Ramadhan 1433 H
tidak terasa sudah berlalu. Bagi muslim yang berpuasa karena panggilan iman, maka
waktu terasa begitu cepat. Sebaliknya bagi muslim yang berpuasa karena
panggilan KTP(Kartu Tanda Penduduk) maka hari-hari puasa berjalan lama bak satu
tahun bahkan bisa jadi lebih. Inilah manusia satu dengan lainnya berbeda.
Muslim yang satu tidak sama dengan muslim lainnya. Kualitas iman itulah yang
membedakan penerimaan nya terhadap perintah-perintah Allah swt.
Sejatinya, Ramadhan
diturunkan Allah swt bagi mereka yang beriman (mukmin). Allah swt berfirman
dalam QS Al Baqarah: 183 yang artinya “ Wahai orang-orang beriman,
diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum
kalian agar kalian bertakwa”. Jadi, jelas sekali bahwa Ramadhan (shahru
syiam/ bulan puasa) memang diperuntukkan bagi mereka yang beriman. Orang-orang
yang beriman atau Mukmin adalah mereka yang mengimani Allah swt dan lima rukun
iman lainnya. Keimanan itu tidak hanya mereka simpan dalam hati dan diucapkan
lisan saja. Tapi keimanan itu mereka pancarkan melalui ketaatan-ketaatan yang
riel dalam kehidupan sehari-hari. Sholat menjadi kebutuhan, puasa menjadi kebanggaan,
menutup aurat menjadi citra dirinya, mencintai dan mengamalkan syariat menjadi
kebanggaannya. Inilah karakter seorang mukmin, yang selalu menyambut seruan
Allah swt dengan riang gembira.
Adapun seorang
Muslim (orang yang beragama Islam) maka sejatinya belum tentu dia itu seorang
mukmin (orang yang beriman). Seorang muslim memang mengucapkan dua kalimat
syahadat sebagai bentuk pengakuannya bahwa Allah swt sebagai Rabbnya dan Nabi
Muhammad saw sebagai Rasulnya. Namun, dia berhenti pada syahadat itu, tanpa
tindak lanjut berupa mentaati Allah swt dengan panggilan imannya itu. Seorang
muslim bisa jadi sholat, tapi sholatnya hanya untuk menggugurkan kewajiban.
Gerakan dan bacaannya asal gerak dan bunyi. Bahkan kadang sholat itu
ditinggalkan. Dan yang lebih parah lagi tidak mau terikat dengan aturan Allah
swt. Makanya kemudian muncul istilah islam KTP. Mengaku Islam tapi tidak
sholat, tidak puasa, tidak menutup aurat, benci syariat dan lain-lainnya. Kesimpulannya,
seorang mukmin pastilah muslim, tapi seorang muslim belum tentu mukmin sejati.
Kondisi ini yakni
adanya Islam KTP sebenarnya sudah dalam
pengetahuan Allah swt. Sebagai Dzat yang Maha Adil dan Bijaksana, Allah swt
menurunkan bulan Ramadhan kepada hambanya. Bukan tanpa maksud dan tujuan Allah
swt menghadirkan Ramadhan. Bisa saya katakan bahwa salah satu maksud Allah swt
menurunkan Ramadhan adalah mengatasi para Muslim KTP itu. Dengan adanya
kewajiban berpuasa maka akan ketahuan siapa yang mau menjalankannya dan siapa
yang tidak. Mereka yang mengaku Muslim tentulah ada beban dosa bila tidak
menjalankannya. Entah sedikit atau besar rasa dosanya itu inshaAllah pastilah
ada. Rasa malu kepada lainnya adalah pertanda iman itu masih ada.
Sebagai pintu
untuk mendapatkan rahmat dan hidayahNya, di bulan Ramadhan Allah swt membuka
seluas-luasnya pintu surga sehingga mudah sekali bagi manusia untuk menjalankan
kebaikan. Berbagai amal kebajikanpun dilipatkan gandakan pahalanya. Televisi
yang biasanya semarak hiburan menjadi dihiasai dengan kajian Islam, dan acara-acara
kerohanian lainnya. Demikian pula syiar-syiar yang ada dikampung dan kota.
Tentunya media-media ini menjadi wahana pendidikan bagi umat Islam untuk
menambah dan mencharge pengetahuan agamanya, keimanannya, sehingga Takwa
sebagai gelar tertinggi bagi seorang Muslim dapat diraih. Sungguh, amat rugi
bila keluar Ramadhan Islam KTP tetap menjadi pilihan. Mari di hari-hari Syawal
ini dan bulan-bulan selanjutnya, kita isi dengan ibadah sebenar-benarnya ibadah
karena Allah swt dan komitmen untuk menjadi mukmin sejati. So, selamat jalan
Islam KTP. Wallahua’alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar