يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Tampilkan postingan dengan label Rakyat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Rakyat. Tampilkan semua postingan

Selasa, 10 Oktober 2023

Rempang, Antara Rakyat Dan Proyek!

Bersiap-siaplah warga kampung di seluruh Indonesia, sebagai rakyat biasa kita tidak tahu, daerah mana yang telah diintai satelit investor potensial bagi mereka. Jika tertangkap potensinya, bisa saja apa yang terjadi di Rempang menimpa daerah lainnya juga.

Warga Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Batam, sebelumnya tidak pernah mengira bahwa daerahnya akan dipinang perusahaan asal Cina, Xinyi. 

Pemerintah ibarat seperti orang tua dan rakyat sebagai anaknya, pemerintah telah menerima pinangan atas tanah Rempang oleh investor Cina tersebut, dan tanpa ijin dulu ke anaknya (rakyatnya). 

Padahal tanah itu punya si anaknya. Dan sudah dihuni puluhan tahun. Jadi, siapa yang salah bila rakyat menolak direlokasi/dipindah? (https://bisnis.tempo.co/amp/1780878/kondisi-terkini-di-rempang-berapa-banyak-warga-yang-sudah-direlokasi-ke-rumah-susun)

Investor Lebih Berharga dari Rakyat

Kasus Rempang adalah bukti bahwa dimata pemangku kebijakan, investor lebih berharga daripada rakyat. 

Kedaulatan yang katanya demokrasi ada di tangan rakyat, telah diubah oleh fakta. Bahwa kedaulatan bisa pindah ke tangan investor. 

Air mata emak-emak Rempang tidak berharga, lebih berharga kucuran duit Cina untuk membangun proyek Rempang Eco City. 

Kalau berpikir rendahan, sebenarnyakan masih banyak tanah kosong di negeri ini. Kalau mau membangun proyek kenapa tidak pilih daerah lain tanpa merelokasi warga? Hal ini mungkin karena pinternya intelejen investor Cina dalam meneliti potensi-potensi ekonomis dan strategis Rempang, jadilah bukan tanah kosong yang mereka bidik.

Ketundukan pada investor padahal berujung merepotkan pemerintah sendiri yang harus membangun hunian baru, sarana prasarana umum baru dan lain-lainnya bagi rakyat yang direlokasi, dan uang siapakah yang dipakai untuk itu? Pemerintah juga kebanjiran protes rakyat, dan doa-doa rakyat Rempang. 

Pertanyaannya, kenapa untuk kepentingan investor sampai segitu pembelaannya? 

Setetes Air Mata Rakyat Berpotensi Api Neraka

Dalam pandangan komunisme, agama adalah candu, sehingga agama harus dihapus dari kehidupan. Manusia yang mengadopsi pemikiran komunisme tidak mengakui tuhan, tidak mengakui kehidupan akhirat, tidak mengenal dosa dan pahala. Air mata rakyat bukan hal menakutkan bagi negara komunis. Sejarah komunisme di Cina, yaitu saat revolusi kebudayaan yang dicetuskan oleh Mau Zedong dan berakhir tahun 1976, diperkirakan mengakibatkan 500.000 -2.000.000 orang meninggal, serta 36 juta orang diperkusi dan dianiaya. (alwaie, edisi shafar 1445 H).

Berbeda 180 derajat dengan Islam. Air mata rakyat menjadi hal yang sangat ditakuti para pemimpin muslim. Kisah khalifah Abu Bakar yang rela setiap hari memberi makan dan minum seorang nenek tua yang ditinggal syahid putranya adalah satu contohnya. Demikian pula kisah khalifah Umar bin Khattab yang rela memanggul sekarung bahan makanan setelah mendengar tangisan anak kecil yang kelaparan contoh berikutnya. 

Bagi para khalifah ini, air mata rakyat berpotensi api neraka di akhirat. Diriwayatkan oleh Ibnu Umar ra., ia berkata: Saya mendengar Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Kalian adalah pemimpin. Dan kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Penguasa adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya..." (HR. Bukhari dan Muslim)

Pandangan demikianlah yang seharusnya diambil para pemimpin muslim saat ini. Takut bila air mata rakyat menetes karena kezalimannya yang ditimpakan pada rakyatnya. 

Diriwayatkan oleh Aisyah ra, bahwa Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa yang mengambil hak orang lain walaupun hanya sejengkal tanah maka akan dikalungkan tujuh lapis bumi" (HR. Bukhari dan Muslim).  

