يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Sabtu, 30 November 2013

MASJID DAN PERADABAN ISLAM


Sekarang lagi di Mesjid Jami Trenggalek yang masih dalam tahap penyempurnaan. Meski belum sempurna, tapi masyaAllah mesjid ini udah terlihat bagus. Tiangnya yang besar serta lantainya yang kemilau menambah indah rumah Allah ini. Saat ini saya lagi di aula utama Masjid khusus putri. Ada 1 ibu-ibu di samping saya dan 1 ibu-ibu  lagi sholat. Suasana hening dan sepi. Tentu nilai plusnya sholat jadi khusuk. Dan saya menulispun juga nyaman. hehe...
Tapi disisi lain tentu hal yang tidak mengenakkan hati dan pikiran bila Masjid sepi dari jamaah sedangkan maal dan tempat-tempat hiburan ramai dikunjungi orang. Masjid memang tidak lagi difungsikan sebagaimana dulu di  masa-masa Rasululullah, khulafaurrasydin, dan para khalifah. Bila dulu Masjid digunakan sebagai tempat ibadah sekaligus tempat berkumpulnya kaum muslimin untuk menimba ilmu, mengatur strategi dakwah, mengatur strategi perang, belajar al Quran, dan lain-lain, tapi kini mesjid hampir fokus sebagai tempat ibadah semata. Bahkan saya pernah menjumpai masjid yang dikunci alias digembok diluar waktu sholat. Nah, jadinya tidak bisa mengadakan diskusi bab agama di Masjid diluar waktu sholat.  Hem..Perubahan pemanfaatan masjid ini tentu membawa efek yang besar terhadap kesatuan, kekuatan, dan penyebaran agama ini.
Fenomena Muslim tidak cinta masjid adalah fenomena yang menghawatirkan. Bagaimana tidak? Apabila seorang muslim tidak lagi cinta dengan mesjid, kemana lagi kaki mereka akan melangkah? Sedangkan masjid adalah satu-satunya tempat ibadah diluar rumah mereka sendiri. Bila seorang muslim tidak lagi menjadikan mesjid pusat pengaturan berbagai macam urusan maka apa dan bagaimana aturan  yang akan mereka terapkan. Padahal ketika semua hal itu di bahas dan dikupas di dalam masjid maka hati dan akal manusia akan selalu ingat dengan Rabbnya. Sehingga dalam membuat berbagai macam aturan dan ketentuan hidup akan senantiasa di ikatkan dengan Allah swt. Dengan bahasa lain akan selalu merujuk pada al Quran dan al Hadits. 
Satu hal yang harus kita ingat lagi, bahwa orang-orang yang hatinya selalu terikat dengan masjid (memakmurkan masjid) maka Allah akan memberikan kepadanya Naungan di saat tidak ada naungan kecuali naungan Allah swt, yaitu naungan di hari penghisapan nanti. So, mari kita makmurkan kembali masjid. Masjid bisa menjadi tempat ta'lim, tarbiyah, tasqif, bahkan tempat membahas masalah-masalah keumatan lainnya. Semakin sering kita berkumpul dimasjid maka akan semakin kokoh ukhuwah Islamiyah. Dan tentunya akan semakin mantap kekuatan kaum muslimin. Wallahua'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dipun Waos Piantun Kathah