Tapi, dua kata ini memiliki efek yang beda loh dalam penerimaan orang yang mendengarnya.
Kata motivasi positif bisa mempersuasi positif. Orang yang mendengarnya atau membacanya akan terbangkitkan harapannya, percaya diri dan menyehatkan fisik.
Btw apa hubungannya kata-kata dengan sehat fisik?. Kata-kata yang positif itu akan mempengaruhi kejiwaan seseorang. Akal dan hatinya jadi sehat. Kalau akal dan hati ini sehat, akan membentuk jiwa yang sehat pula. Sehatnya jiwa mempengaruhi kerja saraf dan organ dalam tubuh.
Untuk pembahasan perihal sehat jiwa dan raga bisa pembaca buka di link berikut. https://menggoreskanide.blogspot.com/2022/01/sehat-jiwa-sehat-raga.html?m=1
Adapun kata-kata negatif, bisa menjadikan pendengarnya lemah, berpengaruh negatif bagi kejiwaan seseorang.
Semisal muncul sikap tidak percaya diri, kuatir, takut yang berlebihan, atau malu yang tidak pada tempatnya.
Jadi, bagi tipe orang yang mudah dipersuasi orang, maka kekuatan omongan orang lain memiliki efek yang luar biasa bagi dirinya.
Perkataan Itu Kembali Ke Pemilik Ucapan
Nasehat yang penulis ingat bahwa apa yang kita ucapkan, maka telinga kita yang terdekat mendengarnya. Artinya, kata-kata yang kita ucapkan, jika berupa nasehat, maka itu nasehat untuk kita. Kalau berupa cacian, maka juga cacian untuk diri kita, kalau marah juga marah ke diri kita.
Nasehat yang lain menyebut bahwa 1 jari menunjuk ke orang maka 4 jari lainnya mengarah pada diri sendiri.
Mari kita cek!
Bila kita memberi petuah, maka kita akan ingat dengan yang kita sampaikan. Ingatan kita mengajak kita untuk seperti yang dikata.
Saat kita mencaci orang pasti setelah itu kita mikir-mikir memang kita sudah baik kok mencaci orang. Jadi, kalau habis mencaci cermatilah suasana akal dan hati kita. Pasti tidak jenak. Itu tandanya energi negatif yang kita lontarkan lewat kata-kata itu dipertentangkan oleh jiwa kita dan mengarah ke kita sendiri. Bukannya tidak sedikit fakta, orang yang kemarin mencela/mengomentari dilain hari berperilaku seperti orang yang dicela/dikomentari?!.
Cek berikutnya saat kita marah pada orang. Energi negatifnya langsung bisa dirasa oleh fisik. Dari wajah jadi serem, darah naik hingga bisa stroke atau hipertensi, kejiwaan bergelora. Nah, makanya oleh Nabi SAW disarankan hingga disuruh mandi dan berwudhu bagi mereka yang sedang uring-uringan.
MasyaAllah, melihat power kata-kata yang luar biasa ini, makanya Allah SWT mengingatkan hambaNya untuk berkata yang baik atau diam (QS. Al Ahzab: 70), teliti bukan abai (QS. Al Hujurat: 6), berkata-kata yang mengandung nasehat kebenaran (QS. Fushilat: 33), tidak mengeluarkan kata cacian (QS. Al Hujurat: 11).
Semangat vs Selamat
Ya, kita lanjutkan bahasan semangat vs selamat.
Bila kita intip KBBI akan kita dapatkan definisi semangat dan selamat.
Semangat dalam KBBI didefinisikan dengan beberapa arti. Diantaranya nafsu (gairah, kemauan) untuk berjuang, bekerja, dan sebagainya.
Adapun selamat artinya terbebas dari bahaya, malapetaka, bencana, tidak kurang suatu apa, tidak mendapat gangguan, kerusakan dan sebagainya. Selamat juga diartikan tercapai maksud, tidak gagal.
Nah dua definisi yang beda. Beda pula tentunya kapan pelafatannya.
Saat orang rumahnya terendam banjir, jangan sampai kita beri 'selamat kena banjir ya'. Wah bisa putus persaudaraan kalau seperti itu.
Tapi kalau kita beri ucapan 'tetap semangat ya walau kena banjir', maka itu lebih melegakan.
Kata selamat memang sering kita gunakan sebagai ungkapan turut bahagia dengan kesuksesan, keberhasilan yang diraih saudara kita. Atau moment-moment menggembirakan lainnya.
Nah, pernahkah kita mencerna, kalau ternyata pemberian ucapan selamat itu dirasakan pengaruhnya pada diri seseorang ya saat ucapan itu disampaikan.
Setelah orangnya pergi ya sudah tidak ada lagi efeknya.
Nah, beda dengan kata semangat. Kata ini sering kita sampaikan pada orang yang lagi lemah, terundung masalah, dan kondisi kurang baik lainnya.
Padahal dari definisi etimologinya di atas, kata semangat ini adalah memotivasi seseorang untuk berjuang, bergairah.
Jadi, saat seseorang dihari bahagianya, semisal dikalender kelahirannya, dihari pernikahannya, dihari penerimaan jabatan barunya, dihari menggunakan kendaraan barunya atau rumah barunya maka ucapan semangat ya itulah adalah pemotivasi yang lebih kuat efek kedepannya. Terlebih bagi yang terkena musibah. Lebih tepat untuk dihaturkan.
Kata 'semangat' ini lebih pas diucapkan karena hari-hari berikutnya yang akan mereka jalani adalah hari-hari perjuangan, berkarya, bekerja bukan berleha-leha.
Jadi kata-kata 'semangat ya' itu memberikan gambaran ke depan harus tetap semangat bukan terlelap dengan keberhasilan, dengan kondisi baik yang telah diraih.
Coba kita cerna dua kalimat berikut!
Selamat ya atas jabatan barunya.
Semangat ya atas jabatan barunya.
Selamat menempuh kehidupan berumah tangga ya.
Semangat menempuh kehidupan berumah tangga ya.
Dari contoh di atas, pasti saat kita membaca ada efek penerimaan yang beda dan pengaruh ke jiwaan yang beda.
Bagaimana dengan Islam?
Adapun Islam, lebih dari itu mengajarkan. Bukan hanya ungkapan selamat dan semangat.
Saat saudara kita meraih kesuksesan, mendapatkan kenikmatan maka kita diajari Nabi kita untuk memberi ucapan baarakallaah -Semoga Allah SWT memberkahi-. Kata ini bukan semata ucapan selamat semata melainkan juga doa. Jadi, orang yang diberi ucapan ini, akan menjadi sadar bahwa keberhasilan yang diraih, nikmat yang didapat adalah dari Allah SWT dan harus disyukuri dengan tetap takwa kepadaNya ke depannya.
Contohnya:
Baarakallaah, semangat ya dengan pekerjaan barunya.
Baarakallaah, semangat ya dengan rumah barunya.
Baarakallaah, semangat ya dengan kendaraan barunya.
Baarakallaah, semangat ya dengan baju barunya.
Ucapan ini mengandung doa, ucapan selamat sekaligus semangat.
Khatimah
Kata kata memang punya daya
Tapi pemilik kata terbaik bukanlah kita
Melainkan Dia Allah subhanahu wa ta'ala
Maka mari membaca firmanNya di setiap harinya
Wallahua'lam bis showwab.