Selain fakta tersebut, adalah munculnya perasaan pada manusia saat ini, semisal sedih level menengah atas jika kehilangan gadgetnya, rindu berat jika sehari saja tidak membawa handphone, lebih perhatian dengan gadgetnya daripada orang yang ada di dekatnya, gawai menjadi tempat pelarian dari beberapa kondisi, hingga waktu sibukpun masih menyempatkan buat status.
Waktu Habis di Depan Smartphone Awal Brain Rot
Aplikasi di smartphone dengan varian menu yang ada bisa melahap semua waktu manusia, asal memiliki handphone terisi kuota internet.
Seharian mau YouTubeban bisa, seharian mau googlelan bisa, seharian mau tiktokan bisa, seharian mau ngegames bisa, seharian mau wa-an bisa, seharian mau IG-an bisa. Seharian mau facebookan bisa, seharian mau berkunjung ke shoppe, pindah ke tokopedia, pindah ke lazada, bisa.
Inilah perilaku yang tak disadari pelakunya bila mengandung bahaya berupa memandulkan kinerja otak mereka. Bahaya ini juga bisa menimpa mereka yang menghabiskan waktunya didepan layar TV semisal melihat sinetron.
Ketika seseorang memanfaatkan gawainya untuk menikmati semua sajian yang ada, maka itu menuntun dirinya untuk menjadi penikmat, pengkonsumsi berbagai konten dan suguhan yang ada. Terbawa dengan konten yang disajikan dan jinaklah otaknya.
Peran sebagai penikmat, pengkonsumsi ini bila berkelanjutan menjadi habits, maka kinerja otak menjadi ya sebatas itu. Sebagaimana pisau, jika tidak diasah maka lama-lama ia akan berkarat. Hingga kemudian hilang kemampuannya untuk memotong.
Demikian pula, pola kinerja saraf-saraf pada otak. Jika ia dibiasakan menikmati, maka jangan tanya kenapa anda tidak produktif. Jika ia dibiasakan mengkonsumsi, maka jangan tanya kenapa anda berat diajak berfikir. Jika ia dibiasakan mengenyam konten-konten recehan, maka jangan tanya kenapa anda tidak kritis.
Kondisi inilah diantara gambaran brain rot, yaitu melemahnya hingga tumpulnya fungsi otak. Otak menjadi jinak, menjadi tidak ada ide, menjadi malas mikir. Padahal seharusnya otak selalu diajak berfikir, memahami, menghafal, menganalisis, menjadi sebatas menikmati tanpa adanya proses berfikir.
Bagaimana Melawan Brain Rot?
Betul, memang faktanya beda kepala, beda kemampuan otaknya. Fakta pula, akan selalu ada sebagian yang menjadi pemikir, sebagian lainnya menjadi penikmat hasil pikiran orang lain. Namun, ketika gawai di gunakan oleh hampir semua manusia, dengan pola penggunaan sebagaimana dijelaskan di atas maka bisa terjadi gelombang manusia pengidap brain rot. Bahaya jika para pemikir menghilang, para penghafal menghilang, para kreator menghilang, para analisator menghilang. Tentu hal ini harus dicegah.
Tips simple yang bisa amalkan oleh pengguna gadget untuk mencegah brain rot diantaranya adalah; pertama, buka HP jika anda perlu saja. Jika tidak ada keperluan tidak usah membuka HP. Keperluan ini adalah keperluan yang bersifat primer. Kurangi yang sekunder dan jauhi yang tersier. Perlu niat untuk ngerem nafsu HP-an saja.
Kedua, saat melihat konten positif, berfikirlah anda. Semisal, bagaimana ya cara membuat konten begituan, andai aku yang ada ditayangan itu, mau cobalah buat begituan. Pikiran-pikiran demikian ini akan mengubah pola otak anda dari penikmat menjadi memunculkan ide kreatif untuk memproduksi konten.
Ketiga, bila mau menikmati konten, pilih konten yang mengandung unsur meningkatkan iman takwa, menambah ilmu pengetahuan, memperluas wawasan, memberikan informasi berita dan lainnya.
Keempat, berikan waktu yang tidak banyak menit untuk membuka medsos. Fungsikan medsos lebih pada subjek pembagi konten, daripada penonton/penikmat konten. Habis share konten, jangan berlama lihatin status orang, segera tutup medsos.
Kelima, hindari berbagi status berisi curhatan pribadi. Perbanyak berbagi yang memberikan ilmu, pengetahuan ataupun konten manfaat lainnya.
Keenam, lebih fokuskan untuk beraktivitas pada hal konkret, kecuali jika anda pekerja online atau pribadi yang penghidupannya di dunia cyber.
Itulah diantara tips untuk melawan brain rot. Bila para orang tua bisa menerapkan tips itu, inshaAllah untuk anak-anak merekapun akan mudah ditata dalam hal gadget. Tentu, membentengi mereka sedari kecil dari kondisi brain rot sangat urgent.
Khatimah
Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam mengingatkan kita semuanya. Dari Abu Hurairah radiyallaahu 'anhu ia berkata, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Diantara tanda baiknya keislaman seseorang, adalah ia meninggalkan apa-apa yang tidak berguna baginya" (HR. Tirmidziy).
Wallahua'lam bis shawaab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar