Kemajuan teknologi saat ini sebenarnya sudah diprediksi dalam Al Qur'an. Al Quran telah menjelaskan banyak ayat terkait alam dan sains. Dan untuk membuktikan kebenaran ayat tersebut dan mengungkap rahasia alam dibutuhkan teknologi. Teknologi buatan manusia yang canggih masih tetap kalah dulu dan kalah modern dengan teknologinya Allah ta'ala. Manusia bertugas menggungkap teknologinya Allah ta'ala yang terdapat pada alam semesta.
Jadi, berbagai penemuan dan kemajuan teknologi yang diperoleh manusia saat ini sudah direncanakan dan diprediksi dengan baik oleh Allah azza wa jalla. Bagi Allah ta'ala tinggal melihat mana diantara hambaNya yang bisa membaca ayat/kuasaNya untuk kemudian beriman bagi yang belum beriman, Dan semakin takwa bagi yang sudah beriman. Beruntunglah mereka yang bisa menghasilkan teknologi dan menjadi hamba Allah ta'ala yang taat.
Sebagai contoh ayat yang menjelaskan tentang proses terjadinya hujan -Qs. An Nuur: 43-.. Teknologi luar angkasa surat Arrahman ayat 33. Terkait garis orbit bulan dan matahari dan planet lainnya -QS Arrahman : 5-7, dua laut yang tidak bisa saling menyeberangi -QS Arrahman: 19-. Proses penciptaan manusia dalam surat Al Mukminun: 12-14.
Teknologi pesawat terbang dengan peristiwa isra' dan mi'rajnya Nabi Muhammad SAW - As Al Isra 1-. Teknologi digital, big data tidak mampu melampaui lahul mahfudz yang menyimpan segala peristiwa sejak diciptakan hingga berakhirnya kehidupan alam semesta beserta isinya. Makhluk robotik buatan manusia dan ayat tentang ruh -nyawa- yang tidak dapat manusia tiupkan terhadap robot ciptaan manusia -Qs al Isra: 85-. Sebenarnya yang tersebut ini hanyalah sebagian dari contoh.
Adapun dari diri Nabi SAW salah satunya dapat diambil terkait kesehatan. Teknologi medis baru mengungkap kebenaran makan, minim dengan posisi duduk, kencing dengan jongkok, faidah puasa bagi tubuh, metode karantina menangani wabah, tidur miring ke kanan, Dan lainnya.
Hubunganya dengan Pendidikan?
Ada yang berpendapat kemajuan teknologi -era 4.0, era disrupsi, era digital, era internet- saat ini mengubah cara pandang manusia tentang kehidupan termasuk pendidikan. Sehingga pendidikan harus menyesuaikan dengan kemajuan teknologi yang ada. Dan ketermanfaatan output pendidikan dengan dunia kerja.
Mari kita cermati. Manusia yang Allah azza wa jalla ciptakan dari yang pertama hingga sekarang apakah ada komponen yang berbeda? Fisik, nyawa, akal, naluri, hajat jasmani. Ternyata sama tidak ada beda.
Apa yang dilakukan manusia dulu dan sekarang adakah yang beda? Sejatinya yang diperbuat manusia manapun tidak lepas untuk memenuhi hajat dan kebutuhannya dari primer hingga tersier. Memenuhi kebutuhan hidup -sandang, pangan, papan-, memenuhi naluri -beragama, berkelurga, berteman, bertetangga, mempertahankan diri, berlibur, dll-, memenuhi kebutuhan akal -bersekolah, menuntut ilmu-.
Lantas apa yang berbeda? Sarana, fasilitas, alat, teknologi yang digunakan manusia itulah yang berbeda. Perbedaan sarana prasarana ini sejalan dengan perkembangan pengetahuan yang diperoleh manusia. Dan proses perubahan ini menjadi ayat ayat Allah dalam kehidupan. Menjadi bukti kemukjizatan Al Quran dan kebenaran sabda Nabi SAW.
Kembali ke pokok bahasan tentang pendidikan. Tokoh pendidikan pasti sepakat, bahwa pendidikan bertujuan untuk mendidik manusia agar menjadi individu yang beriman, bertakwa, berakhlaq/berkarakter mulia, mampu mengisi hidupnya sehingga bermanfaat bagi manusia lainnya dan tidak menimbulkan mudhorot dialam semesta.
