Silahkan menulis kata kunci 'tawuran' di mesin pencari google akan muncul banyak sekali berita tawuran. Ada tawuran antar pelajar, antar geng, antar perguruan silat, alhamdulilah, tidak ada yang antar pesantren, antar santri. Jangan sampai ada!
Tawuran di Tanggerang membut seorang remaja terkena luka bacok hingga tewas (https://m.antaranews.com/amp/berita/3360780/seorang-remaja-tewas-usai-dibacok-dalam-tawuran-di-tangerang)
Sudah berapa banyak korban mati karena tawuran. Apa para bro juga mau meninggalnya karena tawuran?
Serem, apapun bentuknya tawuran, bila difoto membuat sepet mata yang memandang.
Bila mau viral, pilih aktivitas positif apa tidak ada bro! Bila mau unjuk kekuatan yang positif kan banyak. Misal, jadi pemain angkat besi! Strong!
Bila kurang pekerjaan, itu PR sekolah apakah sudah dikerjakan? Apakah sudah bantu pekerjaan orang tua? Apakah sudah menghatamkan Quran? Banyak pilihan aktivitas untuk menyibukkan diri ke hal positif.
Anak Lupa Orang Tua
Remaja tidak mungkin ada tanpa lahir dari rahim seorang ibu. Tidak mungkin tumbuh berkembang tanpa disuapi dari jerih payah orang tua. Masak, sekarang orang tua disuguhi aksi tawuran anak-anak nya! Tidak berkelas surga suguhan kalian itu! Taubat bro!
Dalam mimpipun orang tua tidak berharap melihat anaknya tawuran. Tapi entah, bila dalam impian para pemuda masa kini, jika ingin menjadi artis tawuran? Kacau!
Jangan lupakan orang tua. Anak polah orang tua kena getahnya juga. Mana ada orang tua tidak ikut nanggung perkara tawuran yang telah dilakukan anaknya. Pasti orang tua diseret-seret juga. Identitas anak tidak bisa lepas dari siapa orang tuanya.
Orang tua tidak akan pernah banggain anaknya jadi pelaku tawuran. Pasti orang tua tutup muka, malu, punya anak suka tawuran. Waduh! Bertambah beban orang tua.
Orangtuapun Harus Koreksi
Anak adalah darah daging kedua orang tua nya. Nah, berarti orang tuapun harus koreksi. Segumpal darah anaknya selama ini dialiri apa saja?
Apakah sudah yang halal semuanya? Apakah sudah diajari dan dicek sholat lima waktunya? Apakah sudah diberi teladan dan diajari akhlaqul karimah? Apakah sudah diperhatikan belajarnya, pergaulannya dll nya?
Kasih sayang, perhatian, teladan orang tua bisa mempengaruhi perilaku anak. Jika ketiga hal itu dilakukan orang tua, anak akan lebih percaya/mengikuti kedua orangtuanya.
Sebaliknya jika orang tua kurang memberikan kasih sayang, perhatian dan teladan maka gurunya anak akan beralih kepada orang lain, bisa temannya atau lainnya.
Akhirnya, ikatan batin antara anak dan orangtua lemah. Bila sudah demikian, jadilah anak-anak yang lupa dengan orangtuanya. Mereka menjadi menonjolkan pemenuhan gharizah baqa'nya (naluri membela diri, mempertahan diri, eksistensi diri) tanpa memikirkan Tuhannya dan orang tuanya. Yang penting dirinya senang bersama kawan-kawannya. Rela membela teman, grop dan gengnya, dari pada membela kehormatan orang tuanya.
Tawuran Bukan Bentuk Setia Kawan Guys!
Ikatan pertemanan sering diartikan setia membela teman dan grop/gengnya. Satu teman disakiti, satu grop maju bareng. Walah! Itu sebenarnya bentuk kepengecutan!
Gentle itu bukan main kroyok. Gentle itu ada masalah dihadapi dengan akal sehat, diselesaikan sesuai petunjuk yang Maha Perkasa. Bukan sok perkasa dengan tawuran. Ingat itu!
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman
اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ اِخْوَةٌ فَاَ صْلِحُوْا بَيْنَ اَخَوَيْكُمْ وَا تَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ
"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat." (QS. Al-Hujurat 49: Ayat 10)
Perintah Allah subhaanahu wa ta'ala adalah mendamaikan. Bukan memperpanas situasi dan kondisi. Bukan pula adu kroyok seperti tawuran.
Bila berbekal akal sehat, bukan asal dukung dan membela teman. Tapi dicek dulu, teman itu dipihak yang benar atau salah. Kalau misal dipihak yang salah, tetap dibela itu bukan setia kawan bro! Itu menjerumuskan teman kamu dan teman segengmu untuk masuk jurang setan.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman
اِنَّمَا يَأْمُرُكُمْ بِا لسُّوْٓءِ وَا لْفَحْشَآءِ وَاَ نْ تَقُوْلُوْا عَلَى اللّٰهِ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ
"Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu agar berbuat jahat dan keji dan mengatakan apa yang tidak kamu ketahui tentang Allah." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 169)
Allah Subhanahu wa ta'ala juga berfirman:
... ۘ وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَا لتَّقْوٰى ۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِ ثْمِ وَا لْعُدْوَا نِ ۖ وَا تَّقُوا اللّٰهَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَا بِ
"... Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksa-Nya." (QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 2)
Jadi, teman yang setia itu setia mengatakan kamu salah jika melanggar perintah Allah subhaanahu wa ta'ala. Dan kamu benar jika mentaati Allah subhaanahu wa ta'ala. Jadi, bukan setia menjerumuskan ke dalam maksiat dan dosa. Itulah setia kawan sejati. Setia dalam takwa.
Khatimah
Tawuran adalah bukti kebenaran firman Allah subhaanahu wa ta'ala. Bahwa ketika manusia diturunkan di bumi akan ada yang membuat kerusakan, menumpahkan darah, bermusuhan dengan lainnya (QS. Al Baqarah ayat 30 dan 36).
Jika setiap firmanNya adalah benar, maka seharusnya menjadikan Al Qur'an sebagai pedoman hidup. Bukan malah menjauhinya dan meninggalkannya. Lari dari Al Qur'an menjadikan anda sekuler, menjadikan negara juga sekuler. Dan yang demikian ini tidaklah benar.
Tinggalkan geng tawuran bro!. Jadilah pribadi yang beriman dan bertakwa. Bertemanlah dengan yang shalih-shalihah dan berakhlak mulia. Dan tuntutlah ilmu agama sepanjang hayat.
Wallahua'lam bis shawwab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar