يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Tampilkan postingan dengan label berpikir. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label berpikir. Tampilkan semua postingan

Kamis, 24 April 2025

Berpikir

Bila manusia berhenti berpikir, maka itu tanda kematian. 

Bisa kematian total yaitu dicabutnya nyawa.

Bisa kematian fungsi akalnya saja, dengan raga yang hidup, sebagaimana yang dialami orang gila.


Berpikirlah selama masih hidup.

Berpikir itu perintah Rabb yang menganugerahi manusia akal.

Aktivitas akal adalah berpikir.

Selama akal tidak dicabut potensinya untuk berpikir, maka ya digunakan untuk berpikir.

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:

وَهُمْ يَصْطَرِخُوْنَ فِيْهَا  ۚ رَبَّنَاۤ اَخْرِجْنَا نَـعْمَلْ صَا لِحًـا غَيْرَ الَّذِيْ كُـنَّا نَـعْمَلُ ۗ اَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَّا يَتَذَكَّرُ فِيْهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَآءَكُمُ النَّذِيْرُ ۗ فَذُوْقُوْا فَمَا لِلظّٰلِمِيْنَ مِنْ نَّصِيْرٍ

"Dan mereka berteriak di dalam neraka itu, "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami (dari neraka), niscaya kami akan mengerjakan kebajikan, yang berlainan dengan yang telah kami kerjakan dahulu." (Dikatakan kepada mereka), "Bukankah Kami telah memanjangkan umurmu untuk dapat berpikir bagi orang yang mau berpikir, padahal telah datang kepadamu seorang pemberi peringatan? Maka rasakanlah (azab Kami), dan bagi orang-orang zalim tidak ada seorang penolong pun."" (QS. Fatir 35: Ayat 37)


Sebaik-baik berpikir adalah berpikir akan penciptaan alam semesta beserta isinya.

Kemudian memuji alkhaliq penciptanya.

Bahwa semua itu tidaklah diciptakan Allah subhânahu wa ta'ala dengan sia-sia.

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:

الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَا مًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضِ ۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَا طِلًا  ۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَا بَ النَّا رِ

"(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka."(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 191)


Setiap apa yang ada di alam semesta ini memiliki nilai.

Walau itu hanya binatang kecil seperti nyamuk. 

Nyamuk bagi orang yang mau berpikir bisa menghantarkan dirinya pada hidayah dan taufiqNya.

Adapun bagi orang yang tidak mau berpikir, malah bisa menghantarkannya pada kesesatan. 


Apa yang diambil nyamuk dari tubuh manusia, tidaklah manusia bisa mengambilnya kembali. 

Ia di kejar, ia terbang.

Kadang berkejaran dengan binatang kecil, demi hasrat ingin membunuhnya.

Diusir, nyamuk lainnya datang, tiba-tiba sudah mengigitnya.


Bila manusia mau berpikir.

Ia akan merasa malu.

Ia akan merasa lemah.

Ia akan merasa lebih kecil dari nyamuk.


Ia akan menemukan hakikat dirinya.

Nyatanya ia tidak bisa mencipta nyamuk.

Nyatanya ia bisa dibuat repot oleh nyamuk.

Nyatanya ia bisa dikalahkan nyamuk.

Nyatanya ia hanya makhluk yang terbatas.


Dari nyamuk, bagi yang mau berpikir akan menemukan ayat-ayat Tuhannya.

Ia akan menemukan kuasa Allah subhânahu wa ta'ala disetiap ciptaanNya.

Dan benarlah bahwa tidaklah ada satupun ciptaan Allah subhânahu wa ta'ala yang dicipta sia-sia.

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:

اِنَّ اللّٰهَ لَا يَسْتَحْيٖۤ اَنْ يَّضْرِبَ مَثَلًا مَّا بَعُوْضَةً فَمَا فَوْقَهَا ۗ فَاَ مَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا فَيَعْلَمُوْنَ اَنَّهُ الْحَـقُّ مِنْ رَّبِّهِمْ ۚ وَاَ مَّا الَّذِيْنَ كَفَرُوْا فَيَقُوْلُوْنَ مَا ذَاۤ اَرَا دَ اللّٰهُ بِهٰذَا مَثَلًا ۘ يُضِلُّ بِهٖ كَثِيْرًا وَّيَهْدِيْ بِهٖ كَثِيْرًا ۗ وَمَا يُضِلُّ بِهٖۤ اِلَّا الْفٰسِقِيْنَ 

"Sesungguhnya Allah tidak segan membuat perumpamaan seekor nyamuk atau yang lebih kecil dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, mereka tahu bahwa itu kebenaran dari Tuhan. Tetapi mereka yang kafir berkata, "Apa maksud Allah dengan perumpamaan ini?" Dengan (perumpamaan) itu banyak orang yang dibiarkan-Nya sesat, dan dengan itu banyak (pula) orang yang diberi-Nya petunjuk. Tetapi tidak ada yang Dia sesatkan dengan (perumpamaan) itu selain orang-orang fasik," (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 26)

Mensyukuri nikmat akal adalah dengan menggunakannya untuk berfikir. Berfikir yang benar, sehingga menghantarkan kepada kebenaran. Dan kebenaran itu dari Allah subhânahu wa ta'ala, maka membaca, mentadabburi Alquran sebagai kalamNya itu salah satu cara meraih kebenaran itu.

Wallâhua'lam bis shawâb

Dipun Waos Piantun Kathah