Dari Abu Ya'la Ma'qil bin Yasar ra., ia berkata: saya mendengar Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Seorang hamba yang diberi Allah kepercayaan memimpin rakyatnya, dan ia mati dalam keadaan menipu rakyat, pasti Allah mengharamkan surga baginya" (HR. Bukhari dan Muslim)

Akankah proyek Rempang Eco City dilanjutkan? Semoga sabda Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam tersebut sampai kepada para pemangku kepentingan atas kasus Rempang, dan mereka mengambil kebijakan yang benar, sehingga selamat di dunia dan di akhirat. Aamiin.

Khatimah

Dengan keadilan dan kebijaksanaanNya, Allah subhaanahu wa ta'ala ciptakan kehidupan akhirat yang kekal. Akhirat tempat balasan atas amal perbuatan yang dilakukan manusia. 

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:

اِلَيْهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيْعًا  ۗ وَعْدَ اللّٰهِ حَقًّا  ۗ اِنَّهٗ يَـبْدَؤُا الْخَـلْقَ ثُمَّ يُعِيْدُهٗ لِيَجْزِيَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ بِا لْقِسْطِ ۗ وَا لَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَهُمْ شَرَا بٌ مِّنْ حَمِيْمٍ وَّعَذَا بٌ اَلِيْمٌ بِۢمَا كَا نُوْا يَكْفُرُوْنَ

"Hanya kepada-Nya kamu semua akan kembali. Itu merupakan janji Allah yang benar dan pasti. Sesungguhnya Dialah yang memulai penciptaan makhluk kemudian mengulanginya (menghidupkannya kembali setelah berbangkit), agar Dia memberi balasan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan dengan adil. Sedangkan untuk orang-orang kafir (disediakan) minuman air yang mendidih dan siksaan yang pedih karena kekafiran mereka." (QS. Yunus 10: ayat: 4)

Wallahu'alam bis shawaab.


 



 




Rabu, 28 September 2022

Rakyat Makmur Pejabat Rugi, Adakah?

Memetik fakta untuk menjadi point muhasabah adalah tanda untuk bisa lebih baik. Menjadi rakyat yang lebih baik dan menjadi pejabat yang lebih baik. Baik dimata Al Khaliq -Allah SWT- pasti baik dimata publik.

Jika rakyat tidak mau perhatian pada penguasanya, padahal urusan ia di bawah kendali penguasa, maka itu suatu kekeliruan. Dalam Islam, menjadi kewajiban rakyat untuk muhasabah kepada penguasa. Menjadi kewajiban pula untuk amar ma'ruf nahi mungkar dengan sesama.  

Adapun penguasa atau pemerintah sudah menjadi kewajibannya untuk mengurusi, memperhatikan, dan menerima kritik dan masukan dari rakyatnya.

Dimuhasabahi Untuk Perubahan

Setelah sekitar 1 bulan, akhirnya berkurang pertentangan rakyat terhadap kenaikan BBM. Rakyat miskin di kasih bansos tunai dan non tunai. Sedangkan pejabat dikasih instruksi percepatan pergantian kendaraan dinas. Infonya biaya pengadaan 1 unit kendaraan dinas pejabat eselon 1 adalah Rp 735, 34 juta. Sedangkan untuk yang di daerah, tertinggi di Sulawesi Tenggara sebesar Rp. 702, 27 juta, dan terendah di Riau yakni Rp. 567, 63 juta. (https://bisnis.tempo.co/amp/1634670/kemenkeu-siapkan-anggaran-untuk-mobil-listrik-pejabat-berapa-besarannya)

MasyaAllah, itu kalau untuk seluruh pejabat  pusat dan daerah habis berapa triliun? 

Dua kebijakan yang berbeda, dan membuat rakyat bertanya, kenapa bansosnya hanya 150 ribu perbulan? Sekitar 1/5000 dari harga mobil dinas pejabat eselon 1. Sepertinya harus belajar lagi, mana kebutuhan pokok negara dan mana keinginan. Jika demikian, kapan rakyat dan pejabat sejahtera bersama?. 

Di pojok wilayah lain, masih tidak jauh dari ibu kota negara, ada 6 warga suku Badui meninggal dalam sebulan. Adapun penyebab pastinya masih dalam penyelidikan. (https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-6288792/6-warga-baduy-meninggal-dalam-sebulan-kemenkes-belum-pastikan-tbc-pemicunya)

Semoga penyebabnya segera diketahui sehingga tidak menjadi wabah. Bila berkenan mengikuti Nabi Muhammad SAW, sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, bahwa saat ada salah satu tentaranya -Sa'ad bin Muaz- dalam perang Khandaq terkena panah musuh, Beliau SAW mendirikan tenda di Masjid agar bisa menjenguknya dan memperhatikannya lebih dekat. 

