Penyebutan perempuan oleh Alquran, tidak ada kaitannya dengan emansipasi ataupun kesetaraan gender.
Alquran diturunkan sekitar 14 abad yang lalu. Adapun gerakan feminis yang mengusung kesetaraan gender dan emanspasi muncul di akhir abad 18 M. Gerakan ini efek dari perlakuan yang dirasa tidak adil terhadap perempuan di dunia Barat, yang tidak berhukum berdasarkan Alquran dan Alhadist.
Allah subhânahu wa ta'ala tidak mengajarkan kesetaraan gender. Allah subhânahu wa ta'ala memandang laki-laki dan perempuan adalah sama, tingkat ketakwaannya yang menjadikan mereka bisa lebih mulia di hadapan Allah subhânahu wa ta'ala. Laki-laki memiliki peran dalam kehidupan sebagaimana ketentuan syara', demikian pula perempuan.
Allah subhânahu wa ta'ala Yang Maha Mengurusi, mengurus dan memelihara semua manusia yang diciptakanNya.
Dengan demikin, perempuan dalam Islam, tidak perlu memperjuangkan kesetaraan gender ataupun emanispasi. Yang harus mereka perjuangkan adalah pelaksanaan peran sebagaimana perintah Allah subhânahu wa ta'ala dan RasulNya.
Diantara Wanita yang Tersebut Dalam Alquran
Ada hukum, pelajaran, dan hikmah dari perempuan yang disebutkan dalam Alquran. Dan berikut diantara sosok perempuan yang tersebut dalam Alquran. Penulis urutkan sesuai urutan surah Alquran yang menyebutkan mereka.
1. Sayyidah Hawa
Sayyidah Hawa (istri Nabi Adam 'alaihissalam) adalah sosok wanita pertama yang diciptakan Allah subhânahu wa ta'ala. Dan penyebutannya dalam Alquran menempati posisi pertama bersama Nabi Adam 'alaihissalam, yaitu dalam Quran Surah Albaqarah. Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
وَقُلۡنَا يَٰٓئَادَمُ ٱسۡكُنۡ أَنتَ وَزَوۡجُكَ ٱلۡجَنَّةَ وَكُـلَا مِنۡهَا رَغَدًا حَيۡثُ شِئۡتُمَا وَلَا تَقۡرَبَا هَٰذِهِ ٱلشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ
"Dan Kami berfirman, "Wahai Adam! Tinggallah engkau dan istrimu di dalam surga dan makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada di sana sesukamu. (Tetapi) janganlah kamu dekati pohon ini, nanti kamu termasuk orang-orang yang zalim!"" (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 35)
2. Hannah (Istrinya Imran)
Imran seorang shalih yang nama keluarganya menjadi nama surah ketiga dari Alquran yaitu Ali Imran. Imran memiliki istri shalihah bernama Hannah, ia sangat menginginkan melahirkan keturunan yang mengabdi kepada Allah subhânahu wa ta'ala menjadi penjaga Masjidil Aqsha. Nah, waktu itu yang boleh menempati posisi istimewa di Masjidil Aqsha adalah hanya anak laki-laki. Maka Hannahpun berharap terlahir dari rahimnya anak laki-laki.
Itikad Hannah untuk menjadikan anaknya sebagai hamba yang mengabdi kepada Allah subhânahu wa ta'ala, sampai ia nadzarkan sebagaimana disebutkan di ayat berikut ini. Dan ayat ini sekaligus menjadi ayat penyebutan atas diri Hannah dalam Alquran.
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
إِذۡ قَالَتِ ٱمۡرَأَتُ عِمۡرَٰنَ رَبِّ إِنِّي نَذَرۡتُ لَكَ مَا فِي بَطۡنِي مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلۡ مِنِّيٓ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ
"(Ingatlah), ketika istri `Imran berkata, "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku bernazar kepada-Mu, apa (janin) yang dalam kandunganku (kelak) menjadi hamba yang mengabdi (kepada-Mu), maka terimalah (nazar itu) dariku. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui."" (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 35)
3. Maryam binti Imran
Keturunan yang diharapkan oleh Imran dan istrinya, akhirnya terkabulkan. Hannah melahirkan seorang bayi yang diberkahi. Tapi, bukan bayi laki-laki, melainkan bayi perempuan. Bayi tersebut diberi nama Maryam. Dan meski ia seorang perempuan, maka Hannah tetap melaksanakan nadzarnya.
Maryam berkembang dan tumbuh. Ia pun mengabdikan dirinya kepada Allah subhânahu wa ta'ala. Ia memiliki mihrab khusus di Masjidil Aqsha. Pengurusan Maryam selanjutnya diserahkan kepada pamannya yaitu Nabi Zakaria 'alaihissalam. Hal ini sebagaimana diterangkan di ayat berikut ini. Dan ayat ini sekaligus menjadi ayat yang menyebutkan Maryam dalam Alquran.
