يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Jumat, 18 Mei 2012

ALWAYS ISLAM


Terkadang dalam hidup ini, kita inginnya apa aja yang kita harapkan segera terkabul. Ga sabaran gthu lah bahasa lainnya. Mungkin bisa dimaklumi karena memang dalam diri manusia ada naluri baqa’ (naluri mempertahankan diri, naluri ingin dihargai, naluri ingin berkuasa, dan terpuaskan segala harapan). Namun kenyataanya tidak demikian.. Ada batas kekuasaan dan kemampuan manusia. Batas kemampuan dan kekuasaan inilah yang menjadikan manusia memang layak disebut manusia atau makhluk.
Dengan akal yang telah dianugerahkan Allah swt, menjadikan manusia mampu mengihsas (mengindra) kelemahan dalam dirinya dan kekuasaan yang menciptakan akal pada dirinya. Potensi akal yang telah melekat dalam diri manusia bukanlah tanpa arti diciptakan. Keberadaan akal inilah harusnya menjadikan manusia semakin mudah menemukan Tuhannya. Bagaimana tidak? Dengan daya pikir ini manusia bisa menemukan berbagai macam pengetahuan dan teknologi. Dari jaman unta jadi jaman Toyota, Honda, Mercedes dll. Dari jaman surat  jadi jama email, fb, twitter dll, dari jaman kayu bakar jadi gas elpiji dan seterusnya. Namun kendati demikian tetap saja manusia tidak berdaya menghadang banjir, tsunami, badai, gempa, kecelakaan hingga kematian. Manusia juga tetap tidak mampu menendegar dengan telingganya suara jarak 1 km. tidak mampu melihat jarak 1 km. tetap saja manusia ada batasnya!
Namun apa yang terjadi saat ini? Akal manusia kadang digunakan untuk mengakali (mengelabuhi) firman-firman Rabbnya. Dengan berkedok perkembangan jaman, ayat-ayat Allah swt banyak dilanggar. Era modern, sehingga Islam harus mengikuti perkemabangan jaman, begthu alasan mereka. Tidak tahukah anda bahwa Islam itu selalu sesuai jaman!. Tidak akan pernah anda temukan Islam tidak punya solusi dalam mengatasi berbagai macam problem kehidupan. Harusnya umat Islam Percaya Diri dengan Islam, menunjukkan idealism Islam, menunjukkan Ideologi Islam, dan membawa mereka yang tidak sesuai Islam untuk menyesuiakan diri dengan Islam. Bukan sebaliknya!!!
 Bila barat mendefiniskan modern dengan kemajuan teknologi, kemapanan ekonomi kapitalis, kebebasan pergaulan, demokratisasi pemerintahan, kapitalisasi pendidikan dan lain-lainnya, harusnya umat Islam menunjukkan modern dalam konsep Islam. Maju teknologi dan tetap berakhlaq mulia, ekonomi Islam bukan kapitalis ribawi, pergaulan Islam bukan kebebasan, pemerintahan Islam dalam bingkai Khilafah, pendidikan Islam yang bertujuan membangun kepribadian Islam peserta didik. Dan semuanya itu dibangun di atas dalil-dalil shahih dan hasil ijtihad yang shohih.
Jangan malah mengikuti barat. Barat punya mis universe berbondong-bondong membuat mis muslim, barat ramai dengan perayaan tahun baru masehi dengan pesta dipantai berbondong-bondong mengikuti. Semuanya hanya untuk mengejar image “modern” ala barat. Apalah artinya ini semua! Tidak ada gunanya wahai umat terbaik!! Modern ala barat condong pada nafsu duniawi, materi menjadi tujuan. Kesenangan syahwat yang dipuja-puja. Dan modern yang seperti ini hanya ilusi. Karena nikmatnya hanya sesaat. Tak mampu menentramkan jiwa.
Kita umat Islam harus bangkit dan membangun peradaban dengan Islam. Kita harus merekontruksi pemikiran kita, bahwa Islamlah yang mampu membawa pada kejayaan dan ketinggian moral. Kita harus menjadikan Islam sebagai mercusuar peradaban dunia. Kita harus menjadikan mereka (non muslim) iri dengan Islam dan bercita-cita meniru umat Islam. Bukan kita meniru mereka tapi mereka yang harus meniru kita. Jangan pernah kita punya prinsip meniru barat, mengkiblat peradaban barat. Bukan berart semua dari barat adalah rusak alias buruk dan tak patut dicontoh. Tidak demikian. Pemikiran-pemikiran yang bertentangan dengan aqidah Islam itulah yang wajib ditinggalkan. Teknologi bolehlah kita belajar dari barat. Masalah2 teknis bolehlah melihat barat. Tapi tidak buat system kehidupan dan aturan hidup!
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”. (QS. Ali Imran: 110). Wallahua’alam.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dipun Waos Piantun Kathah