Betul dimasa Nabi SAW masih sedikit rakyat yang diurus, sehingga bisa menjenguk umatnya yang sakit. Adapun saat ini, yang rakyatnya ratusan juta, memang tidak mungkin pejabat sekarang menjenguk satu-satu rakyatnya yang sakit. Lantas bagaimana?

Pejabat saat ini bisa menyapa rakyat melalui media elektronik. Ditiap hari, ditiap pagi tanyakan kabar mereka melalui berbagai media dan berkirim doa untuk seluruh rakyatnya. 

Menyapa rakyat maka akan ada doa kebaikan untuk negara ini. Tanyalah keadaan rakyat maka akan ada kemudahan dalam mengurus rakyat di negara ini. InshaAllah.

Semoga cara ini diterima Allah SWT sebagai bentuk perhatian penguasa disemua level kepada rakyatnya. Aamiin.

Selanjutnya, negara ini punya hutang, ternyata rakyatnya pun tidak sedikit yang terjerat hutang. Bahkan ada seorang karyawan akhiri hidupnya setelah terjerat hutang. Pemicu hutangnya adalah mengikuti judi online. (https://www.indopos.co.id/nusantara/2022/09/20/terlilit-utang-judi-online-buruh-pabrik-di-cikupa-gantung-diri/amp/)

Ada lagi yang terjerat hutang pada rentenir. Seorang warga Garut di robohkan rumahnya oleh rentenir, karena punya hutang 1,3 juta. https://www.detik.com/jabar/berita/d-6296981/rumah-warga-garut-dibongkar-rentenir-gegara-utang-rp-13-juta/amp

Jika melihat satu-satu siapa yang punya hutang diantara rakyat adalah mustahil, maka kebijakan bisa menjadi penyambung tangan antara penguasa dengan rakyat. 

Rakyat makmur bersama pejabat jika kebijakan  yang dibuat adalah untuk  memudahkan dan membantu urusan rakyatnya.  Kebijakan yang tidak membuat rakyat hidup miskin, atau mencari jalan haram untuk mencari nafkah. 

Misal dibuat kebijakan pembentukan lembaga khusus  untuk membantu rakyat yang punya hutang. Sumber pendanaannya bisa dari negara atau sedekah dari rakyat tajir. Adapun dalam sistem Islam, para gharim (pemilik hutang) termasuk asnaf (kelompok) yang berhak mendapatkan zakat.

Kabar selanjutnya, LPG 3 kg akan dikonversi ke kompor listrik. Hitung-hitungan angka diprediksi negara akan untung dengan perubahan ini. (https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20220922062315-85-851040/beban-berat-intai-warga-miskin-jika-lpg-dikonversi-ke-kompor-listrik/amp)

Kebijakan tersebut kabarnya tidak tahun ini diterapkan.

Hal yang harus dikritisi bahwa menggunakan pertimbangan keuntungan bagi negara sebagai landasan dalam membuat kebijakan adalah keliru. Seorang pengurus urusan rakyat, seharusnya yang menjadi pertimbangan dalam setiap kebijakannya adalah kesejahteraan bagi rakyat. Bagaimana rakyat bisa makmur. Bukan malah diposisikan sebagai pelanggan/pembeli dari kebijakan negara.

Berikut teladan dari Khalifah Umar Bin Khattab bagaimana beliau mengutamakan rakyatnya. 

Dikisahkan ketika Umar bin Khattab kembali dari sebuah perjalanannya ia melewati seorang wanita tua yang tinggal di sebuah gubuk. Wanita tua itu bertanya, "Apakah Umar telah kembali dari perjalananya?"

Lalu Umar menjawab, "Umar telah kembali dengan selamat dari negeri Syam".

Wanita itu kembali berkata, " Allah tidak akan membalas kebaikan kepadanya, karena semenjak dia memegang jabatan kekhilafahan, dia tidak pernah memberikan apa-apa untukku. Wahai anakku, kamu dapat menyaksikan sendiri bahwa aku adalah seorang wanita jompo, miskin, dan tidak memiliki pekerjaan. Sedangkan aku juga tidak memiliki seorang keluargapun".

Kemudian Umar r.a berkata, " Wahai ibu, maafkanlah Amirul Mukminin karena dia tidak mengetahui keadaanmu".

Dengan penuh keputusasaan dan jengkel, wanita tua itu berkata, " Bukankah Amirul Mukminin penanggung jawab bagi seluruh orang muslim? Bagaimana mungkin dia sampai tidak mengetahui kondisiku ini?"

Mendengar perkataan wanita tua itu, Umar r.a menangis dan berkata, "Wahai Umar, andaikan ibumu tidak pernah melahirkanmu ke dunia ini...". 

