Muhasabah Korupsi Dipergantian Tahun Masehi |
Ada KPK, korupsi bukan berhenti
Malah menjadi-jadi
Ini hati pejabat mati atau salah mengadili
Sehingga tetap lahir tikus tikus berdasi
Sejarah korupsi dari Januari-November 2021, dikutip dari nasional.sindonews.com (17/12/2021), ada 3.708 pengaduan korupsi dengan 3.673 telah rampung diverifikasi oleh KPK.
Ternyata begitu banyak korupsi yang terjadi
Menyesal pasti yang dulu memilih pejabat ternyata korupsi
Masihkah mau pemilu demokrasi lagi?
Tribunnews.com (8/12/2021) merangkum 6 pejabat tertangkap KPK di tahun 2021. Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah, Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat, Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari, Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono, Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex Noerdin, Bupati Kuantan Singingi Andi Putra.
Lantas, tiga ribuan pengaduan korupsi lainnya dilakukan siapa? Petani, pedagang sayur keliling, nelayan, buruh, atau rakyat kecil lainnya? Tentu bukan. Korupsi sebagaimana definisinya adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan atau sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang lain. Rakyat kecil malah menjadi korban dari ulah koruptor. Uang negara yang seharusnya untuk mensejahterakan rakyat digelapkan pejabat.
Dimanakah Tuhan ditempatkan?
Jabatan diurus tanpa iman
Begitu bila sekulerisme menjadi landasan
Dalam sejarah Islam, ghulul pernah terjadi. Riswah pernah dialami seorang pejabat pengumpul sedekah. Dari Abu Humaid Abdurrahman bin Sa'ad As Sa'diy ra., Ia berkata, "Rasulullah SAW menugaskan seorang dari suku Azdi yang bernama Ibn Al Lutbiyyah untuk mengumpulkan sedekah. Tatkala orang itu datang kepada Nabi, ia berkata, "Ini untuk engkau, dan ini hadiah untukku". Rasulullah SAW berdiri di atas mimbar dan membuka kutbahnya dengan memuji Allah SWT dan melanjutkan kutbahnya, "Sesungguhnya aku telah menugaskan seseorang diantara kalian, tugas itu diberikan Allah kepadaku, kemudian ia datang dan berkata, "Ini untuk engkau, dan ini hadiah untuk ku". Andai ia memang benar, mengapa ia tidak duduk saja di rumah ayahnya atau ibunya hingga hadiah itu diberikan padanya. Demi Allah, barangsiapa diantara kalian yang mengambil sesuatu yang bukan haknya niscaya di hari kiamat ia menghadap Allah sambil memikul yang diambilnya di dunia. Demi Allah, aku tidak ingin melihat seorangpun diantara kalian menghadap Allah dengan memikul unta, lembu atau kambing yang mengembik". Kemudian beliau menengadahkan kedua tangannya hingga terlihat putih kedua ketiak beliau, seraya bersabda, "Ya Allah bukankah aku telah menyampaikan" (HR Bukhari dan Muslim).
Mengurus rakyat dengan landasan iman
Jabatan jalan mendekat kepada Tuhan
Pejabat haram menerima uang sogokan
Sistem pemerintahan yang diteladankan oleh Rasulullah terintegrasi dengan al Quran. Dimana Al Quran mewajibkan rakyat taat pada ulil amri yang taat kepada Allah dan RasulNya. Allah SWT berfirman,
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْۤا اَطِيْـعُوا اللّٰهَ وَاَ طِيْـعُوا الرَّسُوْلَ وَاُ ولِى الْاَ مْرِ مِنْكُمْ ۚ فَاِ نْ تَنَا زَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَا لرَّسُوْلِ اِنْ كُنْـتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِا للّٰهِ وَا لْيَـوْمِ الْاٰ خِرِ ۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا
"Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan ulil amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." (QS. An-Nisa' 4: Ayat 59)
Sistem yang demikian menjadikan pemerintahan dijalankan untuk meraih ridho Allah SWT, dan keselamatan dunia akhirat. Rakyat mentaati ulil amri juga dalam rangka demikian.
Sistem demikian bisa membentuk sistem dengan oknum korupsi limit mendekati nol. Rakyat pun tidak mau dibeli suaranya saat pemilu.
Tentu beda dengan sistem demokrasi kapitalisme yang saat ini diterapkan dunia. Sistem yang dibentuk berbasis sekulerisme. Memisahkan agama dari pengaturan kehidupan. Jabatan untuk tujuan dunia dan jadi rebutan. Ratusan juta hingga milyaran dipakai untuk maju dalam pemilu. Maka wajar ketika menjabat ladang balikin modal. Rakyat pun ogah memilih tanpa kompensasi.
Iman adalah pengendali terkuat bagi seorang muslim dari tindak korupsi. Seburuk apapun sistem, jika iman ini kuat, maka bisa menjaga dari tindak riswah ataupun kriminalitas lainnya. Sebaliknya, sebaik apapun sistem jika iman tidak ada maka peluang maksiat itu terbuka.
Maka sebuah bencana jika agama dipisahkan dari negara, jika iman ditinggalkan dalam menjalankan jabatan. Imam Ghazali menyebut agama sebagai landasan bernegara dan negara menjaga agama.
Kekeliruan terbesar adalah saat Islam ditinggalkan dan mengambil sekulerisme-kapitalisme sebagai pijakan. Bila dalam sistem Islam yang membentuk biah iman dan takwa disemua level masih ada korupsi, apalagi sistem yang meninggalkan Islam dari kehidupan bernegara?
Khatimah
Pejabat tidak korupsi, rakyat tidak mau dibeli suaranya
Untuk itu tinggalkan kapitalisme sekulerisme demokrasi
Membentuk sistem kenegaraan berbasis iman takwa
Kaffah menerapkan Islam pada diri dan negeri
Terwujudlah apa yang difirmankan Allah SWT dalam Qs Al A'raf ayat 96
Wallahua'lam bis showwab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar