يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Jumat, 10 April 2015

SAKIT HATI

Tadi malem, selepas magrib, temen telpun. Dalam keadaan menangis dia mengucap salam. Tentunya saya kaget, karena sudah sekian lama dia tidak sms dan telpun pada ku. Tapi malam itu telpon kok dalam keadaan menangis. Langsung aja aku tanya kenapa kok menangis? Dia jawab singkat. "Sakit hati". MasyaAlloh..

Dia cerita bahwa sakit hatinya itu karena di jahilin oleh someone, . But, sakit hati yang di rasakan hingga berhari-hari bahkan ini udah terhitung some month -hehe..sorry bila grammarnya amburadul-. Pernyataan dia yang makin buat saya kaget adalah: "Mb, klo aku bunuh diri saja bagaimana?". Innalillahi...

Stop sampai disini ceritanya ya.. yang pasti temenku tidak jadi bunuh diri..

Sahabat blogger..
Bisa jadi diluar sana ada banyak orang yang memiliki kasus seperti temenku ini. Dan bukankah dia awal bulan April lalu kita dikejutkan dengan berita bunuh dirinya satu keluarga (Ayah, Ibu dan anak) di kediri? Kemudian juga bunuh dirinya 2 bapak polisi? Sungguh menyeramkan..

Pertanyaannya: kenapa bermunculan orang-orang yang memilih jalan kematian untuk mengatasi problem yang dihadapinya? Memang betul secara duniawai orang yang sudah mati tidak bakalan mendapati masalah dunia. Tapi bagaimana dengan masalah di akhiratnya? Bukankah masalah di akhirat itu bersifat abadan "selamanya"? Karena orang yang sudah sampai di akhirat tidak bakalan kembali lagi kedunia.

Mari perbaiki main set berfikir kita. Dunia itu fana. Artinya yang hidup di dunia itu juga tidak selamanya. Artinya juga masalah yang dihadapai manusia itu juga tidak selamanya. Peristiwa demi peristiwa akan silih berganti menjumpai manusia. Bahagia kemudian susah kemudian bahagia lagi dan  akan berulang lagi begitu. And the most important yang harus kita tahu adalah apa sih definisi happy and sad?

Jika kita mentranslate happy dengan we get all -sorry bl ada kesalahan grammar-, maka jadilah kita akan sakit hati dan tiada merasa puas. But if you tarjim happy adalah jika Alloh meridhoi kita -artinya kita tidak bermaksiat pada Alloh dan tidak menyakiti others - so InshaAlloh we will always happy..

Jadi, bila kita ada masalah datangilah Alloh SWT. Dialah yang menciptakan segalanya dan kepadaNyalah kembalinya kita semua. Curhatkan segalanya kepada Alloh dan rasakanlah kelapangan hati setelahnya. Subhanalloh.

Seorang mukmin itu tidak memiliki rumus bunuh diri untuk mengatasi masalah. Namun dia akan menjadikan masalah yang sedang dihadapinya sebagai jalan untuk mendekat lagi kepada Alloh.

Dan bukankah para wali dulu telah mengajari kita tentang obat hati yang lima. Apa saja itu?
1. Dzikir sing suwe (berdzikir yang lama)
2. Weteng ingkang luwe (Puasa)
3. Kumpul kalian tiang sholih (Kumpul dengan orang-orang shaleh)
4. Moco Qur'an lan maknanya (Membaca al Qur'an dan maknanya)
5. Sholat malem (Tahajud)

Nah, pesan para wali ini, bila kita laksanakan salah satunya saja, inshaAlloh tiada lagi sakit hati.. Apalagi bila kita menjalankan kelimanya, pastinya hidup ini akan terasa lapang walau sejuta masalah menghadang. Hati akan terasa tenang dan tidak silau dengan dunia. Setuju sobat??

Baiklah, sekian dulu ya sobat blogger, semoga tulisan pendek ini bermanfaat bagi saya dan juga anda. aamiin aamiin yaa robbal'alamiin...

Wassalaamu'alaikum...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dipun Waos Piantun Kathah