Kemudian ia berkata kepada wanita tua itu, "Berapapun akan kau jual harga kezaliman Umar terhadapmu, aku akan membelinya darimu. Mudah-mudahan bila aku beli harga kezalimannya, Allah akan mengampuninya"

Akan tetapi si wanita tua itu berkata, "Apakah kamu mengejek diriku?" Umar menjawab, "Demi Allah, wahai ibu, aku akan berikan kepadamu 25 dirham. Dan sebagai gantinya, berikan kepadaku secarik kain dari bajumu. Lalu kita tulis dikain tersebut kata-kata, 'Kamu telah lepas dari dosa'.

Ketika mereka tengah berbincang-bincang, Ali bin Abi Thalib dan Abdullah bin Mas'ud lewat tempat itu. Keduanya berkata, " Assalaamu'alaika wahai Amirul Mukminin!"

Mendengar ucapan keduanya, wanita tua itu terlonjak kaget dan berteriak, "Apakah anda Amirul Mukminin? Alangkah celakanya diriku karena mengumpat anda. Aku mencela dan mendoakan anda dengan hal-hal yang buruk, sedangkan anda adalah Amirul Mukminin. ". 

Akan tetapi jawaban Umar r.a adalah "Anda adalah pemilik hak".

Kemudian diambilnya secarik kain dari baju wanita tua itu dan di atas kain itu ia tuliskan kata-kata, "Bismillahirrahmanirrahim, kain ini adalah sebagai saksi bahwa Umar Ibnu Khattab telah membeli kezaliman dirinya kepada wanita ini, sejak ia memegang kekhilafahan sampai ia bertemu dengan Tuhannya". Setelah itu ia berikan uang tebusan kezalimannya.

MasyaAllah, demikianlah karakter seorang pemimpin yang menjadikan Islam sebagai  pemimpinnya dalam berfikir. Ia akan mengutamakan rakyat yang diurusnya untuk mendapatkan ridho mereka, sehingga jabatan tidak menjadi alat menzalimi/menyusahkan urusan rakyatnya.

Bila rakyat makmur, pejabat ikut makmur, negara pasti makmur. Tidak ada rakyat makmur, pejabat rugi, negaranya melarat. Jadi makmurkan rakyat, sejahteralah negara. 

Fakta berikutnya tentang Papua. Komentar Pak Mahfudz MD, uang otonomi khusus Papua pada masa Lukas Enembe Rp. 500 triliun, rakyat tetap miskin, pejabat foya-foya. (https://m.metrotvnews.com/play/koGCV8J2-dana-otsus-papua-zaman-lukas-enembe-rp500-t-mahfud-md-rakyat-miskin-pejabat-foya-foya)

Penting bagi para pemimpin baik yang masih lelap duduk dikursi empuk atau yang sudah menyadari kursi itu adalah penentu surga nerakanya, untuk membaca kisah teladan berikut. 

Suatu hari Umar bin Khattab menemui Baginda nabi Muhammad SAW. Didapatinya Nabi SAW sedang berbaring di atas tikar kasar yang terbuat dari pelepah kurma. Berbantalkan kulit kasar yang berisi serabut ijuk kurma. Melihat kondisi itupun Umar r.a menangis. Kemudian Nabi bertanya; " Mengapa engkau menangis?" 

Umar r.a menjawab; " Bagaimana aku tidak menangis. Tikar ini membekas pada tubuhmu. Engkau adalah Rasulullah (utusan Allah). Kekayaanmu hanya seperti ini, sedangkan Kisra dan raja-raja lainnya hidup bergelimang kemewahan". 

Lalu Rasulullah SAW menjawab, " Apakah engkau tidak rela, kemewahan itu untuk mereka di dunia, sementara untuk kita di akhirat nanti?" (HR. Bukhari Muslim).

MasyaAllah, kesadaran yang demikian inilah yang seharusnya dimiliki oleh para pejabat. Rakyatnya makmurkan dulu,  pasti pejabat akan makmur juga. Jika demikian, rakyat akan makmur bersama pejabat, bi idznillah.

Khatimah

Berat mengurus urusan negara. Tapi kenapa di sistem demokrasi kapitalisme ini banyak orang merebutkannya. 

Bahkan merogoh ratusan, milyaran, triliun uangpun tidak masalah. Inilah sebenarnya ayat-ayat atau tanda-tanda akan rusaknya pengurusan negara ini.

Semoga rakyat sadar, dan tidak mau dibeli suaranya oleh mereka yang tidak menggunakan iman, takwa dan syariat Allah SWT dalam meraih hasrat menjadi pejabat.

Wallahua'lam bis showab.


Dipun Waos Piantun Kathah