Dengan segala potensi yang telah Allah 'azza wa jalla anugerahkan, sudah seharusnya manusia bisa menemukan jalan untuk mengimani yang ghaib. Mengimaninya dengan keimanan yang sempurna.
Pernahkah kita bertanya, "Dari mana aku berasal? Didunia ini untuk apa? Dan setelah kematian adakah kehidupan lagi?"
Bila pertanyaan itu pernah muncul dalam diri kita maka itu adalah pertanyaan fitrah. Pertanyaan yang muncul dari gharizah tadayun. Dan setiap manusia, fa InshaAllah, pasti pernah bertanya tentang hal itu. Entah ia pikirkan sendiri atau ditanyakan kepada orang lain. Meskipun seseorang itu terlahir dari rahim seorang ibu yang muslim, pasti semasa kanak-kanak pernah bertanya kepada ibunya tentang siapa itu Allah? Siapa yang menciptakan langit, matahari, bulan dan lainnya?
Dan seiring waktu ketika sudah dewasa dan sudah mengenyam pendidikan, seorang anak muslim bisa menangkap bahwa semuanya diciptakan Allah 'azza wa jalla. Nah adapun mereka yang terlahir dari rahim seorang ibu yang noni maka dididiklah si bayi tadi dengan agama kedua orang tuanya.
Nah sekarang, biar iman kita bukan semata iman karena keturunan, mari kita gunakan akal yang telah anugerahkan Allah 'azza wa jalla untuk memikirkan siapakah Al khaliq yang haq- itu?
Segala ciptaan yang nampak memiliki kelemahan. Setujukah kamu dengan pernyataan ini? Jika tidak setuju, tunjukkan 1 ciptaan Al khaliq yang tidak memiliki kelemahan!
Semua yang di Tuhan kan dan nampak itu lemah. Setujukan kamu dengan pernyataan ini? Jika tidak setuju berikan bukti yang mendukung jawabanmu.
Jika Tuhan itu bisa di buat bentuknya oleh manusia, semisal patung dll, maka itu sebenarnya khayalan manusia. Jika benar Tuhan, mengapa mau di buat bentuknya oleh makhluk yang diciptakannya sendiri? Bukankah Tuhan itu Maha segalanya?
Jika Tuhan itu berbilang, berketurunan, maka apa bedanya dengan makhluknya? Lantas apa tugas anak anak Tuhan? Lantas apa jabatan anak Tuhan? Dan dari mana manusia tahu Tuhan berketurunan? Kalau bukan hayalan manusia.
Jika Tuhan tidak ada, kenapa kita mengatakan angin itu ada? Bau itu ada? Padahal tidak nampak wujudnya?
Jika Tuhan tidak ada, siapa yang menyuruh matahari terbit dari timur dan tenggelam di sore hari?
Jika Tuhan itu tidak ada, kenapa ada kematian? Kenapa manusia bisa mati? Siapa yang mencabut nyawanya?
Bila kita tidak mengakui adanya Tuhan, bisakah kita menghidupkan orang mati? Bahkan tidak perlu serepot itu, bisakah kita membuat sehelai rambut? Atau menghentikan barang beberapa menit detak jantung kita sendiri?
Coba kita cerna, pertanyaan pertanyaan di atas. Dengan akal yang sehat, jernih, manusia akan menemukan bahwa ada dzat yang Maha Kuasa dibalik alam semesta beserta isinya ini.
Allah 'azza wa jalla mengajak manusia berfikir dalam Qs Yunus 4-5. Silahkan kamu tulis ayat dan terjemahnya.
................................................................................................
Saat mata tidak mampu melihat dzat Allah 'azza wa jalla di dunia, itulah bukti kuasanya Allah 'azza wa jalla menciptakan mata manusia yang terbatas. Allah 'azza wa jalla bila mau bisa membuat mata manusia bisa melihat dibalik tembok, bisa melihat dengan jarak ratusan kilo. Tapi Allah 'azza wa jalla berkehendak menjadikan mata manusia terbatas. Agar manusia bisa berfikir, bahwa ia hanyalah makhluk bukan Tuhan.
Nanti, saat di yaumul hisab, saat nanti di surga kita bisa melihat wajah Allah 'azza wa jalla.
Dengan demikian, manusia sengaja di ciptakan Allah 'azza wa jalla untuk menyembah dan beribadah kepadaNya. Dan bila hitungan hari sudah cukup jatah hidup di dunia , satu per satu manusia diambil oleh Allah 'azza wa jalla. Dan manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas seluruh aktivitasnya di dunia.
Mari kita renungkan ayat Allah 'azza wa jalla dalam Qs Al Insiqaq 1-25.
Silahkan kamu tulis ayat dan artinya:
................................................................................................
Untuk materi ke -8 sampai disini ya, dilanjutkan dengan tanya jawab, silahkan apabila ada pertanyaan dituliskan di kolom komentar.
Semoga materi hari ini bermanfaat dan menambah iman kita kepada Allah subhaanahu wa ta'ala. Aamiin aamiin yaa mujiibassaailiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar