يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Sabtu, 05 September 2020

TIGA SIFAT NAFSU

Nafsu, dari dzatnya hanya ada satu. Dari sisi sifatnya bisa terbagi menjadi 3. Yaitu nasfu mutmainnah, nafsu lawwamah dan nafsu ammarah bis su'.

Nafsu mutmainnah adalah nafsu yang tenang dan tentram dengan dzikrullah, tunduk kepada Allah dan berharap berjumpa denganNya. Ketika menemui ajalnya akan dikatakan kepadanya, dalam Qs al Fajr: 27-28.

يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ ارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً

Nah kapan, kondisi mutmainnah ini akan terlihat dalam diri seseorang?. Berikut diantara tandanya.

Bila berpindah keraguan kepada keyakinan, dari kebodohan kepada ilmu, dari ke alphaan kepada dzikir, dari khianat kepada taubat, dari riya' kepada ikhlas, dari kedustaan kepada kejujuran, dari kelemahan kepada semangat, dari kesesatan kepada ketawadhuan, dari ujub kepada ketundukan, ketika itulah nafsu telah tentram -mutmainnah-.

Adapun nafsu lawwamah adalah nafsu yang umumnya dimiliki oleh orang mukmin. Dimana kadang ia taat kadang ia membangkang. Kadang ia takut kepada Allah kadang ia lalai. Kadang ia ridho kadang ia murka. Nafsu lawwamah senada dengan sabda nabi bahwa iman seorang muslim kadang yazid -naik- kadang yankus -menurun-. Saat iman naik saat itulah ia sadar dan taat pada Rabbnya. Namun saat iman depresi, jauh pula dari ketaatan.

Untuk bisa berpindah kondisi dari nafsu lawwamah kepada mutmainnah maka harus dibangun idrak sillah billah -kesadaran hubungannya dengan Allah- disepanjang waktu. Eling maring gusti Allah SWT ditiap detiknya. Baik saat alone atau together. Dua kondisi ini memiliki potensi yang sama tuk menggiring manusia pada kondisi tidak taat. Pasalnya musuh manusia selalu ada dimana-mana -syetan-.

Nah terakhir nafsu ammarah bis su'. Nafsu yang satu ini selalu mengajak kepada keburukan. Menentang Allah SWT dan menumbuhkan kebencian dengan amal shalih. Nafsu ini bisa dikendalikan manusia dengan memohon perlindungan kepada Allah SWT dari godaan syetan dan memohon taufiq, inayah, hidayah, ketakwaan sehingga tertunjuki kepada jalan yang benar. Sehingga Allah SWT memberikan kemampuan meredam gejolak keburukan dari nafsu ammarah bis su' ini.

Rasulullah SAW mengantarkan kepada para sahabatnya tentang khutbah hajjah (dibaca disetiap akan berkutbah):
أن الحمد لله نحمته و نستعينه و نستغفره و نعوذ با
لله من شروري أنفسنا و من سيءات أعمالها

"Segala puji bagi Allah. kita memujiNya, memohon pertolongan kepadaNya, dan memohon ampunan kepadaNya, kita juga berlindung kepada Allah dari kejahatan nafsu kita dan keburukan amal-amal kita".

Nah, inilah ringkasan dari apa yang telah saya baca dari kitab Tazkiyatun Nafs. Dapatlah disimpulkan hakikat nafsu adalah satu. Adapun penampakan yang muncul dari manusia baik berupa perbuatan dan perkataan itulah yang kemudian bisa diidentifikasi sifat dari nafsu yang tersalurkan. Sebaimana iman, ia hanya satu. Namun perbuatan manusia yang kadang taat kadang ingkar yang menjadikan iman dikatakan naik dan iman dikatakan menurun.

Maka sebagai seorang hamba dengan upaya taqarrub ilallah akan mengerti hakikat sehingga bisa menundukkan segala kondisi. Yang akhirnya, semua orang beriman pasti menghendaki mutmainnah. Dan itu harus diperjuangkan. Wallahua'lam bis showwab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dipun Waos Piantun Kathah