يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Tampilkan postingan dengan label Umroh Corona. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Umroh Corona. Tampilkan semua postingan

Minggu, 01 Maret 2020

UMROH DAN CORONA

Kamis, 27 February 2020 Kerajaan Arab Saudi mengumumkan penutupan sementara untuk umroh dan peziarah masjid Madinah. Berita yang diterima tengah hari itu pun mengejutkan jamaah umroh yang dalam perjalanan berangkat. Ada yang harus menunggu beberapa waktu di bandara. Seperti jamaah umroh asal Sumenep yang harus kembali setelah sampai di bandara Juanda.

Akhirnya para calon jamaah umroh yang belum tiba di Arab Saudi hingga siang 27 Februari harus ikhlas kembali ke daerah asal.

Ada pernyataan yang cukup berkesan dari salah satu peserta umrah gagal berangkat saat diwawancarai reporter televisi. Ibu tersebut berkata kurang lebih demikian, "Allah ta'ala menguji hambanya. Sungguh untuk ibadah itu harus sabar. Harus ikhlas".

Sabar, memang bukan hanya saat ditimpa musibah. Untuk bisa beribadah juga butuh kesabaran. Menyiapkan bekal untuk ibadah umrah dan haji seseorang harus menunggu waktu yang tidak singkat. Dan kesabaran mereka teruji kembali ketika waktu yang dinanti sudah tiba, qodho berkata lain. Ibadah umrah harus ditunda dilain waktu.

Saya doakan semoga mereka yang gagal umrah karena kebijakan kerajaan Arab Saudi terkait virus corona ini, diberangkatkan  Allah ta'ala pada edisi umrah Ramadhan tahun ini. Aamiin aamiin yaa mujiibassaailiin.

Etiskah Bicara Kerugian Karena Gagal Umroh?

Beredar statement terkait penghentian sementara umrah ini. Semisal ada yang menyebut pihak Arab Saudi lebih dirugikan secara ekonomi dari pada jamaah umrah dengan penghentian sementara umrah ini. Semisal pernyataan itu adalah apa yang disampaikan oleh Jubir Wapres Masduki Baidhawi (www.mereka.com, 29/02/2020)

Memang bukan rahasia lagi, jaman kapitalisme saat ini, menjadikan ibadah semisal umrah dan haji menjadi komoditas ekonomi. Maka tidak anehkan jadinya, ketika ada penundaan umroh langsung dikaitkan dengan kerugian ekonomi. Padahal negara bisa rugi besar dunia akhirat jika tetap membiarkan umroh demi uang kemudian banyak pihak jadi terkena virus corona kemudian sampai meninggal. Karena itu menunjukkan abainya negara dalam menjalankan tanggungjawanya sebagai pelindung keselamatan warganya.


Angan Angan Lain 

Situasi seperti saat ini, bagi saya malah membangkitkan angan angan untuk segera menjadi kenyataan. Yaitu bersatunya kembali wilayah kaum muslimin sebagaimana beberapa abad dahulu.

Abad kekhilafahan Islam, dari khulafaurrasidin, khilafah umayyah, khilafah abbasiyah, khilafah ustmaniyah, dimana wilayah Arab Saudi, timur tengah, sebagian afrika, sebagian eropa, dalam satu kepemimpinan khalifah. Sehingga orang dari Turki  menuju Makkah untuk umroh tidak perlu paspor dan visa. Karena mereka dalam satu negara khilafah. Seperti orang Indonesia yang tinggal di Trenggalek mau ke masjid isti'lal tidak perlu paspor dan visa.

Dipun Waos Piantun Kathah