Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT atas segala nikmatNya. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga beliau dan para sahabat pilihan.
Pembahasan kali ini terkait dengan muqollid.
Istilah ini -muqollid- tidak bisa dilepaskan dari ijtihad. Jika orang yang melakukan ijtihad disebut mujtahid, maka muqollid adalah sebutan bagi orang yang tidak mampu berijtihad. Ia mengikuti pendapat mujtahid.
Pintu ijtihad selalu terbuka. Selama seseorang memenuhi syarat menjadi mujtahid, maka kapanpun waktunya boleh melakukan ijtihad.
Ketiadabatasan waktu ijtihad ini karena memang tidak ada dalil yang mengharamkannya. Dan faktanya seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, berkembang pula persoalan yang muncul di masyarakat. Dan untuk mendapatkan hukum syara' dari persoalan kontemporer ini dibutuhkan ijtihad para ulama mujtahid.
Artinya juga, ada tuntutan bagi setiap muslim untuk terus mempelajari ilmu syari'ah sehingga ia mampu menggali hukum.
Tapi faktanya, ketika umat Islam berada dalam sistem kapitalisme -sebagaimana saat ini- pengetahuan dan pemahaman agama, umat Islam kebanyakan jauh dari kapasitas seorang mujtahid. Maka kebanyakan yang ada adalah muqollid -pengikut-.
Muqollid ada dua, yaitu muqollid muttabi' dan muqollid 'am.
Muqollid muttabi' adalah muqollid yang ia memiliki ilmu dan kemauan untuk meneliti diantara pendapat para mujtahid. Mengecek, membandingkan diantara dalil-dalil yang digunakan para mujtahid. Dari penelaahannya inilah kemudian ia memilih satu pendapat yang ia yakini terkuat dalilnya.
Adapun muqollid 'am adalah muqollid yang ia tidak memiliki kapasitas ataupun kemauan untuk menelaah, mengecek, membandingkan diantara pendapat para mujtahid. Ia hanya mengikuti pendapat ulama tanpa menelaahnya. Bahkan terkadang tidak tahu bagaimana bunyi dalilnya. Ia hanya mengikut kata ulama demikian.
Dari uraian singkat ini, semoga bisa memantik kita untuk terus belajar dienul Islam. Mempelajari kitabullah dan juga al hadist. Sehingga sedikit ada peningkatan kualitas kita dalam beramal. Dari yang sekedar hanya katanya begini, jadi berganti dalilnya adalah begini.
Rabbi zidni 'ilma. Aamiin aamiin yaa mujiibassaailiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar