Bagaimana kabar umat Islam di Indonesia? Perbincangan banjir Jakarta bak mau pemilu. Adapun publik dunia masih ramai membicarakan Corona. Kita berlindung kepada Allah ta'ala dari virus tersebut.
Dikabarkan melalui media, kembali umat Islam di dzalimi. Kali ini menimpa umat Islam di India.
Pemerintahan Narendra Modi mengesahkan Undang-Undang Kewarganegaraan India, dimana pemerintahan India akan memberikan hak kewarganegaraan India kepada imigran non Muslim semisal dari Afghanistan, Pakistan, Bangladesh. Kebijakan ini tidak berlaku bagi imigran Muslim (cnnindonesia.com, 28/2/2020)
Muslim Indiapun memprotes kebijakan tersebut. Namun aksi mereka dilawan oleh umat Hindu yang pro dengan undang-undang tersebut. Bentrok tidak dapat dihindarkan. Umat Islam menjadi sasaran amuk masa Hindu sebagai penduduk mayoritas.
Korban tewas berjatuhan, korban luka demikian juga. Masih dari cnnindonesia.com dituliskan masjid, toko, rumah, sekolah, pom bensin jadi sasaran pembakaran. Astagfirullah.
Siapapun ia, selama ia manusia, pasti akan mengatakan undang-undang itu diskriminatif, intoleran dan tidak berkeadilan kepada umat Islam. Cukup dengan akal sehat dan hati nurani untuk menyebut keliru undang-undang kewarganegaraan yang baru disah kan parlemen India tersebut.
Protes Umat Islam
Kebijakan India ini harus ditentang. Umat Islam dimanapun harus menunjukkan ketidakridhoannya. Karena ini bentuk ketidakadilan, islamophobia yang tidak beralasan. Pemerintah India layak diajukan ke mahkamah internasional jika tidak mencabut undang-undang tersebut.
Diamnya negeri-negeri muslim atas apa yang menimpa umat Islam akan memperpanjang umat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam menjadi objek penindasan/pembantaian umat lainnya. Suriah, Palestina, Uighur, Rohingya, Kashmir adalah diantara wilayah dimana umat Islam menjadi sasaran kedzaliman.
Sebagaimana sabda Nabi yang memerintahkan kita untuk mengubah kemungkaran dengan tangan -kekuasaan-, lisan -bahasa lisan dan tulis-, atau hati -pengingkaran dan doa-, maka mari kita lakukan, sesuai porsi dan kapasitas kita masing-masing.
Umat Islam dikerubuti dimana-mana. Saat Rohingya menjerit siapa yang membela. Saat Palestina puluhan tahun dijajah Yahudi siapa yang bisa mengusirnya. Saat muslim Suriah dibantai rezimnya siapa yang bisa menjaga. Demikian pula Muslim Uighur dan lainnya. Tidak tahu komando siapa yang harus ditaati. Payung siapa yang bisa melindungi dari terik seringai musuh musuh Islam.
Hem, entah kapan umat Islam dunia memiliki satu orang pemimpin yang ditaati yang bakal mengayomi. Padahal umat nasrani sudah memiliki Paus di Vatikan yang menyatukan. Umat Yahudi juga bersatu di komando dari Israel.
Dari berbagai peristiwa yang menimpa umat Islam, semoga umat ini segera bersatu dan memiliki khalifah yang menerapkan hukum-hukum Allah azza wa jalla. Tentunya, dalam naungan yang telah disabdakan Nabi SAW yaitu khilafah 'ala minhajin nubuwwah. Aamiin. Wallahua'lan bus showab.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Tampilkan postingan dengan label internasional. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label internasional. Tampilkan semua postingan
Senin, 02 Maret 2020
Langganan:
Postingan (Atom)
Dipun Waos Piantun Kathah
-
Kamu, Pasti punya orang tua Ada bapak, ada ibu Senang pastinya kamu, memiliki kedua orang tua Tenang hidup bersama mereka Semua kebutuhan ...
-
Terhitung dari hari ini, Indonesia dipimpin oleh presiden dan wakil presiden baru. Pak Prabowo dan Pak Gibran. Baarakallaahu fiikum. Sebaga...
-
Presiden Jokowi menandatangani PP No 28 Tahun 2024 tentang kesehatan. Pada pasal 103 ayat 1 disebut upaya kesehatan sistem reproduksi anak s...