يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Sabtu, 20 Agustus 2016

Suara Tangis Bayi

Beberapa hari ini, sering aku mendengar suara tangis bayi. Kadang tengah malam, kadang pagi pagi sekali, kadang sore ketika aku baru pulang kerja dan malam hari mau rehat. Tidak tega mendengar suara tangisan itu. Kadang ingin ku melihat secara langsung kenapa anak itu kok sampe menangis seperti itu. Terbayang juga wajah sang ibu yang harus terjaga ketika sang bayi menangis.

Hal yang paling membuat aku tersentuh adalah saat sang anak menangis dan ibunya berusaha menenangkanya, tapi tetap saja anak itu menangis, maka terus dan terus sang ibu membujuk sang anak hingga diamnya. Sang ibu tetap dengan penuh kesabaran menghibur sang buah hati. Ya Alloh..

Inilah salah satu fitrah yang Alloh berikan kepada wanita. Meyayangi sang buah hati dalam kondisi bagaimanapun.

Serewel apapun anak, seorang ibu akan tetap menjaganya agar tangis itu tidak berlama lama. Mungkin bisa dikata apapun yang diinginkan anak akan dituruti agar sang anak berhenti menangis. Subhanalloh, Betapa agungnya Alloh yang memberikan rasa cinta yang luar biasa kedalam hati seorang ibu kepada anaknya.

Seandainya kita tahu masa kecil kita sejak lahir hingga kita bisa hidup mandiri, pastinya hanya derai air mata yang mengalir. Pasti kita ingin mencium dan sujud pada ibu dan juga bapak. Pengorbanan orang tua tiada bandingannya. Sungguh sedikitpun orang tua tidak ingin melihat anaknya menderita, maupun tersakiti. Pengorbanan yang tiada pamrih adalah pengorbanan orang tua kepada anaknya.

Aku yang kini sudah besar dan tidak lagi punya ibu. Aku yang kini bisa merasakan betapa besar pengorbanan ynag telah ibu berikan. Dan kini hanya bisa mendoakan beliau. Dan selalu ku pinta kepada Alloh agar mengampuni segala dosa ibuku, dan memasukkan beliau ke dalam surgaNya dan mngumpulkannya bersama para bidadari surga.

ya Alloh ampunilah dosa dosa kami kepada kefua orang tua kami. Aamiin..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dipun Waos Piantun Kathah