Sebagai bukti akan sepakatnya kita dengan tujuan pendidikan tersebut adalah, jika seseorang menjadi professor or dokter, teknokrat, pengusaha, politikus jika kemudian moralnya/akhlaqnya bejat, pasti evaluasi ke error-an diarahkan pada pendidikan. Akan dituding pendidikan telah gagal. Makanya Indonesia setelah melihat rusaknya moral generasi menggiatkan Pendidikan Karakter.
Berdasar uraian tersebut, jika pendidikan dikaitkan dengan teknologi, tepatkah bila dikatakan arah pandang pendidikan harus mengikuti perubahan teknologi dan bursa kerja?
Mengubah sifat dan tujuan pendidikan sesuai kemauan kapitalisme sangat berbahaya. Pertama pendidikan akan menjadi komoditas ekonomi, pendidikan bukan untuk mencetak ilmuwan tetapi tenaga terampil pengisi pabrik/perusahaan.
Kedua, mengubah orientasi pendidikan untuk menuntut ilmu menjadi untuk mencari kerja. Padahal pekerjaan bagian dari jalan riski yang manusia tidak tahu mana diantara sekian ilmu yang telah dipelajari menjadi jalan riski yang Allah ta'ala tetapkan untuknya. Makanya di dunia ini ada yang pekerjaannya linier dengan ilmu yang ditekuninya, ada juga yang tidak.
Ketiga, pandangan sekolah untuk kerja bisa menjadikan manusia jika melihat dunia kerja sulit memilih untuk tidak sekolah. Kata orang, "buat apa sekolah biaya mahal tidak menjamin dapat kerja". Nah bahayakan!
Keempat, mendorong negara mengurangi tanggungjawab penuhnya terhadap pendidikan. Semisal kebijakan badan hukum pendidikan, kampus merdeka yang salah satu pointnya kampus boleh membuka prodi baru dengan syarat memiliki link dengan perusahaan penerima lulusan. Kebijakan ini akan memaksa kampus untuk sibuk mencari pabrik/perusahaan, investor, dan ini berpengaruh bagi biaya pendidikan yang dibebankan kepada mahasiswa. Orientasi kampuspun akan berubah untuk mencari untung layaknya perusahaan.
Kelima, Bahaya yang lebih besar lagi adalah menjadikan sempit pemahaman orang akan ilmu yang wajib dipelajari. Bagi seorang Muslim belajar ilmu agama itu wajib a'in. Jika sekolah dikaitkan melulu dengan uang/pekerjaan, belajar ilmu agama minus dari itu. Akan malas orang belajar agama karena dianggap tidak berkorelasi dengan pendapatan. Bahaya sekali hal ini! Padahal Ilmu agama bekal mentaati Allah ta'ala , mengarungi dunia dan meraih kebahagiaan akhirat.
Keenam, memunculkan manusia-manusia dunia oriented. Padahal Allah ta'ala mengingatkan, " wahai orang orang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan perhatikanlah apa yang telah engkau siapkan untuk kehidupan akhirat, bertakwalah kepada Allah. Karena Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu lakukan" (QS. Al Hasyr: 18)
Bagaimana Menempatkan Teknologi?
Teknologi hasil buatan manusia. Teknologi produk dari pendidikan. Teknologi diajarkan kepada siswa supaya mereka bisa menghasilkan teknologi yang bermanfaat bagi manusia. Nah, teknologi selain diajarkan kepada murid adalah sebagai media/alat pendidikan. Teknologi sebagai alat pendidikan maka ketika pemanfaatan teknologi menjauhkan tercapainya tujuan pendidikan atau mengalihkan orientasi pendidikan, teknologi tersebut tidak dimanfaatkan.
Sebagai contoh distance learning atau pembelajaran jarak jauh. Pembelajaran dimana memanfaatkan teknologi daring dalam transfer keilmuan. Sehingga tidak terjadi face to face dengan pendidik. Pembelajaran jenis ini memang ada manfaatnya, tetapi pendidikan bukan semata materi oriented. Ada unsure lain yang menjadi tanggungjawab pendidik. Tanggungjawab membentuk iman dan takwa, akhlaq, psikomotorik.
Fungsi guru dan dosen digugu dan ditiru karena iman takwanya, akhlaqnya, keilmuanya akan sulit diindra murid/mahasiswa dengan tidak adanya interaksi langsung. Fungsi pendidik hanya fasilitator itupun kadang kurang serius. Dikit dikit murid/mahasiswa diminta searching internet, membuat makalah yang kadang selepas lulus murid/mahasiswa bertanya-tanya "dapat apa selama ini?". Mereka jawab, " bisa membuat makalah". He he.
Pemanfaatan teknologi dalam pendidikan, adalah alat untuk memudahkan proses pembelajaran. Supaya inovatif, kreatif dan bisa mengena pengalaman belajar yang diperoleh siswa.
Kolaborasi Internet Dan Buku
Dalam hemat penulis, pemanfaatan internet sebagai sumber belajar harus dikurangi. Yang harus digalakkan adalah back to book. Gerakan kembali kepada buku. Interaksi seseorang dengan internet yang berlama-lama selain bisa menganggu kesehatan mata, radiasi dari sinyal HP juga berbahaya, teralihnya fokus pelajar untuk membuka situs-situs lain lebih terbuka, kesempatan plagiasi lebih besar tinggal copy paste, dan lainnya.
Adapun buku, sumber jelas ada editor, penerbit, Ber ISBN yang menjadi dasar keotentikan isi buku, mampu menumbuhkan semangat belajar dan membaca dengan benar pada pelajar/mahasiswa, lebih fokus dalam membaca, dan untuk plagiasi lebih sulit karena harus mengetik ulang, dan lainnya.
Dengan demikian, gebrakan yang harus dilakukan dunia pendidikan salah satunya adalah program "Tiada Hari Tanpa Membaca Buku". Sekolah bisa membuat progran misal " Satu Jam di Perpustakan". Tekniknya bisa digilir setiap kelas. Jadi selain jam istirahat siswa punya jam ke perpustakaan diluar jam istirahat. Dan program ini bersifat wajib bagi siswa. Dengan cara ini perpustakaan tidak akan lagi sepi, koleksi buku perpus akan banyak dan variatif, bisa mendongkrak rengking Indonesia dalam minat membaca -literasi-, waktu siswa akan bermanfaat dan lainnya.
Adapun di dunia kampus, rujukan mahasiswa bisa diarahkan pada buku dan journal. Larangan plagiasi. Dan membuat program khusus kunjungan perpus sebagai salah satu matakuliah. Dengan beban 2 SKS untuk semua prodi. Mata kuliah ini ditujukan untuk literasi. Dengan waktu 1 semester tentunya akan ada banyak buku yang dilahap oleh mahasiswa Dan banyak pengetahuan yang didapat. Sebagai evaluasi dosen bisa mengambil jalan setiap mahasiswa diminta membuat web gratis semisal blog dan setiap materi buku yang dibaca di resume ditayangkan di blog mereka masing-masing. Penulisan resume diblog wajib diluar jam kuliah sehingga 2 jam sks khusus membaca di perpustakaan. Mata kuliah ini tidak berat bagi mahasiswa, tapi ilmu yang didapat luar biasa banyak.
Khatimah
Teknologi adalah subjek dan alat pendidikan. Sehingga tidak tepat jika subjek dan alat pendidikan mengubah arah pandang dan tujuan pendidikan. Demikian pula dengan dunia kerja. Tidak boleh mengubah arah pandang dan tujuan pendidikan. Pendidikan dan teknologi segaris dalam rangka menundukkan manusia untuk menjadi insan yang beriman dan bertakwa. Menemukan jati diri sebagai hamba Allah ta'ala. Dan menjadi manusia yang bermanfaat dan tidak memberikan mudhorot bagi alam semesta. Wallahua'lam. Kebenaran milik Allah azza wa jalla, adapun kekeliruan dari penulis semata. Bila ada salah penulis mohon ampun kepada Allah azza wa jalla dan mohon pembaca juga memaafkannya.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Dipun Waos Piantun Kathah
-
Kamu, Pasti punya orang tua Ada bapak, ada ibu Senang pastinya kamu, memiliki kedua orang tua Tenang hidup bersama mereka Semua kebutuhan ...
-
Terhitung dari hari ini, Indonesia dipimpin oleh presiden dan wakil presiden baru. Pak Prabowo dan Pak Gibran. Baarakallaahu fiikum. Sebaga...
-
Presiden Jokowi menandatangani PP No 28 Tahun 2024 tentang kesehatan. Pada pasal 103 ayat 1 disebut upaya kesehatan sistem reproduksi anak s...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar