Merenung dan berfikir -tafakkur- adalah aktivitas yang diperintahkan. Tafakkur dari kata fakara. Tafakkur adalah aktivitas berfikir. Kata tafakkur disebut banyak kali dalam Al Qur'an. Diantaranya dalam QS. Al Hasyr: 21,
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
لَوْ اَنْزَلْنَا هٰذَا الْقُرْاٰ نَ عَلٰى جَبَلٍ لَّرَاَ يْتَهٗ خَا شِعًا مُّتَصَدِّعًا مِّنْ خَشْيَةِ اللّٰهِ ۗ وَتِلْكَ الْاَ مْثَا لُ نَضْرِبُهَا لِلنَّا سِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُوْنَ
"Sekiranya Kami turunkan Al Qur'an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah-belah disebabkan takut kepada Allah. Dan perumpamaan - perumpamaan itu Kami buat untuk manusia agar mereka berpikir."(QS. Al-Hasyr 59: Ayat 21)
Segala ciptaan Allah SWT bisa menjadi objek untuk dipikirkan. Dari diri kita, alam semesta, tumbuhan dan hewan. Keajaiban demi keajaiban akan kita dapati. Dengan mentafakkuri ayat-ayat kauniyah ini, kita menemukan kekuasaan, keagungan Allah SWT, sehingga keimanan kita bertambah.
Hal Tersulit
Sulit dan mudah itu subjektif. Tergantung dimata siapa dan bagi siapa.
Bagi pelajar, menyelesaikan soal-soal MIPA adalah hal sulit. Bagi mahasiswa, hal tersulit adalah menyelesaikan skripsi, tesis, disertasi. Bagi yang sudah lulus kuliah, hal tersulit adalah memperoleh pekerjaan.
Bagi yang sudah berkeluarga makin banyak hal yang sulit. Dari pekerjaan, mencukupi kebutuhan pokok, mengurus anak, dan lainnya.
Kalau hal-hal tersebut disebut sulit, hanyalah sulit diwaktu itu. Perjuangannya tidak seumur hidup.
Kalau menggapai langit hingga ke lapis ke 7? Menembus bumi? Hidup di planet selain di bumi? Menyaksikan matahari dari jarak sekian cm dari matahari? Itu semua bukan hal yang tersulit. Karena semua itu di luar kuasa manusia.
Bila dicermati objek yang kita sebut sulit atau tersulit itu masih seputar urusan dunia. Padahal ada hal yang setiap hari kita lakukan di dunia tapi berdimensi ibadah mahdhoh. Apa itu?
Sholat. Sholat dengan khusyuk dan tuma'ninah adalah hal tersulit. Perjuangannya adalah seumur hidup.
Coba kita renungkan, sudahkah selama ini sholat kita khusyuk dari takbiratul ihram hingga salam? Sudahkah sholat kita di nomor satukan dari aktivitas lainnya saat adzan berkumandang?
Berkali-kali kita sholat, tapi berkali-kali pula kita ingat urusan lain saat sholat. Berapa ruku' dan sujud yang sudah kita lakukan, tapi berapa yang khusyuk?
Kadang, sholat secepat detik berjalan. Dengan pikiran dikejar tugas dan pekerjaan.
Bacaan sholat lancar dilafadzkan, tapi berapa yang kita cerna arti dan maknanya? Selesai sholat tiada bekas kesejukan di hati karena tiadanya khusyuk. Tiada efek dalam menjalani kehidupan. Sehingga muncul sebutan STMJ (Sholat Terus Maksiat Jalan). Padahal sholat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar (QS. Al Ankabut: 45).
Tepat di moment bulan Rajab ini, saat tepat untuk mentafakkuri sholat kita. Sudahkah khusyuk dan tuma'ninah?
Perintah sholat yang Nabi Muhammad SAW terima pada tanggal 27 Rajab, di shidratul muntaha ini, sudahkan kita tegakkan sehingga layak berbalas surga Firdaus? (QS. Al Mukminin:2)
Tidak Sekedar Sholat
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
اُتْلُ مَاۤ اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتٰبِ وَاَ قِمِ الصَّلٰوةَ ۗ اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَا لْمُنْكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُ ۗ وَا للّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْن
"Bacalah Kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (sholat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan."(QS. Al-'Ankabut 29: Ayat 45)
Ketika khusyuk dalam sholat sulit kita hadirkan, maka mencegah diri kita dari berbuat dosa juga menjadi sulit. Akan ada saja yang kita langgar dari larangan Allah SWT, dan akan ada perintah Allah SWT yang kita abaikan.
Dari penerapan hukum Allah SWT skala pribadi, bermasyarakat hingga bernegara, akan sulit ditegakkan. Karena hilangnya khusyuk dan tuma'ninah.
Khusyuk dan tuma'ninah membentuk hati dan akal yang tunduk pada Allah SWT. Nur -cahaya- Allah SWT akan dilekatkan pada hati dan akal orang-orang yang khusyuk. Sehingga ia mudah menerima perintah Allah SWT dan RasulNya. Mudah mengambil hikmah dan ringan menjalankan aturan Allah SWT dan RasulNya.
Maka, di moment Rajab ini, dimana 28 Rajab 1342 H adalah tanggal di bubarkannya institusi pelaksana syariah Islam, yakni khilafah Islam, tepat untuk dijadikan renungan.
Akankah keengganan kita terikat pada hukum syariah, menerapkannya dalam kehidupan, dan ketidakyakinan akan tegaknya kembali khilafah 'ala minhajin nubuwwah yang telah disabdakan Rasulullah SAW adalah buah dari sholat yang tidak khusyuk dan tidak tuma'ninah?
Khatimah
Sungguh luar biasa ketika sholat ditegakkan penuh kesadaran dan iman. Dijaga pelaksanaannya. Khusyuk dan tuma'ninah diseluruh gerakan dan bacaannya. Walau perjuangannya seumur hidup kita, tapi surga firdaus menanti sebagai balasannya.
Semoga Allah SWT memberi kita karunia berupa khusyuk dan tuma'ninah dalam sholat dan menjadikan sholat-sholat yang kita tegakkan menjadi pencegah diri kita dari perbuatan keji dan mungkar. Aamiin aamiin yaa mujiibassaailiin.
Wallahua'lam bis showwab.
MasyaAlloh tabarakallah puji
BalasHapusAamiin. Jazaakillaahu khairan Mb Faiz berkenan berkunjung di blog ku.
Hapus