يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Selasa, 18 Juni 2019

BUNGA KEHIDUPAN

Alangkah syukurnya bila kita mampu menjadikan kemudahan sebagai bunga kehidupan
Alangkah mulianya bila kita mampu menjadikan kebahagiaan sebagai bunga kehidupan
Alangkah tawadhu'nya bila kita mampu menjadikan kelebihan sebagai bunga kehidupan
Alangkah berilmunya bila kita mampu menjadikan kelapangan sebagai bunga kehidupan

Alangkah sabarnya bila kita mampu menjadikan kesulitan sebagai bunga kehidupan
Alangkah ikhlasnya bila kita mampu menjadikan kesedihan sebagai bunga kehidupan
Alangkah qanaahnya bila kita mampu menjadikan kekurangan sebagai bunga kehidupan
Alangkah mulianya bila kita mampu menjadikan kesempitan sebagai bunga kehidupan

Bunga kehidupan ibarat bunga
Ia indah dipandang saat mekar
Ia menebarkan bau wangi
Ia menyejukkan hati yang melihatnya

Namun bila saatnya layu tiada yang dapat menolaknya
Ia jadi tidak sedap dipandang
Semerbak harum baunya pun hilang
Tidak lagi menyejukkan mata yang memadang

Waktu berjalan, bunga layu itupun jatuh ke tanah
Hingga tiba masa pengganti
Dan mekar lah bunga baru elok nan semerbak harum

Demikian pula dengan kehidupan ini
Akan ada masa bagi manusia bertengger diatas
Bahagia, berjaya, lapang, senang disepanjang masa yang dilewatinya
Terhormat, berkuasa dan apapun bisa diraihnya

Namun, bila tiba masa Allah SWT mencabutnya
Kesempitan, kesusahan, kesulitan, kekurangan, gundah, sedih melingkari sepanjang masa yang dikehendakiNya
Inilah masa antara ujian dan balasan dosa di dunia
Hingga terhenti karena Allah SWT memberikan ijazah kelulusan
Kehidupan pun yang sendu layu Allah SWT ubah dengan bahagia

Bunga-bunga kehidupan
Percikan cinta dari sang Ilahi
Andai kita bisa mengeja
Tak berat kaki taat tak luka hati tersakiti
Sungguh berat, hanya mereka yang hebat
Bukan hamba yang berlumur dosa
Laahaula wa la quwwata illa billah
Rabbanaa innanaa amanna waghfirlanaa dzunuubanaa waqinaa 'adzaabannaar. Aamiin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dipun Waos Piantun Kathah