Banyak fakta kerusakan moral di muka bumi ini. Kita tidak pungkiri
bahwa kriminalitas telah terjadi sejak zaman Nabi pertama yakni Adam AS.
Pembunuhan Habil oleh Qabil adalah peristiwa pembunuhan pertama kali yang terjadi
di bumi ini. Dan hingga waktu terus berjalan sampai sekarang pembunuhan jiwa
terus saja terjadi. Cara pembunuhannya yang macem-macem dan aneka ragam.
Kebejatan moral kaumnya Nabi Luth AS kinipun sedikit-demi sedikit terus
bertambah pengikutnya. Tidak ada rasa malu apalagi dosa melakukan hubungan
sesame jenis. Na’udzubillah… Dimana rasa malu itu? Dimana iman itu? Dimana
kemuliaan manusia itu? Sungguh rusak kondisi saat ini. Kebenaran ditentang
kedzaliman di kembangbiakkan!! Kembali dalih kebebasan dijadikan sebagai
tameng. Remaja usia belasan tahun hamil, menjual diri bukan hal yang sulit
ditemukan di era sekarang. Selain memang Negara memberi fasilitas tempat bagi
mereka yang tuna susila tersebut.
Apa sebenarnya tujuan sebuah Negara? Bila tidak
mampu memberikan kebajikan kepada warganya? Bukankah manusia itu diciptakan
untuk kebaikan? Sudah seharusnyalah semua yang diperankan manusia untuk
mencapai kebaikan itu.. Memang, dengan akal, pemikiran manusia bisa
berbeda-beda.. Dan hal ini sudah diketahui oleh Allah swt.. makanya dari itu,
Allah swt menyediakan syariat, menuliskan perintah dan laranganNya bagi manusia
dalam kitabNya. Untuk apa itu Allah swt lakukan? untuk kebaikan manusia. Karena
Allah swt bener-bener tahu onderdil nya manusia. Allah swt tahu betul apa yang
baik dan buruk untuk manusia.. Apa sesuatu yang bisa menjadikan manusia
berakhlaq indah itu..? Allah swt tahu. Apa sesuatu yang bisa menjadikan manusia
berkarakter baik itu? Allah swt tahu!. Dan itu semua Allah swt berikan
jawabannya dalam ISLAM.
Manusia yang
berkarakter Islam itulah yang akan menghantarakan kepada kebaikan dunia dan
akhirat. Dan bukankah kebaikan dunia akhirat itu yang kita dambakan sejak
dahulu kala ketika kita mampu berfikir (aqil baligh). Dan kebaikan itu sesungguhnya
hanyalah bisa kita raih dengan Islam. “Barangsiapa mencari
agama selain agama islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama
itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.”
Bila Ibnu Miskwaih dalam kitabnya Tahzīb
al Akhlāq wa Tathhīr al A’rāq menyebutkan bahwa “sebaik-baik pemikiran
adalah berfikir yang terbaik” maka berfikir yang terbaik itu menurut saya tidak
ada lagi selain memilih pemikiran Islam. Sebuah pemikiran yang diperoleh
melalui proses berfikir dan berpentunjukkan al Quran dan as Sunnah, plus ijma
dan qiyas. Sehingga pemikiran apapun yang kita dapatkan selalu melibatkan Allah
swt yang Selalu memikirkan hambaNya. Allah swt tidak pernah tidur, terus
mengurus hambanya.
“Allah, tidak ada Tuhan
(yang berhak disembah) melainkan dia yang hidup kekal lagi terus menerus
mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang
di langit dan di bumi. tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa
izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang
mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang
dikehendaki-Nya. KursiAllah meliputi langit dan bumi. dan Allah tidak merasa
berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha besar”. (QS Al
Baqarah 255)
Okelah, bahwa
dalam diri manusia ada naluri mencintai kebaikan dan kebajikan (sinonim). Semua
orang pasti akan mengatakan menolong orang yang membutuhkan adalah kebajikan. Dan
kita seharusnyalah saling tolong menolong. Namun perlu diingat, dalam diri
manusia juga ada namany nafsu, rasa malas menolong dan enggan menolong. Akankah
segala kebajikan itu berhenti pada keputusan yang dibuat oleh manusia itu
sendiri? Tentunya tidak bisa selalu begthu. Bila iman lagi memiliki sinyal yang
kuat, insyaAllah seorang muslim akan merelakan dirinya menolong orang yang
membutuhkan tersebut. Namun jika sedang yangkus (futur), cuek mungkin
jadi pilihan.. oleh sebab itu dibutuhkan sesuatu yang lain.. Sesutu itu yang
bisa menjaga aqidah manusia, yang bisa membawa kondisi pada iman dan ketaatan.
Sesuatu yang lain
itu adalah lingkungan, masyarakat, Negara yang menerapkan syariat Islam. Tidak pernah
ada ceritanya, apa yang disyariatkan Allah swt membawa keburukan bagi manusia. Setiap
syariat membawa maslahat. Setiap peninggalan syariat membawa mafsadat. Setiap apa
yang yang disyariatkan pasti dinilai baik oleh hati nurani manusia. Kecuali manusia
yang yang tidak berhatinurani..
Finally, back
to Islam, bring Islam in our life. Jadikan Islam sebagai identitas diri
kita. Akhlaq Islam menjadi stempel kita. Semoga Allah memberkahi dan selalu
menunjuki kita ke jalan taqwa.. amiin.. Laahaula walaa quwwata illa billah..
wama taufiqi illa billah.. Ehm.. mungkin tulisan ini kurang lengkap, tapi
semoga aja bermanfaat.. aminn.. wallahua’alam..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar