يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Senin, 15 Juni 2020

GHIBAH DIANGGAP BIASA DOSANYA LUAR BIASA

Lisan dicipta tidak bertulang. Tentu tidak kebayang ya, bila lisan dan lidah ada tulangnya! Pasti tidak bisa makan dan bicara. Kaku terjulur. Hiii, ngeri tentu dilihat!. Untungnya Allah ﷻ  Maha Hebat. Sudah dipikir matang sebelum menciptakan manusia. Dan Ia cipta manusia dalam bentuk sempurna, sebagaimana Allah azza wa jalla firmankan
"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (QS. At Tiin: 4)

“Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang” (QS, Al Infithar: 7)

MasyaAllah! Maha Benar Allah dengan segala firmanNya. Ayuk, bersyukur kepada Allah azza wa jalla atas karunia penciptaan yang sempurna ini.

Nah, adapun salah satu wujud bersyukur adalah menggunakan lisan untuk berkata yang baik dan benar. Kalau ghibah alias rasan-rasan alias membicarakan keburukan orang lain, maka ini termasuk kejahatan lisan. Salah satu bentuk jarimah alias kriminalitas oleh lisan. Bagi pelaku jarimah lisan ini juga ada hukumannya loh!.

Sebagaimana Allah azza wa jalla berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang” (QS. Al Hujurat: 12).

Dalam ayat tersebut Allah azza wa jalla terangkan mereka yang membicarakan, mencari-cari, mengorek-ngorek, mengunjing keburukan orang lain seperti memakan bangkai saudaranya. Itu artinya amat buruk perbuatan tersebut. Karena hanya binatang yang mau memakan bangkai. Seorang muslim diharamkan memakan bangkai. Astagfirullah.

 Jadi, ghibah adalah menyebutkan sesuatu yang terdapat pada diri seorang muslim, sedang ia tidak suka jika hal tersebut disebutkan. Baik mengenai jasmaninya, agamanya, kekayaannya, akhlaqnya, dan sebagainya.

Dalam hadist Rasulullah SAW ada penjelasan terkait dosa ghibah ini. Berikut hadist Nabi SAW;
“Riba itu ada 72 pintu. Yang paling ringan darinya sama dengan dosa seorang laki-laki yang menyetubuhi ibunya sendiri. Dan riba yang paling berat adalah pergunjingan seorang laki-laki atas kehormatan saudaranya” (AS Silsialah ash Shahihah no 1871).

Dalam kaidah bahasa bahasa arab, seruan yang menggunakan kata berjenis laki-laki berlaku pula untuk perempuan. Jadi, hadist tersebut juga menyasar kaum wanita.

Semoga Allah Yang Pengampun, mengampuni atas dosa ghibah yang pernah kita lakukan. aamiin. Dan mari berusaha sekuat sebisa kita untuk tidak ghibah.
Wallahua'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dipun Waos Piantun Kathah