يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Minggu, 28 September 2025

Antara Kaumnya Nabi Musa, Sahabatnya Nabi Muhammad dan Kita

Baitul maqdis ditetapkan atas kaumnya Nabi Musa 'alaihissalam.

Allah subhanahu wa ta'ala yang menetapkan.

Telah hidup di dalamnya kaum Jabbar.

Dua belas dari mereka dikirim sebagai utusan.

Tertangkap semua oleh seorang Jabbar.


Dipulangkan, tidak dibunuh.

Sepuluh memprovokasi Bani Israil untuk tidak berjihad.

Kaum Jabbar yang mereka sangat takut padanya.

Kejam, bengis, besar, laksana raksasa.


Dua yang bertakwa berkata.

Perangilah lewat pintu gerbang.

Kemenangan akan diraih.

Selamanya kami tidak akan memasukinya, jawab Bani Israel.


Kata mereka,

Pergilah Musa bersama Rabbmu untuk berjihad.

Adapun kami pilih duduk menunggu.

Akhirnya, gurun tyan menjadi tempat tinggal mereka.

Balasan atas penentangan mereka pada Nabinya.


Empat puluh tahun di gurun tandus, kering berkekurangan.

Berputar di bumi tak tahu jalan keluar.

Tiga ratus nabi diriwayatkan oleh Ibnu Mas'ud telah mereka bunuh.

Nabi Musa 'alaihissalam pun dibuat repot oleh mereka.


Banyak menyanggal, banyak meminta, tidak puas, bersegera dalam dosa, sering melanggar syariat yang ditetapkan atas mereka, membiarkan kemungkaran diantara mereka.

Sungguh, menjengkelkan karakter mereka.


Dan bandingkan dengan sahabat Nabi Muhammad shallallâhu 'alaihi wa sallam.

Merekalah sebaik-baik pengikut.

Merekalah sebaik-baik sahabat.

Merekalah sebaik-baik pembela Nabi.


Mendengar dan taat.

Itulah mereka.

Baik atas firman Tuhannya ataupun sabda Nabinya.

Pembelaan atas Nabinya melebihi pembelaan atas diri dan keluarganya.

Hormatnya pada Nabi mereka bukan dengan sujud dan ruku di depannya.

Tapi dengan pembenaran, ketaatan dan pemuliaan.


Mereka selalu siap atas seruan jihad.

Berperang bersama Nabinya.

Tidak meminta kepada Nabinya ini dan itu.

Walau dalam kondisi kehausan, kepayahan dan kelaparan melawan musuh.


Sholat dan berdoa.

Mengadukan dan memohon atas apa yang mereka alami dan butuhkan.

Disampingnya, Nabi yang mulia membersamai mereka.

Malaikat penolongpun turun dari atap tak bertiang.

Air tercurah dari langit.

Kemenangan demi kemenangan.


Sahabiah Rasulullah shallallâhu 'alaihi wa sallam tidak berbeda.

Mereka yakin sepenuhnya.

Membenarkan Nabinya.

Apa sabdanya ditaati.

Setiap ayat yang turun diimaninya.


Bersama para sahabat ikut berjihad.

Mengobarkan semangat jihad.

Merelakan keluarganya syahid.

Kata mereka, mulia syahid di jalanNya.

Malu, bila sembunyi sedang Nabinya berjihad.

Wanita-wanita yang Islam menjasad dalam dirinya.


Sahabat sahabiah Nabi Muhammad shallallâhu 'alaihi wa sallam.

Mereka hidup, melihat dan membersamai Nabinya.

Mukjizat ditatap mata.

Akhlaq mulia menjadi suguhan.

Akal dan hati yang lurus pada mereka.

Tunduk, beriman.


Kemudian, kita?

Umat di akhir masa.

Seperti apa?

Pada diri masing-masing jawabannya!

Wallâhua'lam bis shawâb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dipun Waos Piantun Kathah