Qalbun |
Tulisan kali ini tidak membahas berbagai definisi dari berbagai ilmuwan.
Penulis mendefinisikan jiwa bukanlah fisik. Nah itu semua orang tahu. Hehe
Jiwa itu terkait dengan ekspresi hati dan pikiran. Soalnya manusia itu terdiri dari unsur fisik alias raga yang bisa dilihat. Nah berikutnya ruh (nyawa). Jadi, jiwa itu bukan ruh dalam artian nyawa.
Nah, selanjutnya, manusia itu diberi qodar berupa akal. Selain itu Allah SWT juga menganugerahkan qalbu. Nah qalbu ini punya qodar juga. Yang salah satunya bisa berfungsi sebagai akal (berfikir). Mari kita simak ayat Allah SWT berikut:
وَلَـقَدْ ذَرَأْنَا لِجَـهَنَّمَ كَثِيْرًا مِّنَ الْجِنِّ وَا لْاِ نْسِ ۖ لَهُمْ قُلُوْبٌ لَّا يَفْقَهُوْنَ بِهَا ۖ وَلَهُمْ اَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُوْنَ بِهَا ۖ وَلَهُمْ اٰذَا نٌ لَّا يَسْمَعُوْنَ بِهَا ۗ اُولٰٓئِكَ كَا لْاَ نْعَا مِ بَلْ هُمْ اَضَلُّ ۗ اُولٰٓئِكَ هُمُ الْغٰفِلُوْن
"Dan sungguh, akan Kami isi Neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah." (QS. Al-A'raf 7: Ayat 179)
Nah, jelas kan ayat di atas menyebut kata qulub -bentuk jama' dari qalbun-
Selanjutnya Rasulullah SAW dalam hadist nya menyebutkan demikian.
"Ketahuilah, bahwa dalam tubuh manusia ada segumpal (daging), yang kalau segumpal daging itu baik, maka akan baik seluruh (anggota) tubuhnya. Dan jika segumpal daging itu buruk, maka akan buruk seluruh (anggota) tubuh. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati (manusia)". (HR. Bukhari)
Wah, itulah the power of heart sebagaimana disabdakan Nabi kita.
Balik lagi ke pembahasan jiwa ya.
Jadi jiwa yang dibahas disini sesuai dengan definisi yang penulis sebutkan di atas. Bahwa jiwa adalah ekspresi hati dan pikiran (akal). Pembaca boleh setuju boleh ngak setuju dengan definisi ini.
Ekspresi hati dan akal (selanjutnya saya sebut ekspresi jiwa) ini bila ditelusuri setidaknya ada 2.
Pertama, ekspresi jiwa sadar. Kedua ekspresi jiwa tidak sadar.
Ekspresi Jiwa Sadar
Ekspresi jiwa sadar adalah ekspresi dibawah perintah akal dan hati. Nah ekspresi jiwa sadar ini diklasifikasi menjadi 2. Ada ekspresi jiwa sadar yang baik. Dan ekspresi jiwa sadar yang buruk. Perbedaan ini disebabkan oleh hati dan akal tadi itu di tuntun oleh apa. Bila tuntunan yang digunakan adalah iman, ayat-ayat suci Al-Qur'an, sabda Nabi Saw, hikmah dari kisah para shalihin maka ekspresi jiwa sadar yang terbentuk adalah shahih/baik.
Nah jika akal dan hati ini dituntun oleh nafsu, bisikan syetan, teladan buruk dari kalangan maksiat maka terbentuk ekspresi jiwa sadar yang buruk.
Akal yang sehat dan qalbun yang salim akan membentuk jiwa yang sehat. Jiwa yang tenang. Dzan yang positif. Dan selalu ingat dengan Allah SWT. Sungguh karunia bagi seseorang yang memiliki jiwa sadar yang baik ini. Maka mari kita memintanya kepada Allah SWT.
Jiwa sadar yang baik ini akan membentuk perilaku yang baik pula. Bahkan memberikan efek kesehatan fisik. Inilah kelebihan jiwa. Bila ia sehat, bisa menyehatkan fisik. Tapi, saat jiwa ini sakit, maka bisa membawa sakitnya badan. Betapa tidak jarang, seorang dokter memberi nasehat kepada pasiennya supaya mengurangi beban pikiran, jangan banyak mikir, lapangkan hati dan lainnya.
