H |
ari ini, sepulang dari sekolah saya langsung menuju Kec. Tugu untuk halaqah. Selama proses halaqah banyak ilmu yang saya dapatkan. Hari ini pembahasaanya tentang Mengharap dan tidak putus asa dari rahmat Allah swt. Makna dari mengharap rahmat Allah swt itu adalah kita selalu huznudzon kepada Allah swt. Diantara nya kita harus yakin bahwa Allah akan memberikan rahmatNya kepada kita, pertolonganNya, ampunanNya dan kasih sayang Nya.
Dikisahkan ada seorang pemuda dimasa Rasul yang karena dia tidak sengaja melihat aurat seorang wanita sampai uzlah ke gunung, saking bingungnya dan takutnya kalau Allah swt tidak mengampuni dosanya itu.. Wah beda jauh ya dengan orang saat ini.. Klo orang saat ini tambah seneng melihat aurat wanita.. Na’udzubillah.. setelah beberapa bulan maka Rasulullah meminta kepada dua sahabat lainnya untuk mencari si pemuda ini dan memintanya untuk dihadapkan pada kanjeng Nabi. Hal ini dilakukan Rasulullah setelah mendapat kabar dari Malaikat Jibril akan peristiwa yang menimpa si pemuda tersebut.
Setelah dicari-cari akhirnya ketemulah si pemuda ini. singkat cerita, si pemuda ini di beri kabar oleh Rasulullah bahwa Allah swt telah mengampuni dosa-dosanya.. saking gembiranya, pemuda ini menemui ajalnya dalam keadaan husnul khotimah. Dia wafat setelah mendapatkan ampunan dari Allah swt.. Subhanallah.. sungguh Engkau maha Rahman Rahim.. AmpunanMu seluas langit dan bumi sebagaimana surgu Mu yang seluas itu pula.. (Baca QS. Ali Imron: 133)
Oya nama pemuda itu adalah tsa’labah bin Abdurrahman dan dua sahabat yang di utus oleh Nabi itu adalah Umar dan Salma.. Nah dari kisah ini, aku semakin yakin bahwa Tuhanku begthu menyayangi hambaNya. Dan selesai halaqah makin mantap untuk membangun komitmen huznudzon pada Allah swt..
Btw judul tulisan ini kan guru, tapi kok jadi ke Tsa’alabah ceritanya.!
Begini, setelah halaqah saya pulang memilih jalan yang berbeda dengan berangkatnya. Maksud hati mencari jalan yang lebih dekat. Eh ternyata terasa jauh juga.. Nah dalam perjalanan pulang inilah saya mendapatkan satu pelajaran dari apa yang aku lihat. Tepat diperempatan sumberingin di lampu merah menyala kejadiannya itu. Kalao lampu merah pasti semua kendaraan rehat untuk beberapa saat. Dan kebetulan di depanku dan samping kanan ku ada 3 sosok guru lengkap dengan baju dinasnya. Yakin itu adalah bapak dan ibu guru. Alangkah aku kagetnya ketika detik masih menunjukkan angka 17 ketiga sosok guru itu meneruskan jalannya.. Ya Allah bagaimana bisa beliau2 mengambil tindakan begthu.. padahal disekolah mereka pasti mengajari kepada murid-muridnya untuk mentaati rambu2 lalu lintas.. Kalau gurunya aja begthu wajar dong nasehat yang dilantunkan para guru hanya lewat di telingga anak.. Nah gurunya aja tidak memberi teladan?
Mungkin hal ini sepele. Tapi ingatlah wahai guru! Anda adalah sosok yang harusnya digugu dan ditiru.. Jadi, tidak cukup guru hanya mengajar..
Wallahua’lam..
huh ....... ane ambil nafas berat, y betul jga . klow ada murid salah aja grunya sewot
BalasHapuseee... malahan bnyak skrng nich gru2 'sakde'( sakkarepe dewe) ingat guru 9 digugu lan ditiru) apapun aktvitasnya pasti dimonitoring siswanya. maka waspadalah ... waspadalah ... waspadalah ..