يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Kamis, 31 Januari 2013

SEMANGAT ITU MENULAR


Tulisan ini ada gara-gara sekarang lagi hujan deras.. dan hujan ini mengingatkan saya dengan kejadian senin beberapa minggu yang lalu. Waktu itu aku janjian sama musyrifahku untuk kontak tokoh. Saat berangkat sih, langit udah kelihatan mendung. Awan bergelayut menutupi sinar mentari. Tapi keberadaanya tidak membuat cuaca jadi gelap banget. So, bismillah berangkat juga menuju pasar sore tempat janjian ketemuannya. Kebetulan tokoh pertama yang akan kita kunjungi memang rumahnya dekat pasar sore itu. Meski namanya pasar sore, pagi siang sore malam tetap ramai itu pasar. Ga tahulah bagaimana sejarah itu pasar.
Ting tong ting tong..
Kami berharap yang keluar dari rumah yang dikelilingi pohon ini adalah sang tokoh, nah ternyata ibu berambut model pria yang keluar. Beliau bilang “ibu” belum pulang. Nah… raut muka kecewa nampak dari ku. Ga di musyrifahku. Ehm.. mau gimana lagi, Apapun yang terjadi kita berdua tetap lega, karena ternyata tokoh yang kita kunjungi belum pulang. Padahal udah janjian habis dhuhur. Nah ternyata, habis dhuhur itu bisa bermakna jam 3, 4, 5, dan seterusnya.. wkwk..
Nah akhirnya kami berduapun melanjutkan menuju tokoh kedua. Ditengah perjalanan, masyaAllah mendung tambah gelap. Saya udah ragu untuk melanjutkan perjalanan. Tapi musyrifahku tetap semangat untuk melanjutkan. Akupun ga enak bila bilang ga jadi aja. Akhirnya kami lanjutkan perjalanan dan benar. Hujan deras plus angin menguyur kami. Aku rasanya ingin berhenti aja dari perjalanan ini, tapi tidak dengan musyrifahku. Beliau malah pakai mantel dan bilang lanjut!!. Ya Allah,,,
Semangat musyrifahku itu menyalur juga ke aku. Masak aku yang muda kalah dengan beliau yang lebih tua? Pikirku dalam hati. Akhirnya aku pun lanjut.., dan sampailah kami dirumah tokoh yang ke dua. Subhnallah basah udah badan kami. Mantel tidak mampu melindungi tubuh kami dari guyuran hujan yang sangat deras. Dirumah bersebelahan dengan masjid itu kami hanya bisa bertemu dengan anak sang tokoh.  Ya Allah… Ya..mau bagaimana lagi. Begitulah tokoh, susah ditemui, tapi mudah diajak diskusi. Kwkw…
Dari peristiwa ini aku bisa mengambil hikmah, bahwa seorang pemimpin memiliku pengaruh besar dalam menularkan semangat kepada bawahannya. Keteladanan pemimpin dalam menjalankan apa yang sudah direncakan adalah contoh yang bisa diikuti oleh bawahannya. Pekerjaan apapun bila dilakukan dengan semangat terasa ringan. Meski hasil tidak sesuai dengan harapan tapi imbalan pahala cukup membuat seorang muslim puas. Betul tidak?
Semoga Musyrifahku dan seluruh umat yang berjuang untuk agama ini selalu dalam lindungan Allah swt. Dan dakwah inipun dimenangkan oleh Allah swt sehingga panji Islam berkibar diseluruh muka bumi. Allahu Akbar!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dipun Waos Piantun Kathah