Paham materialisme telah melanda pemikiran umat saat ini. Hal ini bisa kita indera dari perubahan cara pandang seseorang akan, dirinya, orang lain dan kehidupan dunia ini. dalam konsep diri banyak yang menstandarkan kemulian pada perolehan harta dan materi. Dalam memandang orang lain, tidak sedikit yang menjadikan harta sebagai criteria pertama dalam mencari teman, bahkan pasangan hidup. Dan berikutnya memandang dunia sebagai kehidupan yang kekal dan segalanya.
Akibat dari cara pandang ini, mengantarkan manusia untuk menjadi budak dunia. Siang malam waktu dihabiskan untuk menumpuk harta, tanpa ingat akan kewajiban pada Rabbnya. Kelurusan aqidah dan ketaatan pada syariah tidak lagi menjadi prioritas. Kemulian akhlaq tidak lagi menjadi hal penting untuk diperhatikan. Yang ada dalam benak adalah materi dan materi. Padahal materi itu laksana air laut. Dimunum malah semakin haus. Bila sudah begtu jadilah manusia sebagai hamba dunia.
Banyak wanita yang menjadi subjek iklan dengan kelebihan fisik yang dimilikinya. Tanpa berfikir panjang akan dosa yang akan dipikul ketika aurat dipertontonkan, senyum diumbar, khalwat dibiasakan. Resiko bagi para muslimah saat ini adalah beban berat untuk bisa mentaati Allah swt. Subhanallah, sungguh butuh azam dan kesabaran yang luar biasa agar bisa hidup di era ini selalu dalam ketaatan kepada Allah SWT.
Sabar, mudah untuk diucapkan tapi memerlukan pengorbanan besar untuk sampai derajat orang-orang yang sabar. Allah SWT dalam firmanNya menyebutkan “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu', (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya” (TQS: al Baqarah: 45-46). Allah SWT sebagai dzat yang telah menciptakan manusia telah mengabarkan bahwa sabar adalah hal berat untuk dilakukan. Kecuali bagi orang-orang yang senantiasa menjaga keimanannya dengan terus menyuburkan kesadarannya sebagai hamba Allah swt. Imam Ibnu Qoyyim mengatakan “ Kedudukan sabar terhadap iman ibarat kedudukan kepala terhadap badan. Maka tidak ada iman bagi orang yang tidak punya kesabaran, sebagaimana jasad juga tidak berarti tanpa adanya kepala”
Selain Allah SWT yang memerintahkan kita untuk bersabar, Rasulullah SAW juga menyampaikan hal yang serupa “ Hendaklah engkau bersabar atas sesuatu yang tidak engkau sukai menimpamu, ia akan membawa banyak manfaat bagimu” (HR. Ahmad). Sabar memang hal yang harus ada dalam diri kita. Tidak hanya sabar dalam menghadapi musibah, tetapi juga sabar dalam beribadah kepada Allah SWT. Abu Malikhah al Husnayaini menyebutkan bahwa sabar dibagi menjadi tiga macam: sabar atas musibah, sabar atas ketaatan dan sabar atas kemaksiatan. Sabar atas kemaksiatan bukan berarti kita membiarkan kemaksiatan itu terjadi. Tapi bermakna sabar untuk tidak melakukan maksiat, meski hal itu sebenarnya sangat kita ingini. Misal ada muslimah yang ingin berpakaian ala tradisi barat, tapi karena Islam melarang wanita memakai pakaian seperti itu maka iapun meninggalkannya.
Allah SWT juga mengabarkan bahwa bersama sabar dan taqwa, musuh tak dapat mengalahkan kita, sekuat apapun mereka. Allah SWT juga mengabarkan bahwa dengan kesabaran dan ketakwaan tipu daya musuh secanggih apapun tidak akan mendatangkan mudharat. Allah SWT berfirman “jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu. Sesungguhnya Allah mengetahui segala apa yang mereka kerjakan” (TQS. Ali Imran: 120). Allah SWT juga menggantungkan kemenangan pada sabar dan taqwa. “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung” (TQS. Ali Imran: 200)
Firman Allah SWT diatas telah banyak terbukti. Salah satu contohnya adalah peristiwa Perang Badar. Pasukan kaum muslimin dalam peperangan itu berjumlah sekitar 300 pasukan, sedangkan pasukan kafir Quraisy sekitar 1000 pasukan. Subhanallah, berkat keikhlasan, ketakwaan dan kesabaran pasukan Islam akhirnya pasukan kafir Quraisy mampu dilumpuhkan oleh pasukan Rasulullah SAW. Selain factor kecanggihan strategi pasukn Islam juga.. Ketakwaan pasukan Islam, telah menjadikan Allah menurunkan tentaranya untuk memenangkan pasukan Islam. Dan masih banyak lagi pertolongan2 Allah SWT yang tidak disangka-sangka sebagai balasan dari ketakwaan dan kesabaran seseorang dalam meniti jalan ketakwaan.
Allah SWT berfirman “Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu” (TQS. Muhammad: 7). Cukuplah Allah SWT tempat bergantung dan memohon pertolongan. InsyaAllah kesabaran kita dalam menjalankan ketaatan kepada Allah swt akan peroleh ridho dan surgaNya, dan inilah kemenangan yang sesungguhnya.
Ikhwah.. paham kapitalisme dengan segala derifatnya pasti akan berakhir. Dunia terus berputar laksana roda. Kita harus yakin, bahwa kehancuran kapitalisme ini makin dekat, dan kembalinya Islam sebagai dien sekaligus syariah yang akan tegak dimuka bumi ini, adalah PASTI. So, keistiqamahan, ketaatan, perjuangan, kesabaraan, doa dari hamba-hamba Allah swt yang shalih shalihah, insyaAllah akan menghantarkan kepada turunya pertolongan Allah swt.. amin.. Allahua’lam bi ash showab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar