يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Senin, 27 Agustus 2012

ISLAM KTP


Ramadhan 1433 H tidak terasa sudah berlalu. Bagi muslim yang berpuasa karena panggilan iman, maka waktu terasa begitu cepat. Sebaliknya bagi muslim yang berpuasa karena panggilan KTP(Kartu Tanda Penduduk) maka hari-hari puasa berjalan lama bak satu tahun bahkan bisa jadi lebih. Inilah manusia satu dengan lainnya berbeda. Muslim yang satu tidak sama dengan muslim lainnya. Kualitas iman itulah yang membedakan penerimaan nya terhadap perintah-perintah Allah swt.
Sejatinya, Ramadhan diturunkan Allah swt bagi mereka yang beriman (mukmin). Allah swt berfirman dalam QS Al Baqarah: 183 yang artinya “ Wahai orang-orang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa”. Jadi, jelas sekali bahwa Ramadhan (shahru syiam/ bulan puasa) memang diperuntukkan bagi mereka yang beriman. Orang-orang yang beriman atau Mukmin adalah mereka yang mengimani Allah swt dan lima rukun iman lainnya. Keimanan itu tidak hanya mereka simpan dalam hati dan diucapkan lisan saja. Tapi keimanan itu mereka pancarkan melalui ketaatan-ketaatan yang riel dalam kehidupan sehari-hari. Sholat menjadi kebutuhan, puasa menjadi kebanggaan, menutup aurat menjadi citra dirinya, mencintai dan mengamalkan syariat menjadi kebanggaannya. Inilah karakter seorang mukmin, yang selalu menyambut seruan Allah swt dengan riang gembira.
Adapun seorang Muslim (orang yang beragama Islam) maka sejatinya belum tentu dia itu seorang mukmin (orang yang beriman). Seorang muslim memang mengucapkan dua kalimat syahadat sebagai bentuk pengakuannya bahwa Allah swt sebagai Rabbnya dan Nabi Muhammad saw sebagai Rasulnya. Namun, dia berhenti pada syahadat itu, tanpa tindak lanjut berupa mentaati Allah swt dengan panggilan imannya itu. Seorang muslim bisa jadi sholat, tapi sholatnya hanya untuk menggugurkan kewajiban. Gerakan dan bacaannya asal gerak dan bunyi. Bahkan kadang sholat itu ditinggalkan. Dan yang lebih parah lagi tidak mau terikat dengan aturan Allah swt. Makanya kemudian muncul istilah islam KTP. Mengaku Islam tapi tidak sholat, tidak puasa, tidak menutup aurat, benci syariat dan lain-lainnya. Kesimpulannya, seorang mukmin pastilah muslim, tapi seorang muslim belum tentu mukmin sejati.
Kondisi ini yakni  adanya Islam KTP sebenarnya sudah dalam pengetahuan Allah swt. Sebagai Dzat yang Maha Adil dan Bijaksana, Allah swt menurunkan bulan Ramadhan kepada hambanya. Bukan tanpa maksud dan tujuan Allah swt menghadirkan Ramadhan. Bisa saya katakan bahwa salah satu maksud Allah swt menurunkan Ramadhan adalah mengatasi para Muslim KTP itu. Dengan adanya kewajiban berpuasa maka akan ketahuan siapa yang mau menjalankannya dan siapa yang tidak. Mereka yang mengaku Muslim tentulah ada beban dosa bila tidak menjalankannya. Entah sedikit atau besar rasa dosanya itu inshaAllah pastilah ada. Rasa malu kepada lainnya adalah pertanda iman itu masih ada.
Sebagai pintu untuk mendapatkan rahmat dan hidayahNya, di bulan Ramadhan Allah swt membuka seluas-luasnya pintu surga sehingga mudah sekali bagi manusia untuk menjalankan kebaikan. Berbagai amal kebajikanpun dilipatkan gandakan pahalanya. Televisi yang biasanya semarak hiburan menjadi dihiasai dengan kajian Islam, dan acara-acara kerohanian lainnya. Demikian pula syiar-syiar yang ada dikampung dan kota. Tentunya media-media ini menjadi wahana pendidikan bagi umat Islam untuk menambah dan mencharge pengetahuan agamanya, keimanannya, sehingga Takwa sebagai gelar tertinggi bagi seorang Muslim dapat diraih. Sungguh, amat rugi bila keluar Ramadhan Islam KTP tetap menjadi pilihan. Mari di hari-hari Syawal ini dan bulan-bulan selanjutnya, kita isi dengan ibadah sebenar-benarnya ibadah karena Allah swt dan komitmen untuk menjadi mukmin sejati. So, selamat jalan Islam KTP.  Wallahua’alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dipun Waos Piantun Kathah