Hengkangnya penjajah Belanda dan Jepang dari negeri ini bukan semata karena perlawanan rakyat Indonesia. Hadirnya ruh rela mati didalam dada rakyat pada waktu itu bukan semata karena semangat mereka. Keikhlasan penjajah untuk meninggalkan negeri ini juga buka semata karena merasa bosan dengan Indonesia. Sesungguhnya ada kekutan lain yang menghadirkannya. Siapakah pemilik kekuatan itu? Dialah Allah SWT yang ada dibalik kesuksesan rakyat negeri ini mengusir penjajah dari bumi zamrud khatulistiwa. Hal inilah yang harus benar-benar disadari oleh seluruh warga negara Indonesia.
Kalimat dalam UUD 1945 yang menyebutkan bahwa kemerdekaan ini adalah atas rahmat Allah SWT tidak boleh hanya sekedar jadi kalimat ceremony. Harus diingat dan dipahami apa kandungannya. Sungguh sejatinya kemerdekaan ini adalah pemberian Allah SWT. Maka sudah sepantasnya bangsa ini bersyukur kepada Allah SWT. Negeri yang loh jinawi, melimpah ruah hasil buminya diberikan Allah SWT kepada Indonesia bukan tanpa maksud dan tujuan. Jika diciptakannya manusia adalah untuk mengabdi beribadah kepada Allah SWT, maka dikaruniainya bangsa ini dengan kekayaan yang melimpah apakah akan menjadikan manusia Indonesia semakin mengenal Rabbnya ataukah tidak? Semakin bertakwa kepada Allah SWT apa tidak? Semakin bersyukur apa tidak? Atau malah kufur, rakus dan lupa untuk beribadah dan mentaati syariatNya.
Melupakan Allah SWT dalam mengatur urusan kenegaraan itu tidaklah tepat. Melupakan Allah SWT dalam mengatur sumberdaya alam juga tidak tepat. Melupakan Allah SWT dalam bergaul antar warga negera juga tidak benar. Melupakan Allah SWT dalam mengurus perkara keseharian juga tidak benar. Bukankah Allah SWT yang telah memberikan kemerdekaan ini?. Maka di moment HUT Kemerdekaan ini marilah melakukan muhasabah kemerdekaan. Muhasabah untuk mengevaluasi kesyukuran penduduk negeri ini. Melupakan Allah SWT adalah bentuk ketidaksyukuran dan kesombongan penduduk negeri ini.
Bila negeri ini dilanda bencana alam dan persoalan bangsa yang tiada kunjung usai semisal munculnya tindak kriminal dimana-mana, bertebarannya para koruptor, pertikaian sesama warga, atau juga merebaknya sex bebas dan permasalahan bangsa lainnya, maka sesungguhnya bisa jadi itu adalah bala’ alias bencana yang Allah SWT timpakan atas kelalaian dan kesombongan penduduk negeri ini. Baik oleh penguasa ataupun rakyat biasa. Allah SWT berfirman, " Jikalau sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, Pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, Maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya” (QS. Al A’raaf: 96).
Dan hanya ada satu jalan untuk meraih kehidupan berbangsa yang penuh kedamaian, kesejahteraan dan kesyukuran. Jalan itu adalah jalan takwa. Inilah yang harus dipilih oleh seluruh rakyat di negeri ini. Baik itu pejabat, ulama, santri, pedagang, pendidik, dokter, petani, pelajar, dan apapun profesinya harus bertakwa kepada Allah SWT. Takwa inilah yang menjadikan manusia hanya menghamba pada Allah SWT. Bukan menghamba pada manusia, harta, jabatan ataupun pada makhluk yang kasat mata. Seluruh komponen negeri ini harus beribadah dengan istiqamah dan menerapkan syariatNya dalam seluruh aspek kehidupan menuju kekhilafahan yang berdiri di atas manhaj kenabian. Wallahua'lam..
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Dipun Waos Piantun Kathah
-
Kamu, Pasti punya orang tua Ada bapak, ada ibu Senang pastinya kamu, memiliki kedua orang tua Tenang hidup bersama mereka Semua kebutuhan ...
-
Terhitung dari hari ini, Indonesia dipimpin oleh presiden dan wakil presiden baru. Pak Prabowo dan Pak Gibran. Baarakallaahu fiikum. Sebaga...
-
Presiden Jokowi menandatangani PP No 28 Tahun 2024 tentang kesehatan. Pada pasal 103 ayat 1 disebut upaya kesehatan sistem reproduksi anak s...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar