يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Jumat, 11 September 2020

DINISTA, ISLAM KIAN MENDUNIA

Dikutip dari republika.co.id (27/9/2018) Departemen studi budaya universitas Oslo merilis bahwa jumlah muallaf di Norwegia terus mengalami peningkatan disetiap tahunnya. Diperkirakan 3.000 muallaf setiap tahun. Faktor pernikahan yang awalnya menjadi penyebab banyaknya wanita Norwegia menjadi muslim, kini telah berubah drastis. Kesadaran dari membaca dan meneliti literature Islam lah yang menjadi jalan hidayah bagi kebanyakan perempuan Norwegia saat ini.

Walaupun jumlah muallaf meningkat, Agama Islam di Norwegia masih menjadi agama minoritas. Dari seluruh populasi penduduk Norwegia sekitar 5% yang beragama Islam. Namun diprediksi dengan terus meningkatnya jumlah muallaf disetiap tahunnya diperkirakan populasi muslim bisa sampai 1 juta orang ditahun 2050. 

Perkembangan Islam yang cukup pesat dan cepat inilah yang menjadikan Organisasi SIAN -Stop Islamisirenger Av Norge/Stop Islamisation af Norway- marah. 
Sebagaimana dikabarkan viva.co.id (30/8/2020) bahwa telah terjadi aksi peludahan dan pembakaran mushaf Al Quran oleh salah satu anggota SIAN dalam aksi mereka yang menolak progress Islam yang cepat. Islamophobia yang dibuat-buat karena cahaya Islam kian bersinar. 

Aksi SIAN bukan kali itu saja. Sebelumnya mereka juga telah melakukan protes atas nama melawan islamisasi Norwegia. Stigma negatif terhadap agama ini mereka lancarkan. Aksi tersebut SIAN lakukan pada November 2019. Selain membakar Al Quran, mereka juga menghina Nabi Muhammad SAW serta menyebut Islam sebagai agama fasis dan kekerasan (international.sindonews.com, 19/11/2019). Aksi inipun ditentang oleh muslim Norwegia dengan mengadakan demontrasi sebagai bentuk pembelaaan terhadap Allah SWT, RasulNya, agama dan umat ini. Demikianlah seharusnya sikap umat Islam. Menunjukkan ketidakridhoannya ketika agamanya dihinakan.

Namun sistem kapitalisme yang diterapkan dinegara tersebut, menjamin kebebasan beragama bagi setiap warganya. Sehingga gelombang muallaf tidak bisa dibendung. Hal ini sekaligus menjadi bukti akan kebenaran firman Allah SWT,
يُرِيدُونَ لِيُطْفِئُوا نُورَ اللَّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَاللَّهُ مُتِمُّ نُورِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُون
"Mereka bermaksud memadamkan cahaya Allah dengan mulut mereka. Dan Allah menyempurnakan cahayaNya meskipun mereka orang-orang kafir tidak menyukainya" QS. Ash Shaff: 8.

Apabila dibuka file penodaan agama dan kekerasan kepada penganutnya, maka tidak hanya di Norwegia. Palestina, Uighur, Kasmir, Rohingya diwilayah tersebut umat Islam ditindas, hingga diusir dari tanah kelahirannya. Hingga kini muslim disana masih terjajah. 

Sikap Umat Islam

Sebagaimana muslim Norwegia yang melawan, maka kita juga harus menunjukkan ketidakridhoan atas penistaan agama ini. Berbagai sikap bisa dilakukan umat Islam. Baik dengan amal perbuatan ataupun penolakan dari hati. Sebagaimana sabda Nabi SAW, "Barangsiapa melihat kemungkaran, hendaklah diubah dengan tangannya. Apabila tidak mampu, hendaknya diubah dengan lisannya. Apabila tidak mampu, maka dengan hatinya, dan itu adalah selemah-lemahnya iman". 

Penistaan Islam oleh umat lain bagian dari maksiat. Maka mereka yang memiliki kekuasaan, berkewajiban untuk menggunakan tangannya -kekuasaanya- untuk menghentikan penghinaan terhadap Allah dan RasulNya ini. Dan bagi mereka yang tidak punya kekuasaan maka bisa menggunakan lisannya. Baik berupa nasehat verbal ataupun tulisan. Adapun dengan lisan tidak mampu, maka selemah-lemahnya sikap seorang muslim adalah mengingkari/tidak rela agamanya dihina. 
Dengan demikian, setiap muslim memiliki kewajiban yang sama untuk menolak kemaksiatan dan mencegah berulangnya perbuatan tersebut. 

Namun, dalam sistem sekuleris-kapitalistik yang bertolakbelakang dengan Islam, maka terbuka lebar peristiwa itu akan terulang. Hanya ada satu jalan menghentikan kemaksiatan dan penghinaan terhadap agama ini, yakni dengan mengangkat khalifah yang akan melindungi dienullah dan umatnya. Sistem khilafah akan bekerja melindungi umat beragama dan menghantarkan pada izzul Islam wal muslimin. Sebagaimana firman Allah SWT bahwa Islam diturunkan sebagai agama yang rahmatan lil'alamiin. Wallahua'lam bis showwab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dipun Waos Piantun Kathah