يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

Kamis, 28 Januari 2021

Kurikulum Mengikuti Dunia Industri, Tepatkah?

Diwaktu pandemi seperti saat ini, tidak salah bila pada bertanya nasib pendidikan. Bahkan mereka bertanya-tanya mau jadi apa setelah lulus sekolah. Kekhawatiran yang menjadi indikasi orientasi sekolah saat ini. Untuk jadi apa, mau kerja dimana?. 

Pendidikan memproses manusia -peserta didik-  Memproses manusia berarti membutuhkan beberapa variabel. Diantaranya; kurikulum, pendidik, sarana prasarana, pembiayaan, layanan dan lainnya. Semua variabel bekerja sistemik memproses peserta didik sesuai tujuan pendidikan. 

Tujuan pendidikan yang tercantum dalam Sisdiknas seiring waktu mengerucut pada satu tujuan, yakni mematchingkan output pendidikan dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Hal ini bisa disimpulkan dari program Kemendikbud yakni  mengawinkan pendidikan vokasi dengan DUDI.

Ditjen Vokasi Kemendikbud melakukan perombakan kurikulum SMK demi tercapainya program link and match. Ada 5 perubahan: pertama, mata pelajaran yang bersifat akademik dan  teori akan dikontekstualkan. Misal mapel matematika menjadi matematika terapan. Kedua, Prakerin minimal 1 semester dan bisa lebih. Ketiga, adanya mata pelajaran project base learning dan ide kreatif dan kewirausahaan. Keempat, SMK menyediakan mata pelajaran pilihan selama 3 semester. Kelima co curricular wajib di tiap semester berupa membangun desa dan pengabdian masyarakat (medcom.id, 8/1/2021)

Bahaya Kurikulum Menyesuaikan DUDI

Bahaya mendasar dari penyesuaian kurikulum dengan dunia industri adalah bergesernya orientasi dan tujuan pendidikan. Pendidikan diselenggarakan untuk mendidik akal dan perilaku manusia. Memberikan bekal ilmu dan pengalaman belajar guna mengarungi kehidupan. Yang dengannya manusia bisa selamat dunia akhirat. Merekut peserta didik untuk dijadikan ilmuwan, berkepribadian mulia, memiliki soft dan hard skill. 

Pendidikan menjadi kewajiban negara untuk menyelenggarakannya. Sebagaimana wajib nya negara menyediakan lapangan kerja bagi rakyat. Negara berupaya Keras menyiapkan lapangan kerja dengan menutup pengelolan SDA oleh asing dan swasta. Sehingga luas terbuka lapangan kerja untuk rakyat. Jadi tidak mengikuti kebutuhan Dudi hingga merombak kurikulum.

Jadi, merombak kurikulum demi mengawinkan pendidikan vokasi dengan DUDI akan mempertajam sekulerisasi pendidikan. Mata ajar agama porsinya semakin minimal dan kurang diperhatikan siswa. Mindset siswa, jadi berubah. Sekolah yang seharusnya untuk menuntut ilmu menjadi untuk kerja. Padahal sukses seseorang tidak cukup diukur dari bekerja atau tidak bekerja. Terlebih bekerja disistem kapitalis saat ini fokus untuk kepentingan pribadi. Sehingga banyak orang bekerja tapi tidak peduli dengan problem masyarakat, bangsa dan negara?. Orientasi sekolah untuk dunia semata, sehingga implementasi agama dikesampingkan. 

Orientasi Pendidikan dalam Islam

Pendidikan dalam Islam bertujuan untuk membentuk peserta didik yang beraqidah Islam, bersyakhsiyah Islam dan memiliki skill bekal mengarungi kehidupan. Sehingga pendidikan diorientasikan mencetak peserta didik yang bahagia dunia akhirat. Berilmu dan menguasai ketrampilan dibidangnya.

Negara dalam sistem Islam akan menyediakan lapangan kerja bagi setiap rakyat yang berkewajiban bekerja yakni kaum laki-laki. Dan negara tidak sibuk dengan korporasi swasta dan asing. Karena kekayaan alam tidak boleh dikuasai dan di kelola swasta dan asing. Jadi negara totalitas melayani dan mengayomi rakyat. 

Dengan mekanisme demikian, peserta didik menjadi tenang dalam belajar. Bisa fokus dalam menimba ilmu. Hingga ia lulus layak meraih gelar ilmuwan yang siap berkontribusi bagi agama dan negara. Mewujudkan peradaban gemilang yang diberkahi Allah 'azza wa jalla

 أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِن كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya" (QS. al A'raf: 96) Wallahua'lam bis showwab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Dipun Waos Piantun Kathah