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُولٍ حَسَنٍ وَأَنۢبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنًا وَكَفَّلَهَا زَكَرِيَّا ۖ كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيۡهَا زَكَرِيَّا ٱلۡمِحۡرَابَ وَجَدَ عِندَهَا رِزۡقًا ۖ قَالَ يَٰمَرۡيَمُ أَنَّىٰ لَكِ هَٰذَا ۖ قَالَتۡ هُوَ مِنۡ عِندِ ٱللَّهِ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ يَرۡزُقُ مَن يَشَآءُ بِغَيۡرِ حِسَابٍ
"Maka Dia (Allah) menerimanya dengan penerimaan yang baik, membesarkannya dengan pertumbuhan yang baik, dan menyerahkan pemeliharaannya kepada Zakaria. Setiap kali Zakaria masuk menemuinya di mihrab (kamar khusus ibadah), dia dapati makanan di sisinya. Dia berkata, "Wahai Maryam! Dari mana ini engkau peroleh?" Dia (Maryam) menjawab, "Itu dari Allah." Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 37)
4. Tiga menantu Nabi Nuh 'alaihissalam
Nabi Nuh 'alaihissalam adalah nabi dengan usia hidup 1000 tahun dikurang 50 tahun. Sepanjang ia hidup yang menurut ukuran manusia milineal sekarang adalah waktu yang luar biasa lama hidup di dunia, ia berdakwah hanya 6 orang yang mengimani apa yang beliau dakwahkan. Bahkan anaknya sendiri (Kan'an) tidak mengimani ajarannya.
Keenam orang tersebut ada dalam bahtera kapal penyelamat yang dibuat Nabi Nuh 'alaihissalam atas perintah Allah subhânahu wa ta'ala. Dalam tafsir Ath Thabari dijelaskan bahwa ke enam orang tersebut adalah 3 anaknya dan 3 perempuan menantunya. Dengan demikian 3 perempuan menantu Nabi Nuh 'alaihissalam ini adalah wanita beriman yang taat. Penyebutan mereka sebagaimana diterangkan di ayat berikut ini.
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
حَتَّىٰٓ إِذَا جَآءَ أَمۡرُنَا وَفَارَ ٱلتَّنُّورُ قُلۡنَا ٱحۡمِلۡ فِيهَا مِن كُلٍّ زَوۡجَيۡنِ ٱثۡنَيۡنِ وَأَهۡلَكَ إِلَّا مَن سَبَقَ عَلَيۡهِ ٱلۡقَوۡلُ وَمَنۡ ءَامَنَ ۚ وَمَآ ءَامَنَ مَعَهُۥٓ إِلَّا قَلِيلٞ
"Hingga apabila perintah Kami datang dan tanur (dapur) telah memancarkan air, Kami berfirman, "Muatkanlah ke dalamnya (kapal itu) dari masing-masing (hewan) sepasang (jantan dan betina), dan (juga) keluargamu, kecuali orang yang telah terkena ketetapan terdahulu dan (muatkan pula) orang yang beriman." Ternyata orang-orang beriman yang bersama dengan Nuh hanya sedikit." (QS. Hud 11: Ayat 40)
5. Istri Al Aziz
Al Aziz sebagai pembesar Mesir waktu itu memiliki istri. Dan ia pun memiliki pembantu yang tidak umum. Kenapa tidak umum? Karena pembantunya tersebut adalah Nabi Yusuf 'alaihissalam. Nabi Yusuf tinggal serumah dengan majikannya itu. Ayat berikut menyebutkan keberadaan istri Al Aziz sekaligus kisah fitnah yang hampir menimpa Nabi Yusuf 'alaihissalam dengan wanita tersebut.
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
وَرَٰوَدَتۡهُ ٱلَّتِي هُوَ فِي بَيۡتِهَا عَن نَّفۡسِهِۦ وَغَلَّقَتِ ٱلۡأَبۡوَٰبَ وَقَالَتۡ هَيۡتَ لَكَ ۚ قَالَ مَعَاذَ ٱللَّهِ ۖ إِنَّهُۥ رَبِّيٓ أَحۡسَنَ مَثۡوَايَ ۖ إِنَّهُۥ لَا يُفۡلِحُ ٱلظَّٰلِمُونَ
"Dan perempuan yang dia (Yusuf) tinggal di rumahnya menggoda dirinya. Dan dia menutup pintu-pintu, lalu berkata, "Marilah mendekat kepadaku." Yusuf berkata, "Aku berlindung kepada Allah, sungguh, tuanku telah memperlakukan aku dengan baik." Sesungguhnya orang yang zalim itu tidak akan beruntung." (QS. Yusuf 12: Ayat 23)
6. Perempuan-Perempuan Temannya Istrinya Al Aziz
Angin pembawa berita gosip atas peristiwa yang menimpa Nabi Yusuf 'alaihissalam dengan sepoi-sepoi menyebar di kalangan wanita-wanita Mesir. Mengetahui berita tentang dirinya menyebar, istri Al Aziz pun jengkel. Ia mengumpulkan wanita-wanita yang mengosip tentang dirinya, untuk ditunjukkan kepada mereka seperti apa sosok Nabi Yusuf 'alaihissalam itu.
Dan berikut ayat yang menceritakan kisah wanita-wanita temannya istrinya al Aziz dan sekaligus ayat ini menjadi bukti penyebutan mereka dalam Alquran.
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
وَقَالَ نِسۡوَةٞ فِي ٱلۡمَدِينَةِ ٱمۡرَأَتُ ٱلۡعَزِيزِ تُرَٰوِدُ فَتَىٰهَا عَن نَّفۡسِهِۦ ۖ قَدۡ شَغَفَهَا حُبًّا ۖ إِنَّا لَنَرَىٰهَا فِي ضَلَٰلٍ مُّبِينٍ
"Dan perempuan-perempuan di kota berkata, "Istri Al 'Aziz menggoda dan merayu pelayannya untuk menundukkan dirinya, pelayannya benar-benar membuatnya mabuk cinta. Kami pasti memandang dia dalam kesesatan yang nyata."" (QS. Yusuf 12: Ayat 30)
Bersambung...