
agamanya dan kemuliaann akhlaqnya maka harus dicek dulu kebenarannya. Semoga
Allah selalu menjaga lisan kita dari perkataan yang sia-sia dan tidak berguna. Wallahua’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar