يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Selasa, 24 April 2012

MEMBANGUN KARAKTER DIRI DENGAN ISLAM

Banyak fakta kerusakan moral di muka bumi ini. Kita tidak pungkiri bahwa kriminalitas telah terjadi sejak zaman Nabi pertama yakni Adam AS. Pembunuhan Habil oleh Qabil adalah peristiwa pembunuhan pertama kali yang terjadi di bumi ini. Dan hingga waktu terus berjalan sampai sekarang pembunuhan jiwa terus saja terjadi. Cara pembunuhannya yang macem-macem dan aneka ragam. Kebejatan moral kaumnya Nabi Luth AS kinipun sedikit-demi sedikit terus bertambah pengikutnya. Tidak ada rasa malu apalagi dosa melakukan hubungan sesame jenis. Na’udzubillah… Dimana rasa malu itu? Dimana iman itu? Dimana kemuliaan manusia itu? Sungguh rusak kondisi saat ini. Kebenaran ditentang kedzaliman di kembangbiakkan!! Kembali dalih kebebasan dijadikan sebagai tameng. Remaja usia belasan tahun hamil, menjual diri bukan hal yang sulit ditemukan di era sekarang. Selain memang Negara memberi fasilitas tempat bagi mereka yang tuna susila tersebut.

Apa sebenarnya tujuan sebuah Negara? Bila tidak mampu memberikan kebajikan kepada warganya? Bukankah manusia itu diciptakan untuk kebaikan? Sudah seharusnyalah semua yang diperankan manusia untuk mencapai kebaikan itu.. Memang, dengan akal, pemikiran manusia bisa berbeda-beda.. Dan hal ini sudah diketahui oleh Allah swt.. makanya dari itu, Allah swt menyediakan syariat, menuliskan perintah dan laranganNya bagi manusia dalam kitabNya. Untuk apa itu Allah swt lakukan? untuk kebaikan manusia. Karena Allah swt bener-bener tahu onderdil nya manusia. Allah swt tahu betul apa yang baik dan buruk untuk manusia.. Apa sesuatu yang bisa menjadikan manusia berakhlaq indah itu..? Allah swt tahu. Apa sesuatu yang bisa menjadikan manusia berkarakter baik itu? Allah swt tahu!. Dan itu semua Allah swt berikan jawabannya dalam ISLAM.

          Manusia yang berkarakter Islam itulah yang akan menghantarakan kepada kebaikan dunia dan akhirat. Dan bukankah kebaikan dunia akhirat itu yang kita dambakan sejak dahulu kala ketika kita mampu berfikir (aqil baligh). Dan kebaikan itu sesungguhnya hanyalah bisa kita raih dengan Islam. “Barangsiapa mencari agama selain agama islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.”

Bila Ibnu Miskwaih dalam kitabnya Tahzīb al Akhlāq wa Tathhīr al A’rāq menyebutkan bahwa “sebaik-baik pemikiran adalah berfikir yang terbaik” maka berfikir yang terbaik itu menurut saya tidak ada lagi selain memilih pemikiran Islam. Sebuah pemikiran yang diperoleh melalui proses berfikir dan berpentunjukkan al Quran dan as Sunnah, plus ijma dan qiyas. Sehingga pemikiran apapun yang kita dapatkan selalu melibatkan Allah swt yang Selalu memikirkan hambaNya. Allah swt tidak pernah tidur, terus mengurus hambanya.
 
“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. KursiAllah meliputi langit dan bumi. dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar”. (QS Al Baqarah 255)

            Okelah, bahwa dalam diri manusia ada naluri mencintai kebaikan dan kebajikan (sinonim). Semua orang pasti akan mengatakan menolong orang yang membutuhkan adalah kebajikan. Dan kita seharusnyalah saling tolong menolong. Namun perlu diingat, dalam diri manusia juga ada namany nafsu, rasa malas menolong dan enggan menolong. Akankah segala kebajikan itu berhenti pada keputusan yang dibuat oleh manusia itu sendiri? Tentunya tidak bisa selalu begthu. Bila iman lagi memiliki sinyal yang kuat, insyaAllah seorang muslim akan merelakan dirinya menolong orang yang membutuhkan tersebut. Namun jika sedang yangkus (futur), cuek mungkin jadi pilihan.. oleh sebab itu dibutuhkan sesuatu yang lain.. Sesutu itu yang bisa menjaga aqidah manusia, yang bisa membawa kondisi pada iman dan ketaatan.

            Sesuatu yang lain itu adalah lingkungan, masyarakat, Negara yang menerapkan syariat Islam. Tidak pernah ada ceritanya, apa yang disyariatkan Allah swt membawa keburukan bagi manusia. Setiap syariat membawa maslahat. Setiap peninggalan syariat membawa mafsadat. Setiap apa yang yang disyariatkan pasti dinilai baik oleh hati nurani manusia. Kecuali manusia yang yang tidak berhatinurani..

             Finally, back to Islam, bring Islam in our life. Jadikan Islam sebagai identitas diri kita. Akhlaq Islam menjadi stempel kita. Semoga Allah memberkahi dan selalu menunjuki kita ke jalan taqwa.. amiin.. Laahaula walaa quwwata illa billah.. wama taufiqi illa billah.. Ehm.. mungkin tulisan ini kurang lengkap, tapi semoga aja bermanfaat.. aminn.. wallahua’alam..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dipun Waos Piantun Kathah