Adapun sehatnya fisik belum tentu bisa menyehatkan jiwa. Betapa banyak orang sehat fisik tapi berbuat kejahatan, dalang kemaksiatan, pelaku angkara murka, tidak baik dengan sesama dll. Dan sakitnya fisik belum tentu berimbas pada sakitnya jiwa. Betapa tidak sedikit orang yang sakit fisiknya, tapi tetap sabar, berbuat baik, tetap taat kepada Allah SWT.
Ekspresi Jiwa Tidak Sadar
Manusia ternyata tidak selalu sadar. Ada beberapa kondisi yang menjadikan seseorang disebut tidak sadar. Yaitu, saat ia tidur, saat ia dalam pengaruh alkohol, saat ia terasuki jin, saat ia dicabut qodar akal nya (disebut gila).
Ekspresi yang ditunjukkan oleh seseorang dalam kondisi di atas adalah diluar kendali akal dan hatinya.
Saat seseorang tidur, Allah SWT pegang ruh (nyawa) dan dilepaskan jika Allah SWT berkehendak membangunkan dan memberi usia lagi bagi hambaNya tersebut. Saat tidur, ekspresi pikiran terkadang muncul. Ada yang bicara -mengigau-. Orang tidur ini tidak dihisab perbuatanya hingga ia sadar/terbangun.
Saat seseorang dalam pengaruh alkohol ia pun tidak sadar. Makanya Allah SWT mengharamkan alkohol/khamr. Jadi, apa-apa yang bisa menghantarkan pada hilangnya akal menjadi haram dikonsumsi.
Jiwa dalam pengaruh khamr adalah jiwa tidak sadar. Dan efek dari konsumsi barang haram ini menuai ekspresi jiwa yang buruk pula. Penulis belum pernah mendengar cerita, orang habis minum alkohol (dalam kondisi mabuk) kemudian ia berdzikir, berbuat baik pada orang lain, berkata baik. Yang ada adalah ekspresi kotor, buruk, berujung kriminalitas hingga pembunuhan. Na'udzubillah.
Berikutnya orang dalam kondisi kerasukan jin. Seseorang yang dirinya dikuasai jin maka fisiknya menjadi rumah jin. Na'udzubillah. Jin yang bisa merasuk dalam pembuluh darah seorang manusia bisa menggantikan akal orang yang disinggahi. Ketika manusia hingga dikuasai jin maka ia bukanlah dirinya. Beranekaragam ekspresi seseorang yang kerasukan jin. Ada yang pingsan, ada juga yang berekspresi sesuai kemauan jin.
Sungguh syetan adalah musuh bagi manusia. Dan manusia harus memeranginya. Allah SWT memerintahkan kepada hambaNya untuk meminta perlindungan kepada Nya. Melalui firmanNya, dan sabda Nabi Nya, diajarkan doa-doa untuk memperoleh perlindungan dari gangguan jin dan syetan.
Dengan demikian, jangan sekali-kali kita menjadikan kalangan jin dan syetan sebagai teman. Atau bahkan penolong atas urusan kita. Na'udzubillah.
Jiwa tidak sadar berikutnya adalah saat seseorang dicabut qodar akalnya -gila-. Ketika akal ini dicabut, maka lepaslah taklif hukum atas orang tersebut. Ekspresi jiwa sudah tidak bisa didefinisikan bagi orang gila ini. Baik buruk tidak bisa lagi dilekatkan padanya.
Khatimah
Sehat jiwa sehat raga. Sehatnya jiwa butuh nutrisi makanan dan minimum halal, sebagaimana tubuh. Selain itu akal perlu suplai ilmu dan hati perlu dzikrullah. Semoga Allah SWT mudahkan bagi kita untuk menjadi pribadi takwa dengan nafsun mutmainnah dan kembali kepada Allah SWT dengan hati yang rida dan diridaiNya. Aamiin.
Wallahua'lam bis showwab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar